_ketakutan_

16 2 0
                                    

Happy reading ✨

Nela menangis di pojok kamarnya, memeluk tubuhnya seakan menguatkan dirinya. Namun kenyataannya Nela membenci dirinya, membenci semuanya. Nela bahkan ingin menyalahkan nyawa yang berada di rahimnya, mengharapkan nyawa itu tak ada di dalam dirinya.

"Kenapa? Kenapa kamu hadir disini?!" Teriaknya marah, menatap perutnya yang mulai terlihat membesar. Membuat Nela semakin merasa hancur, merasa tak adil dengan kehidupannya.

"Tuhan aku salah apa tuhan? Kenapa kau berikan cobaan begini tuhan? Aku gak kuat tuhan! Aku capek!" Teriaknya serasa menangis, menumpahkan segala kesedihan dan kepedihan yang selama ini ia simpan.

Cewek yang tengah duduk bersandar ranjang besar itu terus menangis, memeluk tubuhnya seakan ingin menghancurkan tubuhnya. Melampiaskan segala kepedihan yang ia terima selama ini.

Beberapa saat akhirnya tangisnya sedikit reda, cewek itu menatap langit-langit kamarnya dengan tatapan iba. Memikirkan banyak masalah yang terus ia hadapi membuat nya ingin gila. Namun ia tak bisa apa-apa, dirinya hanya manusia yang tak bisa apa-apa. Memikirkan itu semakin membuat nya hancur, karena merasa begitu lemah.

Hingga beberapa saat tangisnya sedikit reda, saat melihat perutnya. Membayangkan sebuah tangisan bayi, membuatnya merasa bersalah, menyalahkan nyawa itu yang tak tau menahu soal kesedihannya.

"Ah maafkan aku, aku tak seharusnya menyalahkan mu. Kamu hanya ingin hidup. Maafkan aku," ucapnya seraya mengusap perutnya yang sedikit membuncit itu.

Suara pintu kamar yang terbuka akhirnya mengalihkan Nela dari rasa sedihnya. Pintu yang sedari tadi tertutup itu akhirnya terbuka, seseorang membukanya dari luar. Memasuki ruangan itu, membuat Nela menatap datar sosok yang memasuki itu. Dirinya lelah dengan tangisnya itu, lelah dengan pikiran nya yang selalu membayangkan hal-hal sedih itu juga.

Dengan wajah datar, Diazka sosok yang memasuki kamar itu berjalan mendekati Nela. Membuat Nela ketakutan, akibat tatapan mata tajam Diazka yang seakan dapat menghancurkan dirinya hanya dengan tatapan. Cowok itu berjongkok di depan Nela, dengan gerakan santai cowok itu mengusap air mata Nela membuat Nela semakin ketakutan.

"Jangan nangis sekarang, gua belum nunjukin sisi gua yang sebenarnya. Simpan dulu air matanya, sayang kalau di buang sekarang. Nanti waktu lu liat, mata Lo malah kagak bisa nangis kan gak asik." ucap cowok itu sambil tetap membelai wajah Nela, yang tampak ketakutan. Namun beberapa saat kemudian cowok itu tersenyum menatap Nela.

Melihat wajah Nela yang ketakutan, membuat Diazka semakin merasa senang. Cowok dengan wajah tampan itu refleks tersenyum, membayangkan wajah ketakutan Nela semakin membuat nya senang. Ah,  pasti makin cantik pikir Diazka.

Sementara Nela semakin ketakutan, di mata Nela wajah Diazka sekarang layaknya setan. Tersenyum namun mengandung unsur mengerikan, membuat Nela semakin ketakutan. Dirinya telah membuat kesalahan besar, padahal dari awal pernikahan Diazka sudah mengatakan untuk tidak memberikan tahu kelakuan busuk dirinya  kepada orang tuanya. Namun sekarang liatlah, mama Diazka marah pada Diazka hanya karena dirinya. Matilah dirinya, dirinya telah membangunkan setan di tubuh Diazka.

"Ah, kalau di lihat-lihat muka Lo cantik juga. Apalagi kalau kek gini, jadi makin imut. Gua jadi kagak sabar pen bikin muka imut lu setiap hari wow, pasti gua bakalan jadi manusia paling beruntung di dunia ini." Ujar Diazka membuat Nela menelan ludahnya kasar, ketakutan pada cowok yang biasanya datar itu. Namun sekarang liatlah, dirinya tersenyum-senyum sendiri membuat Nela semakin ketakutan.

"Azka, tadi ak---" ucapan Nela terpotong akibat jari Diazka yang menempel di bibirnya. Dengan tersenyum cowok itu melepas jarinya saat Nela terdiam.

"Sstt, gak papa. Lo gak salah, itu tadi musibah. Jadi Lo gak usah takut ya, " ucap Diazka dengan masih tersenyum, ah lebih tepatnya menyeringai. Membuat Nela semakin merasa hawa-hawa menyeramkan datang padanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 29 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cinta KesalahanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang