Misteri anak yang tergeletak

52 33 2
                                    

Sudah dua hari aku mencari rumah untuk Lena didekat rumahku dengan harga yang murah namun sulit sekali. Ini adalah hari ketiga, pukul 06.00 suara handphoneku membangunkanku ternyata ada yang menelponku.
"Halo ini siapa? "
"Halo Genta maaf mengganggu pagi pagi begini ini aku Adi."
"Mas Adi yang tinggal di nomor 8?" Sambung ku. "Ya benar."
"Begini saat istriku membuka pintu rumah jam 05.00 ada seorang anak laki laki yang tergeletak dijalan depan rumah. Istriku takut untuk mengecek."
"Sebentar aku akan kesana."

Aku memakai jaketku lalu turun kebawah. Saat aku menuruni tangga Lena sudah ada dan duduk disofa.
"Gen kau sudah bangun sarapan dulu sudah aku buatkan."
"Sebentar." Aku berjalan kearah pintu dan memakai sendalku. Kubuka pintu dan berjalan kearah rumah tetanggaku.

Sesampainya disana aku melihat ada seorang anak laki-laki yang tergelak bajunya lusuh dan dia tidak memakai alas kaki. Aku mengeceknya dia sudah tewas. Setelah aku mengecek mas Adi keluar dari rumahnya.
"Gen bagaimana? "
"Dia sudah meninggal mas bisa tolong telpon polisi."
Tidak lama kemudian Kakakku dan beberapa petugas polisi datang mereka memeriksa dan memasang pembatas.
"Korban sudah tewas sejak pukul 03.30 tadi. Dia tewas karena diracun."
"Kak dilihat dari penampilannya dia anak jalanan."
"Iya, Gen apakah didaerah sini ada CCTV? "
"Tidak ada kebanyakan warga disini tidak memakai karena daerah yang sepi dan jarang terjadi kejahatan."
"Kami akan melakukan penyelidikan kau pulanglah sarapan dan mandi, seorang detektif tidak bisa melakukan penyelidikan dengan perut yang kosong."

Aku segera pulang dan pergi kedapur, aku membuka tudung saji dan didalamnya sudah tersedia nasi goreng dengan telor mata sapi.
"Lena terima kasih sudah membuatkanku sarapan."
"Seharusnya aku yang berterima kasih karena sudah dua hari ini kau yang membuatkanku sarapan, makanlah kau tidak bisa bekerja dengan perut kosong."
Aku duduk dimeja makan dan mengambil sendok. Sembari makan aku berbincang dengan Lena.
"Lena maaf ya aku mencari rumah untukmu nanti karena ada keadaan yang lebih darurat."
"Gen tidak baik makan sembari berbicara."
"Ya." Aku langsung menghabiskan makananku lalu pergi kekamar mandi.

Selagi Genta mandi telpon rumah berdering dan Lena mengangkatnya.
"Halo ini siapa? "
"Lho Genta kemana, ini Lena yahh kakakku sudah memberitahukan hal itu padaku."
"Genta sedang ditoilet, ada apa? "
"Bilang padanya Lina menelpon ini adalah pekerjaan seorang detektif."

Aku keluar dari toilet dan bergegas pergi keatas untuk mengganti piyama yang ku kenakan dengan kaos hitam, menaruh jaket yang aku kenakan dan menggantinya dengan sweater hitam. Kemudian turun dan menelpon Lina.
"Halo ada apa? "
"Didekat rumahku ada mayat seorang anak perempuan dengan baju lusuh tewas karena diracun aku ingin mendiskusikan kasus ini denganmu."
"Hahh." Kataku heran "disini ada mayat anak laki-laki dengan baju compang camping. Sepertinya kasus ini berhubungan."
"Gen aku akan kesana."
Genta keluar dari rumah dan melihat kerumunan dari tetangganya satu orang dari kerumunan itu mendatanginya dia adalah Dan.
"Gen aku harus membuka kafe."
"Ya."

Kami berdua membuka kafe dan menurunkan bangku dan membereskan meja setelah itu kakakku membuka pintu dan langsung duduk dikursi.
"Kak itu masih belum dilap. "
"Tidak apa apa. Oh ya tentang anak itu pelakunya meracuninya dengan mencampurkan racun itu pada minumannya. Untuk barang yang dibawanya hanya minuman dan karung yang berisi botol botol minuman."
"Apa ada lagi? "
"Ada aku menemukan foto ini disakunya." Foto seorang anak laki-laki bersama adik laki-lakinya yang dipangku olehnya.
Saat kami berdua sedang berbicara pintu terbuka Lina masuk dengan wajahnya yang ditekuk " Cappucino satu."teriaknya.
"Kau kenapa? " Tanyaku.
"Kasus ini benar-benar membuatku kesal. Masa hanya karena aku yang pertama kali menemukan korban ada orang yang menuduhku pelakunya urusannya malah lumayan panjang."
"Kasus apa? " Tanya kakakku.

Lina pindah ke meja kami dan menjelaskan semua yang dialaminya. Selagi dia bercerita Dan membuatkan pesanannya dan menghantarkannya.
"Kau menemukannya mayatnya dimana? "
"Di depan gerbang perumahan saat aku sedang lari pagi."
"Pukul berapa dia meninggal? "
"Menurut polisi sekitar pukul 03.25. Menurutmu bagaimana Xander? "
"Mustahil jika ketempatmu dahulu lalu pergi kesini dalam waktu 5 menit saja. Aku sudah melihat alamatmu dimap butuh sekitar 30 menit untuk pergi kesana. "
"Apa tidak ada kemungkinan lainnya Kak? "
"Hmm mungkin jika pelakunya dua orang yang berbeda atau mereka bersekongkol."
"Bagaimana kalau kita mengeceknya kesana, Kak dimana kau memarkirkan mobilmu."
"Didepan TKP. "
"Heii tunggu sebentar, biarkan aku menikmati kopiku dulu."

Genta Absinthe Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang