_Namanya Nelasya_

30 13 0
                                    

Happy reading ✨

Diaz berjalan menuju toilet laki-laki, yang berada di ujung lorong belakang sekolah. Cowok itu berjalan dengan santai, seraya memasukkan kedua tangannya di saku celana. Saat ini jam pembelajaran terakhir hampir selesai, sehingga para siswa sibuk di kelas membuat lorong ini sepi.

Diaz sampai di toilet laki-laki, setelah menyelesaikan aktivitasnya cowok itu berjalan keluar. Berniat kembali ke kelas, untuk pulang. Namun saat melewati gudang yang tak jauh dari toilet itu, dirinya mendengar suara beberapa orang tengah tertawa.

Entah kenapa Diaz merasa sangat penasaran, cowok itu berjalan mendekati gudang tua yang tak terpakai itu lagi. Disana Diaz dapat melihat apa yang terjadi, di depan gudang itu seorang cewek tengah di siram tepung dan telur serta sebuah topi ulang tahun yang melekat di kepalanya.

Diaz terkejut, saat mengetahui yang di bully adalah cewek yang terlibat insiden itu dengannya. Dengan cepat dia berjalan di sana saat melihat sang pembully itu, akan menyiramkan seember coklat pada cewek itu.

Byuurrr....

Diaz menyiram Adela layaknya sebuah tanaman, sementara Adela hanya terdiam terkejut bahkan tiga teman nya begitu juga perempuan itu. Diaz tiba-tiba saja datang lantas mengambil paksa coklat itu, kemudian langsung menyiram perempuan itu.

"Gitu rasa nya ketika dia di siram telur," ucap Diaz pada Adela yang menatapnya tak percaya.

Adela, salah satu perempuan yang selalu menganggu nya. Selalu mengatakan suka dan bahkan mendekatinya layaknya jalang yang haus kasih sayang, membayangkannya saja Diaz sudah jijik sekali.

"Selain mulut Lo yang sampah, ternyata kelakuan Lo ikut nyampah ya." Lanjut Diaz seraya menatap jijik Adela yang sudah di penuhi coklat itu. Bahkan teman-temannya hanya terdiam tak berani bersuara.

"Diaz kok kamu nyiram aku?" Tanya nya dengan kesal namun suaranya masih di lembut-lembutkan. Membuat Diaz semakin merasa jijik dengan perempuan itu.

"Karena Lo pantas," balas Diaz datar kemudian beralih membantu perempuan yang di penuhi tepung dan telur itu. Bau anyir langsung menguar saat Diaz mendekati nya.

"Diaz kamu harusnya nolongin aku bukan dia," teriak Adela dengan kesal dan berniat mendekati Diaz. Namun dengan cepat Diaz berbalik menatap Adela tajam.

"Jauh-jauh dari gua, lu kotor!" Ujarnya membuat Adela terdiam namun tak urung kakinya masih mendekat.

"Tapi kamu yang bikin aku kek gini, harus nya dia yang kamu bikin kek gini biar dia tau diri udah beasiswa sok pintar juga lagi di kelas." Ucapnya pada perempuan yang masih menunduk dan penuh tepung itu.

"Lo yang harus nya diam, kalau dia dapat beasiswa berarti dia emang pintar. Lo nya aja yang bodoh ck, mending lo pergi deh. Sekali lagi gua ngeliat lu gangguin siswa lain, lu yang bakalan gua habisin. Gua tau Lo anak kepala sekolah, tapi jangan lupa juga gua siapa, lu pasti tau kan?" ujarnya seraya tersenyum sinis membuat Adela menghentakkan kakinya kesal, cewek itu akhirnya pergi bersama para antek-anteknya. Sial, dirinya begitu sulit menaklukkan Diaz. Cowok itu begitu sempurna, kaya raya dan tampan perpaduan yang perfect. Namun Adela belum bisa menaklukkan cowok itu.

Diaz menoleh saat perempuan yang penuh tepung itu berdiri. Diaz menyodorkan sebuah sapu tangan, saat melihat cewek itu kesusahan mengusap wajah nya yang ikutan terkena tepung.

Cinta KesalahanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang