36. Sulit Diterima [NDN]

25 17 0
                                    

Saat Naresh membuka pintu, dia terkejut melihat Nerissha yang berdiri di depan pintu rumahnya. Dia merasa bingung dan tidak mengerti mengapa Nerissha datang ke rumahnya di tengah malam seperti itu.
"Nerissha?" ucapnya dengan rasa heran.

Nerissha memandang Naresh dengan tatapan lembut. "Naresh, boleh gue masuk?" ujarnya dengan suara lembut.

"Oh, ya, boleh," jawab Naresh sambil mempersilahkan Nerissha masuk ke rumahnya.

Setelah masuk ke rumah, Nerissha langsung mengutarakan maksud kedatangannya. "Naresh, boleh gue tinggal di rumah lo untuk sementara waktu?" tanya Nerissha dengan penuh harap.

Naresh merasa sedikit terkejut mendengar permintaan tersebut dari Nerissha. "Tumben lo minta begitu?" ucapnya dengan nada bercanda, mencoba untuk meredakan ketegangan di antara mereka.

"Gue gak lagi bercanda, gue beneran butuh tempat tinggal untuk beberapa hari."

"Boleh, sih, tapi gue cuma punya satu kamar. Gimana dong?"

"Gapapa, kita bisa tidur berdua."

Naresh terkejut mendengar ucapan Nerissha. "Tidur berdua di kasur yang sama? Gak mungkin," pikirnya dalam hati. "Lo tidur di kamar, gue tidur di ruangan ini aja," balas Naresh yang mengalah.

"Kenapa, lo gak mau tidur sama gue?" tanya Nerissha dengan raut wajah datar.

Naresh langsung membalasnya dengan gelengan kepala. "Mau, tapi ... gak sekarang."

"Terserah," balas Nerissha cuek.

Naresh seketika terdiam mendengar balasan Nerissha, lantas dia memutuskan untuk tidur diruangan yang sama. "Ya, udah, kalo kayak gitu kita tidur bersama. Tapi gue tidur di bawah, ya."

"Terserah."

Naresh sedikit bingung dengan balasan Nerissha yang terus berucap seperti itu membuat dia kebingungan. Setelah itu, keduanya memutuskan untuk tidur beristirahat supaya tidak kesiangan di pagi mendatang.
Namun, Naresh terbangun di tengah malam karena mendengar suara Nerissha yang mual-mual. Dia langsung menghampiri Nerissha yang berlari ke kamar mandi.

"Nae, lo sakit?" tanya Naresh penasaran.

"Enggak," balas Nerissha singkat.

Setelah itu, Nerissha kembali ke dalam kamar tanpa menghiraukan Naresh yang penasaran.
Melihat Nerissha kembali ke kamar, Naresh juga ikut menyusul walaupun dia khawatir dengan kesehatan Nerissha saat itu.

Baru saja Naresh masuk kamar, Nerissha malah keluar dan berlari ke kamar mandi. Naresh begitu bingung dan penasaran, dia hanya berdiri menatap Nerissha yang kini tengah mual-mual.
Setelah itu, Nerissha kembali lagi ke kamar mengabaikan Naresh yang menatapnya dengan penuh pertanyaan.

"Nae, kalo sakit jangan dibiarin. Gue beliin obat mual, ya."

"Gue gak sakit, gue sehat," ucap Nerissha.

"Kalo lo sehat, gak mungkin terus-terusan mual kayak gini. Lo harus minum obat, jangan dibiarin kayak gitu. Apalagi besok kita ada ujian."

"Gue sehat, gue gak kenapa-napa!" ucap Nerissha dengan nada tinggi, tidak terima Naresh terus menyuruhnya untuk minum obat.

Naresh kembali terdiam mendengar ucapan Nerissha yang tiba-tiba meninggikan suara padanya.
Setelah itu, Nerissha tiba-tiba menangis, membuat Naresh tampak kebingungan. "Nae, kenapa lo nangis?"

"Gue udah rusak, Naresh. Lo gak usah peduli sama gue, hidup gue udah hancur," ucap Nerissha dengan tangis yang tak terbendung.

"Nae, maksud lo apa?" tanya Naresh mencoba untuk menepis pikiran negatifnya.

Naresh Dan Nerissha [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang