_Gefa dan Nindi_

16 3 2
                                    

Happy reading ✨

Nela menatap papan tulis dengan pandangan kosong, cewek dengan rambut terurai sepunggung itu hanya terdiam sedari tadi pagi. Membuat Nindi yang berada di sebelahnya merasa bingung, namun karena sekarang jam pelajaran tentu Nindi tidak bisa menanyakan alasan perubahan Nela yang tiba-tiba.

"Nela," panggil Bu Yuke membuat Nela terperanjat kaget. Kemudian dengan gerakan kikuk dengan tersenyum kaku pada guru yang sudah berumur itu.

"Kamu tidak memperhatikan pembelajaran saya?" Tanyanya membuat Nela kebingungan untuk menjawab pertanyaan guru itu. Namun yang hanya lakukan sekarang hanyalah menunduk, tak berani menatap guru garang itu.

"Maaf Bu," ujar Nela sambil terus menunduk menatap bangkunya, kemudian melirik pada teman-temannya yang tengah menatap dirinya.

"Keluar sekarang kamu, hormat di tiang bendera sampai jam pelajaran saya habis!" Titah Bu Yuke membuat Nela langsung berjalan untuk keluar dari kelasnya. Tanpa banyak bantahan cewek itu melakukan hukumannya.

----

Gefa berjalan menuju kelas sang pacar, dengan sebuah coklat di tangannya. Dengan semangat cowok itu berjalan menuju kelas sang pacar. Sesampainya di kelas Xll MIPA 1 cowok itu menyelonong masuk, padahal kelas itu amatlah ramai di sana meskipun sekarang tengah jam istirahat. Maklum pada anak ambisius isinya, pikir Gefa.

"Sayang, aku nungguin kamu di kantin loh tadi. Kok kamu gak datang-datang?" Tanya Gefa saat sampai pada bangku Nindi, sementara Nindi tengah sibuk memijit kepala Nela di sebelahnya.

"Oh kamu, iya yang maaf buat kamu nunggu. Aku lagi temenin Nela, soalnya dia enggak enak badan." Jelas Nindi membuat Gefa sedikit bingung, pasalnya tadi dirinya bertemu dengan Nela namun cewek itu baik-baik aja.

"Tadi dia di hukum berjemur di lapangan," lanjut Nindi seakan tahu apa yang Gefa pikirkan.

"Oh gitu. Hm itu parah gak? Bisa lanjut belajar gak? Kalau enggak biar gua bantuin bawa UKS nih biar sakit Lo ilang?" Tanya Gefa beruntun pada Nela, yang tengah merebahkan kepalanya di atas meja. Namun Nela hanya mengangguk pelan, berusaha untuk tidak merepotkan orang lain lagi.

"Jangan gitu, kalau gak kuat mah bilang aja." Ucap Nindi khawatir pada sahabat nya itu. Pasalnya wajah perempuan itu beneran pucat, layaknya mayat hidup dan belum lagi tubuh nya yang panas membuat Nindi khawatir.

"Iya, sini deh gua gendong ke UKS. Gak papa kok, gak ngerepotin sama sekali." Ujar Gefa membuat Nela hanya menatap nindi, meminta persetujuan Nindi yang notabenenya pacaran cowok itu.

"Iya gak papa, udah sana ke UKS bareng Gefa. Tapi aku gak ikut ya Ela, soalnya mau bel." Jawab Nindi seraya tersenyum, membuat Nela akhirnya di bawa oleh Gefa menuju UKS. Cowok itu menggendong tubuh Nela menuju UKS, pasalnya kalau di ajak jalan yang ada lama sampai.

"Eh, jangan di gendong Gefa nanti Nind----"ucapan Nela terpotong saat Gefa tiba-tiba berbicara.

"Dia gak bakalan cemburu, lo sahabat nya Nindi berarti sahabat gua juga." Jelas cowok itu seraya tersenyum. Membuat Nela tersenyum balik, merasa amat senang punya sahabat seperti Nindi dan Gefa.

Akhirnya Gefa berhasil membawa Nela ke UKS yang tak jauh dari kelasnya, meskipun begitu tubuh Gefa berkeringat karena membawa beban yang lumayan. Cowok itu akhirnya meletakkan tubuh Nela di atas kasur yang di sediakan dengan pelan.

Cinta KesalahanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang