Rumah Iblis

55 35 4
                                    

Pukul 06

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pukul 06.05 alarm dihandphoneku berbunyi yang membuatku terbangun, aku langsung turun dari tempat tidurku lalu pergi ke toilet untuk mandi. Setelah itu aku turun kebawah untuk sarapan.

Dibawah aku hanya melihat Marcel yang sedang duduk sembari meminum kopi.
"Dimana yang lain? "
"Mungkin akan menyusul."
Aku memesan teh hangat dan meminumnya bersama Marcel.
"Gen kau sudah pernah coba Ramen? "
"Sudah kemarin."
"Sungguh, ramen menggunakan kuah kaldu babi bukankah kau tidak memakan babi."
Aku yang mendengarnya lalu tersedak.
"Apa. Aku tidak tahu kalau ramen memakai babi."
Aku menelpon Lena tanpa sadar mereka berdua sudah tiba dan memesan makanan.
"Bryan kau pergi kemana semalam? " Tanya Marcel yang penasaran.
"Hanya mencari angin."

Aku kembali duduk. "Ah.. Gen bagaimana?." Tanya Marcel kepadaku.
"Aku salah paham. Lena yang membuatnya dia sama sepertiku tidak memakan itu jadi dia tidak menggunakannya."
"Oh ya Gen apakah kau akan pergi hari ini? "
"Ya apakah kau ingin ikut Dan."
"Tentu aku bosan disini."
Setelah selesai sarapan aku bersama Dan menemui Lena dirumahnya. Namun pintu pagarnya dikunci aku juga menelponnya tetapi dia tidak menjawab.
"Dan apakah kau mau permen? "
"Boleh." Aku lalu melemparkan permen itu Dan menangkapnya dengan tangan kanannya. Lalu kami memakannya berdua. "Dan sampahnya jangan dibuang sembarangan."
"Baik. Gen dia keluar."
Tidak lama Lena keluar berjalan kearah kami lalu membukakan pintu pagar. Dengan rambut yang masih basah dan masih mengenakan piyama.
"Maaf aku baru selesai mandi, masuklah dulu aku akan mengganti baju dulu."
"Ya." Kami berdua menunggu diruang tamu, sembari bermain ular tangga dihandphone.
"Ah.... Aku turun, padahal hampir saja finish kenapa harus kena ular."
"Kenapa wanita selalu lama untuk bersiap siap."
"Memang begitu Dan, tapi sepertinya kita yang datang kepagian."
Tak berselang lama Lena keluar dari kamarnya dengan rambutnya yang sudah lurus disisir dan dress berwarna putih yang cantik.
"Kupikir kau akan lama ini baru 8 menit."
"Yang lama itu memilih bajunya untuk persiapan yang lain sederhana saja aku hanya menggunakan bedak dan lipstik. Ayo biar aku tunjukan rumahnya."

Kami pergi menggunakan taksi dan tibalah kami di sebuah apartemen kecil dengan tiga lantai. Kami berdua mengikuti Lena menaiki tangga ke lantai dua lalu dia berhenti dikamar pojok.
"Ini tempat tinggalnya, tapi terkunci entah kemana dia pergi."
"Ahh... Jika di Jakarta aku tinggal meminta bantuan kakakku. Oh iya bagaimana kalau begini."
Aku mengambil handphoneku yang berada disaku celana. Lalu menghubungi inspektur Nagano untuk membantu membukakan pintu.
"Tn. Absinthe ada apa? "
"Begini Inspektur........ " Aku menjelaskan padanya.
"Maaf tapi masuk tanpa izin seperti itu saya tidak bisa, meskipun anda adalah seorang detektif dan dia adalah orang yang sedang anda selidiki."
"Ah.. Maaf kalau begitu karena sudah menggangu waktu anda."
"Tidak apa apa jika membutuhkan sesuatu silahkan hubungi saya."
Kami bertiga bergegas turun dan menemui pemilik apartemen.
"Oh kamar Pak Devol dia menitipkan kunci ini untuk nona Rider."
Kami kembali keatas sembari menatap Lena dengan heran.
"Kenapa orang yang menjadi lawan kita malah memberikan kita peluang menang melawannya."kata Dan dengan heran.

Genta Absinthe Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang