Happy reading ✨
Nela akhirnya keluar dari kamar mandi setelah, setengah jam dirinya mengurung diri disana. Cewek berseragam SMA itu terlihat tidak baik-baik saja, mata yang sembab dan bengkak terlihat dari wajahnya. Sementara itu, didepannya sudah ada sosok laki-laki berwajah tampan dan datar. Menunggu cewek itu keluar, sedari tadi dirinya ingin masuk ke kamar mandi. Namun cewek itu malah di sana lama-lama, membuat cowok itu kesal bukan main.
"Keluar juga Lo, gua pikir mati di dalam saking lamanya." Ucapnya tanpa perasaan. Cowok yang berstatus suami Nela itu, akhirnya berjalan memasuki kamar mandi. Tanpa mempedulikan kondisi Nela, dirinya hanya berdecih, tanda tak suka dengan cewek itu.
"Drama banget," gumamnya lantas langsung menutup pintu kamar mandi. Tak mempedulikannya perasaan Nela yang sudah ia buat semakin hancur. Malahan di mata Nela, cowok itu malah menikmati bukannya merasa kasihan pada dirinya. Ah, apa yang Nela pikirkan? mengharapkan cowok itu kasihan padanya adalah hal yang mustahil.
Sementara Nela hanya menatap kosong lantai, terlalu lelah mendengar ucapan kasar dari mulut cowok itu. Nela kira dirinya akan baik-baik saja dan berharap Diazka berubah seiring berjalannya waktu, tapi itu hanya angan-angannya saja. Cowok bermulut pedas itu, selalu menghina dirinya. Bahkan setelah tiga bulan pernikahan dirinya dan cowok itu, mulutnya masih sangat suka menghina dirinya.
Nela merasa lelah, sakit hati dan semakin merasa kecewa dengan takdir. Dirinya pikir setelah semua kesalahan itu dirinya akan baik-baik saja, tapi apa malah semakin terasa ingin gila. Kesalahan itu memang menghancurkan semuanya selamanya. Padahal dirinya juga korban bukan pelaku, tapi di mata Diazka dirinya adalah pelaku. Benar-benar menyedihkan.
-----
Diazka berjalan dengan langkah pelan, cowok dengan celana jeans hitam dan kaos navy blue itu perlahan mengetuk pintu yang bertuliskan hanya untuk staft. Dengan perlahan memasuki ruangan itu, menatap sang cowok yang sibuk dengan sebuah komputer di depannya.
"Gimana?" Tanya Diazka seraya duduk di samping cowok itu.
"Sabar, jadilah manusia sabar." Balas nya sedikit kesal, tanpa menatap Diazka di sebelahnya.
"Lama kerja Lo," ujar Diazka sambil mengeluarkan ponselnya dari saku celana, bermaksud bermain dengan ponselnya menunggu cowok itu selesai.
"Dih si anyink, lu pikir gak susah ngecek satu-satu cctv-nya? Dih anak setan emang Lo. Kebiasaan banget komen Mulu, ini gua udah sabar ya dari tadi gua nyari-nyari Mulu, ye sialan." Ucap cowok itu dongkol bukan main. Bagaimana tidak, dirinya di suruh mengecek cctv dengan cepat-cepat padahal cctv itu bukan cuma satu.
"Bacot, kerjain!" Ucapnya Diazka tanpa mempedulikan ocehan temannya itu. Bahkan cowok itu tengah sibuk dengan ponsel miliknya, yang membuat temannya itu semakin dongkol bukan main.
Hingga beberapa menit berlalu, Diazka yang bosen pada ponselnya akhirnya beralih menatap komputer milik temannya itu. Dengan mata menatap teliti setiap inci video akhirnya cowok itu menunjuk suatu video.
"Coba yang ini!" Suruhnya pada cowok itu, membuat nya langsung membesarkan videonya. Disana terlihat dirinya tengah di gotong beberapa orang dengan hoodie hitam dan masker. Diazka menatap, memperhatikan setiap inci pada tubuh mereka. Mengharapkan sedikit ada peluang menemukan sang pelaku yang sudah menghancurkan masa SMA nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Kesalahan
Teen FictionCerita saya yang kedelapan Harap follow akun saya dahulu sebelum membacanya.... Bagaimana rasanya jatuh cinta yang berawal dari kesalahan? Ah kata orang jatuh cinta itu adalah hal yang paling indah di dunia ini. Kata orang kesalahan adalah awal dari...