Bersekongkol

67 34 1
                                    

Aku terbangun dari pingsan ku, aku menyadari bahwa aku berada dirumah sakit. Disebelahku ada kakakku yang sedang duduk menungguku sadar.
"Kau sudah sadar Gen, bagaimana lukamu. "
"Lukanya tidak terlalu parah, Terima kasih Kak. "
"Syukurlah, ledakannya juga tidak terlalu parah tapi banyak orang yang terluka dan Terano tewas kami tidak bisa mendapat informasi darinya. Apakah kau menyadari bahwa Terano memiliki rekan? "
"Tentu saja aku menyadarinya, ada yang aneh dengan saput tangannya sepertinya dia mendapatkannya dari rekannya, tapi siapa? "
"Sudah sekarang fokus saja dengan kesembuhanmu urusan itu biar kami yang tangani. Gen maafkan aku tidak bisa menjadi kakak yang baik bagimu, dan maafkan aku juga tidak bisa menghentikan ledakan bom itu. "
"Kak yang seharusnya minta maaf itu aku, saat itu kau belum mendekat Terano sudah menyalakan bom nya sudahlah jangan menyalahkan diri seperti itu. "
Aku kembali tidur dan mendengar suara kakakku menutup pintu kamarku. Dia pergi entah kemana suara vipernya perlahan mulai menghilang.
Aku tidak bisa tidur terus teringat Terano dan Cobra, hari mulai memasuki senja perlahan matahari tenggelam tidak terasa bagiku hari mulai gelap sudah 2 jam aku melamun diruangan yang benar benar sunyi ini tidak ada suara kecuali suara nafasku.
Hari mulai gelap dan terdengar suara petir bergemuruh rintik hujan membasahi bumi suara hujan membuat hatiku tenang dan bisa membuatku tertidur.
Keesokan harinya setelah sarapan kakakku datang menjemputku hari ini aku sudah bisa pulang tapi perbannya masih belum bisa dilepas. Hari ini kakakku mengajakku pergi kerumahnya.
Tidak berselang lama aku tiba dirumahnya aku melihat gerbang rumah kakakku yang besar dan rumahnya berwarna putih, diruang tamu ada sofa yang sangat empuk berwarna cokelat dihiasi oleh tumbuh tumbuhan disekitarnya.Dia mempersilahkanku untuk duduk.
"Mau minum apa?" Tanya kakakku.
"Apa saja yang ada. "
Kemudian dia memanggil seorang wanita cantik untuk membuatkan minum.
"Dia siapa kak? "
"Istriku" Jawabnya." Hahhhh"
"Kenapa tidak cerita dan kenapa aku tidak diundang ke pernikahanmu? "
"Kita baru saja bertemu, aku menikah sekitar 3 minggu yang lalu aku sudah mecarimu kemana mana tapi tidak membuahkan hasil aku juga sudah tanya teman temanmu tapi tidak ada yang tahu. Kau pasti sudah menyuruh mereka untuk tutup mulut. "
"Yah kau benar, maafkan aku sudah menghilang selama 2 tahun. "
"Tidak apa apa yang penting kau sehat, oh iya perkenalkan ini istriku Rose dan ini adikku Genta. "
Aku berbicara 4 mata dengan kakakku diruang tamu tepat disebelah ruang tamu ada kolam renang yang dilapisi kaca kita bisa melihatnya dari ruang tamu. Rumah kakakku tidak terlalu luas tapi halamannya yang sangat luas semua itu dia dapatkan dari bisnis nya dia memakai semua harta warisan dari orang tua kami yang menjadi jatahnya untuk memulai bisnis. Itu menjadi pekerjaan sampingan nya selain menjadi detektif kepolisian.
"Gen ketika kau tidur kami menyediki rekan Terano, kami sudah menyakan kepada resepsionis tetapi tidak ada yang meminta saput tangan tambahan, saput tangan para pelaku sudah kami periksa jika dilihat sekilas saput tangan Terano seperti asli tetapi ada sedikit perbedaan diantara kedua logo perusahaan. "
"Jadi siapa rekannya? "
"Aurelia Angel."
"Kak apa inspektur juga terluka? "
"Ya tapi hanya luka ringan, oh iya temanmu Dange bilang dia akan membuka sebuah Kafe. "
"Dimana dan kapan kalian bicara? "
Saat dia menjengukmu kau belum sadar, dia akan membuka dijalan Sukasari no 6."
"Itu disebelah rumahku. "
Hari ini sudah menunjukan pukul 12.30 dan kakakku mengajak untuk makan bersama ini pertama kalinya aku mencicipi masakan istri kakak. Lezat sekali dia benar benar pintar memasak.
"Gen setelah makan mau tidak menemani aku dan istriku berbelanja. "
"Baiklah aku ikut. "
Kami pergi ke sebuah Mall yang letaknya tidak jauh dari rumah kakakku. Kami masuk kedalam mall untuk membeli bahan bahan makanan, buah dan sayuran. Setelah itu kami pergi ke bioskop dilantai 4.
Menonton film bersama kakakku sudah lama sekali aku tidak pergi bersamanya, layar bioskop yang besar bersama popcorn dan minuman bersoda menemaniku menonton film tapi kejadian tidak menyenangkan muncul. Kami terlibat dalam kasus yang mengerikan. Terdengar suara jeritan dari bangku belakang aku langsung menghampiri sumber suara itu ada seorang wanita yang ketakutan menatap pria yang duduk disebelahnya pria itu seperti tertidur tapi mulutnya mengeluarkan busa sepertinya dia sudah diracun.
Didalam sakunya kakakku menemukan secarik kertas. Disitu hanya ada angka 4.kemudian kakakku menyuruh Istrinya untuk menelpon polisi.
"Kak bau almond ini sianida. "
"Ya aku tidak mengerti apa maksud dari angka 4 ini kita memang berada di lantai 4 tapi aku rasa ada maksud lain dari pesan ini. "
"Sepertinya bukan lantai bioskop benar katamu ini pasti ada maksud lain, kak sepertinya kasus ini akan sangat seru bolehkah aku terlibat? "
"Tidak tahu aku saja sedang cuti coba nanti tanya inspektur. "

Genta Absinthe Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang