18

274 25 7
                                    

Tak terasa tiga hari Doyoung mengalami masa kritisnya dan jiwa nya bersama kedua orang tua nya. Bahkan Haruto mogok makan itupun membuat Jihoon khawatir.

" to makan! Lo butuh energi. " kekuh Jihoon dengan memaksa. Sudah dua hari Haruto tidak makan, hanya meminum air putih saja. Entah Haruto rasanya tidak berselera untuk makan. Rasanya hambar.

" engga Hoon.. gue ga berselera. " jawabnya dengan bibir pucatnya. Hyunsuk juga berusaha untuk tidak emosi dengan sikap keras kepala milik Haruto.

" MAKAN ANJING, LO MAU PAS DOYOUNG BANGUN DAN LO SAKIT SIALAN? " Teriak Hyunsuk begitu kesal dan jengkel ke arah Haruto

Perasaan Haruto kacau balau, ia terkekeh miris. " Hyun.. hampa banget tanpa Doyoung. " ucapan itu cukup membuat orang disana menatapnya dengan begitu tajam.

" ya gue tau hampa, tapi dengan Lo menyiksa diri Lo sendiri kaya gini, apa kata Doyoung yang di alam sadarnya sana? Dia bakal sedih to. Jangan egois, sekarang makan yang udah gue siapin di atas meja. " dingin Hyunsuk langsung meninggalkan kan ruangan tersebut dengan di susul oleh Jihoon.

" inget to, sebelum gue balik sini makanan nya harus habis? Atau engga Lo habis di tangan gue. " lirikan tajam milik Jihoon begitu menakutkan.

Haruto berjalan ke arah meja dan membuka sebuah bekal yang di persiapkan oleh Hyunsuk. Dua hari Hyunsuk membawakan bekal untuknya tetapi tidak ia makan.

Haruto berfikir ia sangat kejam ke Hyunsuk karena masakan nya harus kebuang sia-sia hanya karena keegoisannya. Ia pun mulai menyiapkan nasi goreng yang disana dengan air mata yang menetes.

" dobb maafin aku, kak Hyun maafin aku. Semua aku minta maaf. " air mata milik Haruto semakin deras.



























































































" heran deh sama jalan fikiran nya Haruto, keras kepala banget. " gerutu Hyunsuk ketika sampai di taman rumah sakit. Jihoon yang pasalnya mengikuti Hyunsuk pun terkekeh pelan mendengar gerutuan dari Hyunsuk.

" Maklum ya, Cinta nya lagi kritis mana munggkin dia bisa tenang. " jawab Jihoon sambil duduk di samping Hyunsuk. Hyunsuk hanya menoleh sekilas ke Jihoon.

" kehidupan Doyoung pasti Sulit banget ya? Hebat banget dia sampe sekarang masih bertahan.. coba kalo aku di posisinya udah ga kuat dan bunuh diri. " curhat Hyunsuk ke Jihoon dengan nada pelan. Jihoon mengangguk kan kepalanya menyetujui perkataan Hyunsuk.

" benar, hidup nya lika-liku saja masih bisa senyum, salut sama adik kecilku.. " jawab Jihoon sambil tersenyum tipis. Hyunsuk yang juga memandang Jihoon yang tersenyum tipis pun sedikit menarik perhatian nya.

" tampan ya kalo senyum? " Gumam dalam hati nya ribut ketika menatap wajah Jihoon. Setelah itu hanya ada keheningan dan Jihoon mulai menoleh balik ke Hyunsuk yang menatapnya.

Hyunsuk yang ketahuan menatap Jihoon pun langsung mengalihkan pandangan nya. " kenapa? Wajah saya tampan bukan? " tanya Jihoon sambil menaikkan alis nya sebelah.

Hyunsuk memutar bola matanya malas. " iya tampan tapi ngeselin. " jawab Hyunsuk mulai pergi dari sana Akibat malu. Sementara Jihoon terkekeh pelan melihat tingkah laku Hyunsuk yang salah tingkah.

" apakah aku boleh menaruh hati kepadamu Hyunsuk? " gumam nya sambil menyusul kemana Hyunsuk pergi.






































































Ketika sudah sampai di ruangan Doyoung Hyunsuk kaget melihat Doyoung sudah sadar dengan di temani oleh Haruto yang setia di samping nya

" Doyoung? " Kaget Hyunsuk langsung menuju brankar Doyoung yang dimana Doyoung membuka matanya dan berbicara dengan Haruto.

