Happy reading ✨
Nela berpamitan dengan keluarga Diaz, hari ini adalah hari dimana ia harus pindah ke apartemen Diaz Untuk sementara waktu. Diaz meminta untuk dirinya dan Nela tinggal di apartemennya, cowok itu tak ingin buru-buru tinggal di rumah yang diberikan orang tuanya. Dengannya alasan mereka hanya tinggal berdua, dan rumah itu lumayan besar membuat Diaz kurang nyaman."Hati-hati ya nak jaga baik-baik bayinya, nanti kalau Diaz nakal bilang mama aja." Ucap Vani seraya tersenyum menatap Nela, wanita paruh baya itu sedikit prihatin dengan Nela entah dasar apa.
"Iya ma, makasih ya ma. Kalau gitu Nela pamit" ucap Nela seraya mencium tangan wanita itu. Setelahnya itu dirinya langsung berpindah pada Bagas di sebelahnya.
"Nela pamit ya pa," ucap nya seraya tersenyum dan mencium tangan lelaki itu.
"Iya nak, jaga diri ya. Kalau ada apa-apa jangan sungkan buat hubungin kita," balasnya seraya tersenyum.
Sementara itu Diaz tampak enggan, lelaki itu bergantian mencium tangan Vani yang langsung di tegur oleh Vani. "Jaga istrimu Azka, ingat sekarang kamu bukan anak SMA lagi aja tapi udah kepala rumah tangga." Ucap Vani seraya mencium puncak kepala anak kesayangannya itu.
"Iya ma," balas Diaz dengan singkat. Lantas cowok itu berpindah ke Bagas yang menatapnya datar.
"Jaga anak dan istrimu Azka, bagaimana pun sekarang itu sudah tugas mu. Dan jangan suatu saat nanti kamu menyesal karena tidak menjaga mereka," Nasehat Bagas yang di balas anggukan singkat oleh Diaz. Cowok itu akhirnya mencium tangan sang ayahnya itu.
"Azka pamit dulu ma, pa." Ucap cowok itu seraya memasuki mobil nya yang diikuti oleh Nela di sebelahnya. Setelahnya mobil itu berjalan meninggalkan rumah orang tua Diaz.
"Mampir ke rumahku dulu, mau pamit sama bunda." Ucap Nela dengan memandang keluar, sementara Diaz hanya membalas dengan gumaman. Tidak ada percakapan lain di mobil itu, hanya hening tak ada suara.
Hingga akhirnya mobilnya memasuki rumah sederhana yang berwarna putih itu. Nela turun dari mobil Diaz, yang juga di ikuti oleh Diaz.
"Bunda," panggil Nela seraya masuk kedalam rumah. Perempuan itu mencari sana sini Maya, hingga akhirnya Maya keluar dari kamarnya. Membuat Nela langsung berlari dan memeluk wanita itu.
Sementara Diaz dibelakang nya, berjalan mengikuti perempuan itu. Dirinya hanya diam menatap datar seperti biasa, tak ada ekspresi namun ketika melihat Maya Diaz lantas tersenyum tipis.
"Assalamualaikum bunda,"sapanya seraya berjalan dan mencium tangan dari ibu Nela. Sementara Nela harus melepaskan pelukannya, perempuan itu menatap Maya dengan pandangan sedih.
"Waalaikumussalam, oh ada nak Azka. Ayok duduk dulu." Balas Maya seraya tersenyum, wanita paruh baya itu akhirnya membawa menantu dan anaknya itu ke ruang tamu.
"Eh gak usah bunda, kita kesini cuma mau pamit." Balas Diaz tersenyum tipis, membuat Maya tiba-tiba saja merasa sedih mendengar ucapan Diaz.
"Oh iya, bunda lupa. Hari ini kalian mulai hidup berdua ya." Ucapnya membuat Nela kembali memeluk malaikat tak bersayap nya itu, perempuan itu menangis seraya mengucapkan maaf. Dirinya masih takut bundanya itu marah padanya.
"Bunda udah gak marah kok, udah berhenti nangisnya. Itu ada nak Azka loh. Malu," tegurnya membuat Nela cemberut dan menghentak-hentakkan kakinya tidak terima.
"Gak mau, Nela masih kangen bunda." Ucap Nela kembali memeluk bundanya itu. Membuat Maya hanya tersenyum, bagaimana pun putrinya ini masih manja padanya. Namun sayang sebentar lagi putrinya akan meninggalkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Kesalahan
Teen FictionCerita saya yang kedelapan Harap follow akun saya dahulu sebelum membacanya.... Bagaimana rasanya jatuh cinta yang berawal dari kesalahan? Ah kata orang jatuh cinta itu adalah hal yang paling indah di dunia ini. Kata orang kesalahan adalah awal dari...