Nerissha segera bergabung untuk ikut mengobrol dengan Naresh, Jeanne, dan Ciana.
"Gue boleh ikut gabung?" tanya Nerissha dengan senyum ramahnya.Jeanne dan Ciana memalingkan pandangan mereka ke arah Nerissha, dan Naresh juga menoleh ke arahnya. Jeanne langsung memeluk Nerissha karena jarang bertemu walaupun di sekolah.
"Nerissha, lo ke mana aja? Kok, gue jarang ketemu sama lo," tanya Jeanne dengan rasa kangen.
"Lo yang terlalu sibuk sama tugas OSIS," balas Nerissha sambil tersenyum.
"Ya, mau gimana lagi udah nasib."
"Sabar, jalanin aja," ujar Nerissha yang menepuk pelan pundak Jeanne.
Setelah itu, Nerissha memandang ke arah Naresh.
"Naresh, maafin gue, ya, gara-gara gue lo putus dari Cia," ucap Nerissha dengan rasa bersalah.Jeanne terkejut mendengar ucapan Nerissha dan segera menyela obrolan tersebut.
"Bagus dong kalo lo udah putus dari ular berbisa itu. Susah diatur lagi berasa, nih, sekolah punya dia.""Iya, bener banget. Gue juga udah capek ngatur dia," tambah Ciana.
Nerissha merasa bingung dengan kedua temannya yang malah bersukur karena Naresh telah putus dari Cia. Namun, Naresh kemudian menenangkan Nerissha dengan senyuman.
"Gak usah bingung, lo sendiri juga udah tahu dia kayak gimana. Jadi jangan merasa bersalah," ucap Naresh.
Nerissha tersipu malu melihat senyuman Naresh yang menggemaskan, apa lagi dia memiliki kedua lesung pipi yang mampu memikat hati.
"Naresh, lo ada waktu gak hari ini?" tanya Nerissha."Gue harus kerja, sih, soalnya kemarin gue gak masuk kerja," balas Naresh yang membuat Nerissha menghela napas pelan.
"Lo bisa gak, hari ini temenin gue? Nanti biar gue yang ngomong sama bibi kalo lo gak bisa masuk kerja karena nemenin gue."
"Ya, udah gue temenin."
"Cie, mau ke mana, tuh?" tanya Jeanne yang mencoba mengelabui mereka.
"Baru putus, loh, masih anget-angetnya," tambah Ciana sambil tertawa. Namun, Naresh dan Nerissha hanya memandang mereka dengan tatapan tajam sebelum akhirnya Jeanne dan Ciana pergi dari hadapan mereka.
"Naresh, kita ke kelas bareng, yuk," ajak Nerissha yang langsung dibalas anggukan oleh Nerissha.
Setelah itu, mereka berdua berjalan beriringan menuju kelas karena bel masuk akan segera berbunyi.Tidak terasa setelah seharian berada di sekolah akhirnya bel yang di nanti-nanti telah berbunyi, Nerissha segera bersiap-siap mengemas semua buku-buku pelajarannya ke tas. Setelah itu, dia berjalan ke luar kelas menuju parkiran.
"Nae!" teriak seseorang yang memanggilnya dari arah belakang.
Nerissha seketika memalingkan pandangannya ke arah suara tersebut.
"Naresh," gumamnya."Nae, kita mau ke mana?" tanya Naresh yang baru saja menyamakan langkah kakinya dengan Nerissha.
"Lo ikut aja, nanti juga tahu, kok," jawab Nerissha tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut.
Naresh kemudian terdiam dan mengikuti Nerissha ke arah parkiran sekolah.
Setelah berada di parkiran Nerissha segera menyalakan mesin mobilnya, tetapi setelah itu dia bertanya pada Naresh yang kini duduk di bangku sebelahnya."Resh, lo bisa bawa mobil, kan?"
"Bisa, kenapa? Mau gantian."
"Boleh," balas Nerissha dengan perasaan senang. Setelah itu, mereka berdua segera berganti posisi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Naresh Dan Nerissha [Terbit]
Novela JuvenilAwalnya, Nerissha hanya ingin menuruti permintaan kedua orang tuanya untuk pindah sekolah. Namun, tidak ada yang tahu bahwa kepindahannya tersebut justru membawa banyak masalah baginya. Ia harus berurusan kembali dengan mantan kekasihnya yang begitu...