" Eh Hyunsuk? "

" ANNA. "

Suara itu membuat ketiganya terkejut, Jihoon langsung berlari dan memeluk erat tubuh adiknya. " jangan tinggalin kakak ya? " ucap Jihoon sambil mengelus pelan rambut adiknya.

" Kaka tau? Tadi aku ketemu sama mama dan papa di atas sana. Aku juga sempet bermain bersama, seneng banget. " ujarnya begitu antusias. Sementara Hyunsuk, Haruto dan Jihoon kaget mendengar nya.

" papa dan mama? " tanya Jihoon seketika nafasnya berhenti.

" iya, andai waktunya aku kesana pasti aku seneng banget. Ohya dimana kak Junkyu? "  Tanya Doyoung yang tidak melihat kehadiran kakak nya yang satunya.

" Junkyu baru saja melakukan operasi untuk matanya, kebetulan ada yang mau mendonorkan matanya. " Hyunsuk menjawab dengan begitu lembut, lalu di sambut antusias oleh Doyoung.

" benar kah? Nanti kak Junkyu bisa melihat lagi? " tanya nya dengan begitu senang. Hyunsuk hanya mengangguk kan kepalanya itupun membuat Doyoung bernafas lega.

" Doy.. mumpung disini ada kak Jihoon aku mau minta izin untuk menikahimu apakah di terima? " tanya Haruto ingin gercep dengan kekasih nya ini.

" Buset to ngegas amat, annaaja baru sadar. " ucap Jihoon kaget, sementara Haruto cengengesan.

" takut keduluan kak. " jawaban Haruto di anggukan oleh Jihoon, benar apa adanya saingan Haruto termasuk banyak. Meski Doyoung juga sudah termasuk mencintai Haruto tetapi siapa tau ada orang lain yang merusak hubungan kecil sebagai kekasih itu.

Doyoung hanya diam. " aku—"

" gapapa kalo belom ada jawaban nya, aku tunggu? " Haruto berujar dengan begitu lembut dan memeluk tubuh Doyoung begitu erat.

" aku mencintaimu Doyoung. " bisik Haruto dengan begitu halus. Doyoung yang mendengar nya tersipu malu. Apa lagi ada Hyunsuk dan kakaknya disini.

Doyoung dengan segera mendorong tubuh Haruto untuk tidak dekat-dekat dengan nya lagi. Sementara Hyunsuk dan Jihoon terkekeh pelan melihat interaksi kedua pasangan ini.

Pintu kembali di buka diamna itu adalah Jeongwoo yang membawa satu gadis disana dengan menundukkan kepalanya.

Jihoon mengerutkan kening nya melihat Jeongwoo. Bahkan ia membawa seseorang gadis. " Kak ji aku mau bicara. " ujar nya begitu pelan.

" perjodohan antara aku dan Anna di batalkan kan? " Jihoon langsung mengangguk kan kepalanya.

" disini aku juga membatalkan perjodohan nya dan akan menikahi dia. " mata Jihoon dan Doyoung membulat seketika mendengar nya

" yoshi yang akan kamu nikahi? " tanya Jihoon sekali lagi. Dan Jeongwoo mengangguk kan kepala nya dengan serius.

" maaf ji, aku menghamilinya. " sontak kata terakhir membuat Jihoon terkejut dan menghampiri Jeongwoo.

Terlihat mata Jihoon memerah. " Park Jeongwoo aku tidak mengajari itu? Bagaimana bisa!? " sentak Jihoon kecewa dengan tingkah laku sahabatnya.

Jeongwoo memejamkan matanya erat. " aku tidak sengaja kak.. maaf jika aku nyakitin hati Kaka. " jawaban Jeongwoo Jihoon langsung memeluk Jeongwoo begitu erat.

" jaga Yoshi dengan baik. Kalo ada apa-apa panggil aja aku? Untuk masalah orang tua mu biar aku juga ikut bicara nantinya. Siapkan wajahmu nanti akan di pukuli. " jawaban Jihoon mulai di angguki oleh Jeongwoo.

" sehat-sehat ya Anna.. " Jeongwoo menatap Doyoung sedikit lama, lalu Doyoung tersenyum.

" kamu juga jeo.. kita masih jadi temen kan? " tanya nya sambil menatap Jeongwoo. Jeongwoo mengangguk kan kepalanya.





TBC

Skskks menuju end, udah ketebak sih happy ending. Tapi bisa aja ada plot twist lagi..

Love Furthermore[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang