Jawaban di atas pasir pantai

13 11 3
                                    

Polisi memanggil kedua orang yang terakhir kali menghubungi handphone Johnatan. Kedua pria itu memakai pakaian santai untuk dipakai sehari hari. Mungkin saja kedua orang ini tidak ingin keluar.
"Boleh perkenalkan diri. "
"Kalian ini menggangu waktu santai ku saja. Baiklah namaku Sankara Avellino usiaku 37 tahun pekerjaanku sebagai Editor. "
"Namaku Chandra Indera Putra usiaku 38 tahun pekerjaanku Pengusaha. "
"Orang yang pertama kali menelpon adalah anda pak Chandra apakah ada alasannya? "
"Saya ingin mengajaknya kepantai pasir putih tapi dia menolaknya katanya besok masih ada urusan dan besoknya hendak pulang ke Amerika. "
"Yang menelpon kedua saya. Tadinya saya ingin mengajaknya makan malam untuk mengingat kembali masa lalu saat masih satu pekerjaan. Tapi dia menolak karena sedang berada di sebuah club malam. "
"Tunggu klub malam bukankah dia ada janji denganmu kak? "
"Yah janjinya dibatalkan pertemuannya denganku diadakan besok malam. Tapi bagaimana anda tahu kalau dia berada di club malam? "
"Entahlah karena saat ditelpon dia tidak memberikan alasannya menolakku jadi aku menyimpulkan sendiri karena aku mendengar suara ketukan musik yang sangat keras. "
"Kak kapan waktu perkiraan kematiannya? "
"Sulit untuk dilakukan pengecekan karena pelaku mengacaukan suhu tubuh korban dengan ditenggelamkan. "

Ya memang sulit karena jika ditenggelamkan dan direndam dalam air suhu tubuhnya akan menjadi dingin. Karena yang kutahu semakin lama korban meninggal maka akan semakin dingin tubuhnya. Pada umumnya tubuh akan kehilangan panas 1°C per jam dan penurunan suhu pada mayat terjadi 4 kali lebih cepat pada media air (ditenggelamkan). "Hahhh, ini cukup merepotkan. " Keluhku.

"Apakah kalian berdua menginap disini? " Tanya kakakku.
"Ya aku menginap dikamar nomor 9." Jawab Sankara.
"Kalau aku dikamar nomor 12. Dilantai atas. " Jawab Chandra juga.

Tut.. Tut... Suara handphone bergetar disaku celanaku dengan cepat aku membukanya. Ternyata Lena menelponku. Aku meminta izin kepada kakakku untuk pergi menelpon sebentar diluar.
"Ya Lena ada apa? "
"Gen kamu lupa yah katanya akan video call lagi. "
"Ciee kangen yah. "Gurau ku. "Dihh"jawabnya dengan sinis.
"Bercanda. Sekarang keadaan sedang genting tiba-tiba saja terjadi kasus pembunuhan. "
"Oh, maaf yah aku mengganggumu. "
"Tidak apa apa, Lena seperti semua yang terjadi disini sudah diatur. Aku bertemu dengan agen FBI disini. "
"Apa jangan jangan. "
"Yahh mereka pasti ada disini juga. Tenang saja percayakan semuanya padaku. Aku Genta Absinthe bisa kau andalkan. "
Tit... Telpon sudah aku matikan dan aku kembali kedalam bersama mereka pemeriksaan pertama adalah kamar Pak Sankara. Di meja nya ada sebuah laptop yang dia pakai untuk mengedit selama dia pergi liburan.
"Oh iya Pak Sankara, apakah anda pernah bekerja dengan korban? " Tanyaku berbasa-basi.
"Pernah saat itu aku terlibat dalam pembuatan film di Amerika dan kebetulan aku bertemu dengannya. "
"Begitu yah. Apakah kalian sudah selesai kak? "
"Sudah ayo pergi ke tempat selanjutnya."

Selanjutnya kami masuk ke kamar Pak Chandra. Kamarnya terlihat sangat rapih dan ada foto keluarga dimeja tamunya.
"Ini fotomu dengan istrimu? " Tanyaku.
"Ya."
Wajah istrinya tidak tampak seperti wajah orang asia aku tidak tahu dia berasal dari mana benua biru? Amerika? Atau Australia. Yang jelas sekarang para petugas polisi itu sedang melakukan tugasnya, mereka memeriksa setiap sudut dikamar ini.
"Kak aku pergi kedepan yah, untuk mencari udara segar. "
"Iya nanti akan aku kirimkan hasil pemeriksaan kami. "

"Hahhhhh..." Desah ku. "Merepotkan saja. " Saatku keluar udara dingin malam menyapaku seolah-olah dia menjawab keluh kesahku dalam sebuah masalah. Padahal kami kesini untuk liburan. Saat aku membuka handphoneku ada pesan panjang dari Lena.

Gen langit malam ini indah sekali yah, aku jadi teringat saat kita berdua menikmati pemandangan indah ini berdua di Bandung saat itu damai sekali. Gen satu permintaanku padamu jangan kalah dari mereka. Aku sudah kehilangan banyak orang berharga dihidupku, aku takut kehilanganmu. Jadi saat kau kembali maukah melihat bulan bersamaku lagi.
T

Genta Absinthe Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang