Serigala yang lapar bagian 2

50 34 6
                                    

Aku tertidur di iringi oleh rintik hujan yang membuatku tenang. Tapi suara ketukan di jendela membangunkanku, aku terbangun tetapi masih dalam keadaan berbaring dengan rasa penasaran aku terus melihat kearah jendela tetapi aku tidak bisa melihat apapun karena gelap.

Crekkk..... Jendela kaca kamarku pecah aku langsung bangun dan melihat sosok berbadan besar berbulu lebat dan bertaring.
"Kau hanya berani menyerang orang yang tidak bersenjata dikegelapan."
Dia mulai menyerang menggunakan cakarnya yang tajam aku langsung menghindar dengan menjatuhkan tubuhku kesamping sehingga serangannya mengenai lemari.

Dan membuka pintu kamarku yang tidak aku kunci dia menyoroti serigala itu dengan senter nya hingga dia tidak bisa melihat sekitar. Aku bangun kemudian menendangnya hingga terjatuh. Dia berlari kearah jendela kemudian melompat, aku mendekat melihat ke jendela tapi saat Dan mengarahkan senter kebawah dia sudah tidak ada disana.
"Bagaimana kau bisa tau aku diserang?"
"Aku mendengar suara aneh dari kamarmu jadi aku pikir telah terjadi sesuatu."
"Ya Terima kasih." Aku melihat kearah jam ternyata sekarang sudah pukul 00.24 langit masih gelap dan hujan semakin mengamuk petir dengan keras menyambar dengan suara yang mengganggu telinga.
"Aku masih mengantuk tetapi tidak bisa tidur Dan maukah kau menemaniku membaca."
"Baiklah."
Aku mengambil buku dari rak sebelah kasur kemudian duduk disofa.
"Dan duduklah disini aku butuh cahaya untuk membaca."
"Ya, Gen kau bisa sesantai ini apakah kau sudah memecahkan kasusnya? "
"Hmmmm belum tapi tenang saja pada akhirnya aku yang akan menang."

Pukul 05.30 aku keluar dari kamar untuk sarapan. Aku menuruni anak tangga dan melihat pengurus rumah sudah menyiapkan makanan.
"Yang lain belum tiba? "
"Ya mauku buatkan teh atau kopi? "
"Aku ingin teh jangan pakai gula. "
Aku membuka pintu villa dan melihat keluar udara benar-benar sejuk disertai kabut yang menutupi semuanya. Aku terus berdiri didepan pintu hingga Dan mendatangiku.
"Aku harap kita tidak melihat manusia serigala itu dibalik kabut ini."
"Kau benar-benar ketakutan Dan. Santai saja nikmati semuanya, teh ku sepertinya sudah siap aku akan masuk."
Aku menyeruput teh ku sembari menunggu orang-orang rumah untuk turun.
"Sarapan sudah siap. Ada yang ingin aku bicarakan dengan kalian semua."
"Apa itu? "
"Kalian semua makanlah dulu. "

Setelah selesai sarapan aku menyuruh mereka untuk diam dikursi.
"Apakah aku boleh memeriksa kamar kalian Maaf tapi aku sangat yakin pelakunya menyembunyikan kostum manusia serigala yang mengerikan itu dikamarnya."
"Aku sebagai pemilik Villa ini mengizinkanmu. "
"Baiklah."
Aku memeriksa kamar Sinta, Herman, dan Alfred tetapi aku tidak menemukan apa apa. Mereka hanya membawa baju ganti.

Aku keluar dari Villa bersama Dan untuk berjalan jalan. Aku melihat danau buatan didekat Villa karena hujan kemarin menjadi berlumpur.
"Kita masih belum bisa pergi kekantor polisi Gen."
"Semoga saja air sungai nya tidak banjir. Ayo kita cek."
Aku berjalan melewati jalan yang sama seperti kemarin tapi sekarang aku bisa melihat jejak kakiku dibelakangku.
"Dan pagi ini benar-benar segar ya. " Kataku sembari meregangkan badan.
"Tentu saja ,kita harus percepat langkah. Jembatan itu ada didepan."
Saat kami melihat aliran sungai itu sangat deras aku berputar dan kembali keVilla untuk mencari alat yang bisa membuat kita menyeberang.

Aku mengorek ngorek isi gudang dan menemukan sebuah tangga bambu yang sangat panjang. Saat aku keluar dari gudang aku bertemu dengan Eddy.
"Apa yang kau lakukan disini? "
"Aku mencari ini untuk menyeberangi sungai. Ada yang ingin aku tanyakan padamu."

Beberapa menit kemudian.....

Aku tiba dengan membawa tangga bambu ditanganku. Aku menempatkan diantara kedua sisi sungai.
"Pegang dengan kuat Dan aku akan menyeberang."
Aku menyeberang sembari merentangkan kedua tanganku untuk menjaga keseimbangan. Dengan langkah perlahan tapi pasti aku tiba diujung jalan. Kemudian bergantian memegang bambu agar Dan bisa menyeberang.

Genta Absinthe Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang