_kasar_

27 10 7
                                    

Happy reading ✨

Brak....

Tubuh Nela menghantam kuat dinding gudang berdebu itu, dengan menahan sakit Nela menatap Diazka yang menatap dirinya marah. Namun Nela tak takut, cewek dengan rambut diikat itu malah menatap tajam balik Diazka.

"Maksud Lo apa berangkat sekolah bareng cowok lain ? Mau ketahuan Lo hah?!" Ucapnya dengan pelan namun mengandung banyak kemarahan. Dengan tatapan mata tajam, menatap Nela seakan ingin membunuh cewek itu.

"Itu urusan aku mau berangkat sekolah  sama siapa pun. Dan untuk soal hubungan kita, aku bukan manusia mulut ember yang ngomong sama sini. Kamu enggak usah khawatir, bukan cuma kamu yang rugi kalau ketahuan aku juga!" Balas Nela ikutan marah dengan kelakuan Diazka yang tiba-tiba saja kasar padanya. Cowok itu tadi tiba-tiba saja datang, dan menariknya dengan kasar menuju gudang tak terpakai.

"Gua enggak percaya sama lo. Awas kalau sampai pernikahan sialan ini ketahuan, lo yang nanggung akibatnya jalang sialan. Gua enggak bakalan biarin Lo hidup tenang, tiap menit dan detiknya lu harus menderita!" Ancam Diazka sambil menatap tajam Nela.

"Kamu pikir aku juga mau itu hah?! Aku juga enggak mau!" Teriak Nela dengan amarah. Cewek dengan rambut  diikat sepunggung itu menatap tajam Diazka, sementara Diazka kembali menatap datar Nela yang dipenuhi amarah itu. Cowok itu bahkan dengan sengaja tersenyum mengejek Nela, seakan Nela hanya manusia rendahan yang tak pantas untuk hidup.

"Emang iya? Gua pikir jalang kek Lo punya keuntungan kalau semua orang tau." Hina Diazka seraya tersenyum sinis, cowok itu lantas menarik ikat rambut Nela hingga rambut panjang sepunggung itu tergerai indah.

"Dari ikat rambut Lo aja udah kelihatan jalang, ikat rambut gitu biar leher Lo kelihatan trus goda banyak orang ya?" Lanjutnya lagi dengan senyuman yang amat rendahan di mata Nela. Nela mengepalkan tangannya menahan emosi atas ucapan Diazka yang begitu kasar padanya.

"Miris banget Lo, gak cukup satu cowok mau nya banyak. CK, murahan amat mbak, harganya berapa emang? Pasti dibawah seratus ya?" Lanjut Diazka lagi seraya menatap remeh Nela.

Plak ....

Wajah Diazka tertoreh kekanan dengan kuat, rasa sakit dan perih langsung terasa di pipi cowok itu. Diazka begitu amat terkejut, cewek itu berani menamparnya? Wow keberanian yang luar biasa. Diazka terdiam beberapa saat, hingga akhirnya menoleh kearah Nela yang tengah menangis? Didepannya dengan dada naik turun menahan amarah.

"Kamu enggak pantas menjadi manusia! Kamu enggak punya hati, dasar manusia sampah!" Ucap Nela dengan air mata yang mengalir di sudut matanya, teramat sakit hati dengan perkataan cowok itu. Berniat pergi dari hadapan Diazka, namun baru beberapa langkah tangannya di tahan oleh Diazka.

Cowok itu menatap datar Nela, sangat datar seakan tak punya emosi. Dengan tenang dan penuh ancaman cowok itu berbicara

"Lo berani, sayang keberanian Lo bikin Lo hancur Nelasya. Gua bakalan bersikap gimana saat orang-orang bilang gua gimana, dan bersiaplah neraka Lo bakalan datang!" Ujar cowok itu dengan penuh penekanan lantas berbalik dan pergi di hadapan Nela. Namun saat di ambang pintu, cowok itu berhenti.

"Ah gua lupa satu lagi, jangan coba minta bantuan siapa pun itu. Gua enggak segan bikin dia luka, mau itu teman, sahabat atau bahkan pacar Lo sekalipun." Lanjutnya lantas pergi dari sana, membuat Nela langsung terduduk. Menangis, menangisi apa yang dia ucapkan Diazka padanya. Betapa rendahnya dirinya di mata cowok itu.

--------

Nela membuka pintu apartemen Diazka dengan lunglai, cewek dengan mata sembab itu masuk dan menutup kembali pintu dengan pelan. Berniat istirahat untuk menenangkan pikirannya, namun suara Diazka yang tengah duduk di ruang tamu seraya memainkan game itu berhasil membuat Nela berhenti.

"Baru pulang Lo? Habis ngejalang kemana? CK, kalau mau ngejalang-ngejalang aja gua enggak larang. Tapi lu juga harus siapin makanan buat gua, gua udah ngasih lu duit bulanan masa gua enggak dapat apa-apa? Minimal kenyangin perut gua Lo!" Ujar cowok itu dengan kesal tanpa melihat Nela, cowok itu hanya fokus pada game yang ia mainkan.

Nela menatap Diazka tak percaya, seperti nya ia memang salah mengenal cowok itu. Apalagi hidup bersama cowok itu, bagaimana mungkin ada manusia tak tau malu seperti Diazka hidup di bumi ini? Cowok dengan mulut kasar dan bahkan hobi merendahkan manusia lain.

"CK, siapin makanan gua njing. Malah bengong Lo," ucapannya seraya mematikan ponselnya dan menatap datar Nela yang hanya terdiam menatapnya.

"Gak bisa beli di luar dulu? aku lagi capek." Balas Nela dengan pelan, sedikit malas dengan cowok itu.

"Beli diluar? Lah trus guna nya elo apa? Cuma gua biayain tapi lu gak ngurus gua? Wah enak banget hidup Lo. Heh, gua ngasih lu uang bulanan buat lu siapin makanan gua, meskipun gua benci elo tetap aja Lo harus lakuin tugas Lo sebagai istri. Oh ya bukanya Lo bilang lu lagi ngejalani amanah dari bunda Lo? Mana amanah itu? CK, kasian banget jadi udah hamil di luar nikah bikin bunda Lo kecewa eh, amanah nya enggak Lo jalani juga. CK, miris." Ujar cowok itu panjang lebar membuat kuping Nela panas rasanya. Dan bahkan dadanya serasa ingin meledak, karena amarah atas ucapan Diazka yang tak berkemanusiaan.

"Oke bakalan aku siapin. Puas kamu dasar manusia sampah, yang di puja cewek-cewek ternyata bermulut sampah!" Ujar Nela lantas pergi menuju dapur, memasak untuk manusia laknat itu. Meskipun dirinya diliputi amarah, namun bagaimana pun dirinya juga harus sadar diri disini.

"Kalau gua sampah, lu murahan dan bahkan gratisan. Dasar jalang CK," lanjut Diazka lantas kembali duduk dan melanjutkan gamenya kembali.

-----

Nela menatap jam dinding yang sedari tadi berdetak, sekarang sudah menunjukan pukul 06.20 dan Diazka belum juga turun dari kamar. Membuat cewek itu berdecak karena menunggu manusia kurang ajar itu. Nela menatap meja makan yang sudah sedia sarapan sekarang, dua piring nasi goreng dan satu sudah tandas Nela makan.

Dan sekarang dirinya menunggu Diazka untuk berpamitan, meskipun sakit hati dengan ucapan Diazka namun cewek itu harus tetap menjalankan peran istri. Seperti yang disuruh oleh bundanya waktu itu, jika bukan karena bundanya dirinya ogah berpamitan dengan cowok kurang ajar itu.

Hingga beberapa saat akhirnya sosok yang nela tunggu keluar juga, dengan cepat cewek itu berdiri dan menggendong tasnya lantas berjalan menuju Diazka yang sedikit kebingungan. Dengan cepat Nela menengadahkan tangan, namun Diazka malah bingung.

Namun sekarang Nela yang bingung atas kelakuan Diazka, cowok itu sekarang malah merogoh kantongnya dan memberikannya beberapa lembaran uang merah.

"Udah Sono Lo, pergi." Ucap nya seraya menggerakan tangannya, mengusir cewek itu keluar. "heran banget gua, padahal ngejalang harusnya punya duit sendiri bukan minta gua lagi." Lanjutnya dengan sinis membuat Nela menatap datar cowok itu.

"Aku mau salim," ucap Nela yang membuat Diazka malah terdiam, malu sendiri namun dengan cepat cowok itu mengulurkan tangannya pada Nela. Yang langsung di sambut oleh Nela dan menempelkannya pada dahinya, lantas memberikan uang yang Diazka berikan tadi pada cowok itu.

"Aku bukan jalang yang haus uang, aku anak baik-baik!" Ucap Nela lantas pergi dari hadapan Diazka.

#cinta kesalahan

Hi. See you again with me, haha Mon maap yang jarang update wkwk

Lagi sibuk soalnya, haha. Cielah sok sibuk padahal kerjaan cuma buka tiktok wkwk

Tapi enggk apa lah

Btw jangan lupa votmen ya dan share, oh ya saya baru aja selesai edit thailer mereka berdua ini, Monggo atuh di liat  Ig saya wkwk

Oke  deh kalau gitu saya pamit undur diri, byee  jangan lupa yang untuk follow my Ig @satria_archa  dan my WP satria_archa

Salam author Archas ✨

Cinta KesalahanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang