1. Tidak Ingat Waktu [NDN]

376 96 136
                                    

"Liat, deh, tas ini bagus banget," ucap seorang gadis berambut sebahu sambil menunjuk salah satu tas berwarna merah. Kedua temannya, Nerissha dan Alena, langsung menoleh ke arahnya.

"Kalo lo mau ambil aja, nanti gue yang bayar," ucap Nerissha yang menawarkan tas tersebut padanya.

Gadis berambut sebahu tersebut awalnya tidak percaya dengan ucapan Nerissha. Dia segera mengambil tas itu untuk mencobanya.
"Serius gue boleh ambil ini?" tanya Layla-gadis berambut sebahu tersebut langsung berkaca melihat penampilan dirinya di hadapan cermin.

"Ya, serius, lo pikir Nerissha bohongan," tambah Alena sambil duduk di sebuah kursi karena kakinya terasa pegal setelah mengikuti kedua temannya berbelanja.

Layla-si gadis berambut sebahu, langsung memeluk Nerissha dengan erat. Dia sangat berterima kasih dengan kebaikan temannya itu.
"Riss, makasih banget, loh, gue gak percaya punya teman sebaik lo."

Nerissha segera melepaskan pelukan tersebut dia memegang kedua bahu Layla sambil tersenyum ke arahnya. "Ok, buat gue itu bukan apa-apa, gue senang liat lo bahagia kayak gini," balas Nerissha.

Layla terkejut mendengar ucapan Nerissha, dirinya sungguh beruntung memiliki teman baik dan royal seperti Nerissha. Baginya, tas seharga 30 juta itu sudah mahal, bahkan dia harus berpikir beberapa kali dulu sebelum memutuskan untuk membelinya. Namun, berbeda dengan Nerissha yang langsung membeli tanpa harus berpikir.

Layla hanya bisa terdiam sambil terus tersenyum ke arah Nerissha, dia tahu Nerissha berasal dari keluarga terpandang sebagai anak tunggal dari keluarga Warandara yang merupakan pemilik SMA Bangsa. Statusnya yang kaya raya, Nerissha menjadi gadis populer di sekolah dia memiliki kepemilikan yang membuatnya istimewa.

"Berapa, sih, harganya? Sampai lo suka banget sama tas ini."

Layla segera menunjukkan harga tas tersebut kehadapan Nerissha, Nerissha terlihat mengangguk-anggukkan kepalanya beberapa kali dengan ekspresi tenang ketika melihat harga tas tersebut.

"Lo gak kaget? Ini mahal, loh," ujar Layla heran melihat Nerissha tampak tenang.

"Sini, tasnya, biar gue bayar."

Layla terkejut ketika Nerissha meminta tas tersebut untuk dibayar walaupun ada keraguan sedikit pada hatinya, dia memutuskan untuk segera memberikan tas tersebut pada Nerissha.
Setelah itu, Layla berjalan mendekati Alena yang masih duduk menunggu, ketika Nerissha telah melenggang pergi dari hadapannya.

"Eh, Alena, demi apa dia beliin gue tas mahal."

"Mahal bagi lo, bagi Nerissha itu gak ada apa-apanya," ujar Alena dengan sedikit tak acuh, dia tampak memijit betis kakinya yang terasa pegal akibat berjalan-jalan terus.

"Emang, iya?" tanya Layla tidak percaya jika harga tasnya masih tergolong murahan.

Alena segera menjawab dengan nada tak acuh. "Pake nanya dengar, ya, Nerissha itu anti banget sama barang-barang murah kayak gitu, dia baru mau pakai yang harganya 50 juta ke atas."

Layla sedikit tercengang mendengar penjelasan Alena. "Hah, serius? Jadi ... tas yang dia pakai sekarang harganya ...."

"80 juta," bisik Alena.

Layla menggelengkan kepala tak percaya dengan apa yang dia dengar. "Lo gak bohong, kan, Alena?"

"Kalo lo gak percaya, tanya aja sendiri. Lagian gue udah sering main sama dia, koleksi tasnya banyak harganya juga gak main-main. Mungkin satu tasnya bisa bikin lo beli mobil."

"Buset, jadi dia beneran kaya banget sampai bisa ngoleksi tas mahal itu?" tanya Layla heran.

"Gue gak tahu, intinya dia kaya. Buktinya aja sekolah kita milik keluarganya. Bisa lo bayangin sendirilah."

Naresh Dan Nerissha [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang