_kedatangan keluarga Diaz_

25 11 0
                                    

Happy reading ✨


Tok... Tok... Tok...

Maya yang tengah duduk disofa pun akhirnya beranjak menuju pintu rumahnya, saat suara ketokan pintu itu terdengar. Wanita paruh baya itu akhirnya membukakan pintu rumahnya, seketika dirinya langsung di sambut dengan sepasang suami istri, dan seorang anak laki-laki yang masih mengenakan seragam SMA. Membuat Maya bingung melihat kedatangan mereka, pasalnya Maya sama sekali tidak mengenal keluarga ini.

"Maaf benar ini rumah Nelasya?" Tanya pria paruh baya yang tak dikenal itu. Membuat Maya semakin bingung, Karena keluarga itu mengenal putrinya.

"Iya benar, maaf ini ada apa ya?" Tanya Maya dengan raut bingung. Membuat sepasang suami  istri itu saling memandang sebentar, lantas kembali menatap Maya.

"Saya ingin bertemu dengan Nelasya ibu. Sebelumnya maaf, saya orang tua temannya putri ibu. Perkenalkan saya Bagas dan ini istri saya, Vani dan anak saya Azka teman sekolah anak ibu," jelas Bagas membuat Maya semakin bingung dengan kedatangan mereka sekeluarga itu. Maksud mereka datang kerumahnya untuk apa? Apa putrinya melakukan kesalahan?

"Oh iya, silahkan masuk." Ucap Maya dengan bingung namun, tak urung dirinya menyuruh keluarga itu masuk. Semua nya akhirnya masuk dan duduk di sofa yang tersedia.

"Maaf sedikit berantakan, saya baru pulang kerja soalnya. Dan Nela baru pulang sekolah," ucap Maya dengan malu, seraya mengambil gelas bekas minumnya tadi di meja dan menaruhnya terlebih dahulu kedapur.

Setelah selesai dengan urusannya, Maya kembali kedepan untuk menyambut kedatangan keluarga yang katanya teman Nela itu.

"Oh ya ini bapak ibu mau minum apa?" Tanya Maya seraya tersenyum. Membuat keluarga itu ikutan tersenyum kecuali, Azka yang hanya menunduk menatap lantai rumah Nela.

"Oh enggak usah kita cuma sebentar kok." Balas Vani seraya tersenyum.

"Oh enggak papa kok, sebentar saya panggil putri sana dulu." Ucap Maya seraya tersenyum. "Nela, Ela!" Teriak Maya membuat Nela yang tengah berada di kamarnya itu lantas keluar.

Nela melangkahkan kakinya menuju sang mama, namun setelah sampai begitu terkejutnya dirinya saat tak sengaja matanya bertatapan langsung dengan Diaz yang tengah menatap nya juga.

"Nela tolong bikinin teh ya," ucap Maya membuat Nela tersadar, perempuan itu dengan kaku dan gugup lantas mengangguk dan langsung kedapur. Saat di dapur perasaan Nela tak karuan, diri bingung, cemas dan takut melihat kehadiran keluarga Diaz dirumahnya.

"Tuhan, apa lagi ini?" Gumam Nela dengan cemas dan takut.

------

Nela menyajikan teh itu dengan gugup, apalagi saat melihat tatapan kedua orang tua Diaz. Dirinya semakin takut akan apa yang terjadi selanjutnya, apalagi membayangkannya respon Maya. Oh tuhan apa yang harus Nela lakukan sekarang?

"Nela duduk di sini nak!" Suruh Maya seraya tersenyum, perempuan itu masih bingung dengan apa yang terjadi. Namun bagaimana pun dirinya harus ramah pada tamunya.

"Baiklah karena Nelasya sudah disini, sebelumnya saya dan keluarga saya terutama Azka izin untuk meminta maaf terlebih dahulu ibu. Atas apa yang Azka lakukan pada anak ibu, namun kita sebagai seorang tua bagaimana pun pasti kecewa dengan apa yang sudah mereka lakukan. Tapi untuk mengajarkan anak kita tanggung jawab, tentu kita harus memaksa nya bertanggung jawab bukan? Meskipun mereka masih muda. Tapi inilah konsekuensinya yang harus mereka tanggung jadi--" ucapan Bagas terpotong, saat Maya memotong ucapannya.

"Maksud bapak apa ya? maaf langsung ke intinya saja. Apa yang anak saya lakukan?" Tanya Maya membuat Bagas dan Vani, saling memandang satu sama lain. Keduanya tampak ikutan bingung dengan pertanyaan Maya. Sementara Nela sudah mati-matian menahan air mata, dirinya takut maya kecewa padanya.

"Maaf bukannya, Nelasya hamil karena Azka?" Tanya balik Bagas membuat Maya terkejut bukan main. Wanita itu bahkan tak bisa berkata-kata, seakan kata-kata Bagas itu adalah sebuah anak panah yang langsung mencap pada jantungnya. Membuat dirinya merasakan pedih dan sakit yang teramat dalam. Wanita paruh baya itu, menoleh secara perlahan kearah Nela yang berada di sebelahnya.

"Itu benar Ela?" Tanya Maya dengan air mata yang tiba-tiba saja mengalir dari sudut matanya. Membuat Nela tak kuasa melihat mamanya begini, Nela langsung menangis dengan hebat seraya mengatakan kata maaf untuk mamanya itu.
Ucapan Nela semakin membuat dirinya hancur, jadi ini bayaran atas perjuangannya selama ini. Maya begitu merasa kecewa pada Nela, tapi juga pada dirinya yang tak bisa menjaga Nela dengan baik sehingga hal ini terjadi.

"Maaf bunda, Ela. Ela dijebak bubda, Ela enggak ngelakuin secara sadar bunda," tangis Nela dengan semakin hebat, apalagi saat melihat wanita malaikatnya itu terdiam seraya menangis. Namun permintaan maaf nela tidak membuat Maya merasa lebih baik, malah dengan mendengar suara Nela membuat Maya semakin merasa hancur. Harapan yang ia pertaruhan untuk Nela hancur berkeping-keping. Jerih payahnya terasa sia-sia bahkan rasa lapar yang ia tahan. Lelah tubuhnya malah terasa begitu disia-siakan oleh Nela, Maya merasa begitu kecewa.

"Nikah kan mereka pak, mau kapan pun itu terserah bapak saya. Saya ikut saja," ujar Maya pada akhir dengan datar, namun dirinya masih mengeluarkan air mata. Rasa kekecewaan itu masih terasa pada dirinya, bahkan begitu dalam terasa.

"Maaf apa ibu baru tau?" Tanya Vani hati-hati melihat apa yang terjadi. Wanita itu tau bagaimana hancurnya perasaan seorang ibu, saat anaknya yang begitu di cinta ternyata malah memberikan kekecewaan. Tidak ada jawaban hanya sebuah anggukan kepala yang menjadi jawabannya dari Maya.

"Yasudah, kalau begitu bagaimana jika dua hari lagi? Karena sebaiknya lebih cepat. Juga saya jika Minggu depan itu ada urusan," ucap Bagas yang hanya di angguki oleh Maya. Tidak ada komentar karena semuanya sudah tak ada harapan lagi baginya.

"Tidak masalah, lebih cepat lebih baik. " ujar Maya dengan tersenyum, namun mata nya penuh kekecewaan yang mendalam. Apalagi saat dirinya melihat Diaz yang hanya terdiam dan tertunduk, rasanya Maya ingin memaki cowok itu juga. Namun melihat diri cowok itu bertanggung jawab, Maya hanya bisa berharap cowok itu membahagiakan putrinya.

Sekarang Maya sudah tak punya harapan lagi, dirinya tak punya siapa lagi selain Nela yang juga akan pergi dirinya. Angan-angan nya yang ingin melihat Nela membayar rasa lelahnya hancur, dulu Maya membayangkannya Nela membayar lelahnya dengan putrinya itu tertawa bahagia dengan sebuah toga di tangannya. Juga sebuah kesuksesan yang menantinya, namun sekarang terasa hancur.

Sementara Nela terus menangis, perempuan itu sampai bersimpuh di kaki Maya. Membiarkan keluarga Diaz yang menyaksikan bagaimana hancurnya dirinya, namun sayang rasa kecewa di hati Maya begitu besar. Melihat Nela yang seperti ini, malah semakin membuat dirinya hancur.

------

Hi. All

Waduh kebayang gak itu kecewanya menjadi sosok Maya? Udah berjuang untuk putrinya namun takdir malah berkata lain?

Tapi sayang semua itu hanya rencana ya, ingat kita yang berencana namun tuhan yang punya cerita.

So jangan menyerah dengan apapun itu...

Jangan lupa votmen ya

Oh ya jangan lupa untuk follow my akun Ig @satria_archa
And my akun WP
satria_archa

Share juga kalau suka....

Oke salam hangat author ✨

Cinta KesalahanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang