Happy reading ✨
Beberapa hari telah berlalu, dan sekarang tibalah dimana hari pernikahan Nela dan Diaz. Cewek itu sekarang tengah di make up oleh para mua, dengan air mata yang masih mengalir dan bahkan membuat mbak mua itu kesal, karena badaknya terusan luntur.
"Mbak, tolong berhenti nangis dong. Ini luntur loh bedaknya." Kesal mbak mua itu membuat Nela hanya mengusap air matanya, lalu berkata maaf.
Hingga akhir mbak mua itu kembali melanjutkan aktivitasnya, beberapa saat kemudian akhirnya pekerjaan nya selesai. Nela sudah di make up dengan sedemikian rupa.
Membuat wajah Nela begitu cantik, juga gaun pernikahan yang begitu indah terpasang di tubuh nya. Seharusnya ini menjadi momen yang Nela sukai, namun sayang ini menjadi momen yang begitu menyedihkan di hidupnya. Bagaimana tidak, Maya sampai sekarang masih mendiaminya bahkan hanya berbicara beberapa kata. Membuat Nela semakin merasa bersalah.
"Udah mbak jangan nangis lagi, itu make up nya udah perfect mbak. Lagian ini hari pernikahan mbak, apa yang mbak tangisi harus nya mbak bahagia?" Ujar mua itu tak habis pikir dengan kelakuan Nela, baginya baru kali ini dirinya mendapat klien yang menangis di hari pernikahannya bukan tangis haru. Tapi tangis kesedihan, yang hanya di balas senyuman oleh Nela.
"Mbak gimana udah selesai Nela nya?" Ucap Maya tiba-tiba datang mendekati mbak itu.
"Iya udah Bu, tapi Bu mbaknya nangis mulu. Bedaknya jadi luntur terus," ucap mua itu seraya menatap Maya dengan sedikit kesal.
"Yaudah makasih ya mbak, nanti saya bilangin biar gak nangis Mulu." Balas Maya membuat mbak mua itu mengangguk lantas keluar dari sana.
"Sip enggak siap Ela, kamu harus siap hari ini." Ucap Maya kepada Nela yang sedari tadi menatap nya sedih, wanita paruh baya itu mendekat dan memeluk putrinya. Bagaimana pun putrinya ini, dirinya masih tetap sayang padanya.
"Jangan nangis lagi, nanti mua nya marah." Ucap Maya saat melihat Nela yang lagi-lagi ingin menangis.
"Sekarang tugas Ela udah beda, layani suami Ela meskipun Ela enggak suka. Karena bagaimana pun sekarang dia suami Ela, mulutnya juga dijaga jangan sembarangan ngomongnya. Nurut sama suami Ela, karena sekara ia adalah junjungan Ela. Meskipun semuanya berawal dari kesalahan kalian, Ela harus tau takdir tidak ada yang tau. Jangan-jangan dengan bersama Azka kamu dapat kebahagiaan. Paham?" Jelas Maya seraya memeluk putrinya itu, Nela hanya membalas nya dengan anggukan kepala.
"Bunda masih kecewa ya sama aku? Maafin aku ya nda, maaf Karena pada akhirnya aku malah nyakitin bunda begini." Ucap Nela membuat Maya menutup mulut putrinya itu.
"Udah jangan ngomong lagi, sekarang waktu nya kamu turun kebawah." Kilah Maya seraya melepaskan pelukannya. Dan sedikit membenarkan penampilan Nela. Tidak kecewa pada putrinya? Bohong Maya bohong, jelas masih sakit namun bagaimana pun dirinya harus membuat anaknya itu tenang. Ibu mana yang tidak kecewa saat harapannya hancur? Tapi kembali ke pemikiran awal, ini takdir. Mungkin dibalik ini ada kebahagiaan lain yang tengah menanti untuknya dan Nela.
-------
Nela turun ke bawah dengan di gandeng mamanya, perempuan dengan gaun putih itu tampak begitu cantik dengan perpaduan make up tipis serta bando berbentuk bunga itu, rambut yang di biarkan tergerai membuat dirinya tampak begitu memukau. Gaun putih yang tampak begitu elegan itu menyatu dengan make up dan tubuh perempuan itu. Tampak begitu sempurna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Kesalahan
Teen FictionCerita saya yang kedelapan Harap follow akun saya dahulu sebelum membacanya.... Bagaimana rasanya jatuh cinta yang berawal dari kesalahan? Ah kata orang jatuh cinta itu adalah hal yang paling indah di dunia ini. Kata orang kesalahan adalah awal dari...