Tempat Baru

46 33 5
                                    

Pagi ini aku bersama Dan membantu Marcel untuk pindah ke Bandung. Marcel mempunyai rumah sendiri dia sudah lama tidak tinggal dengan keluarganya rumahnya cukup besar dan berada dipinggir jalan raya. Setelah truk untuk mengangkut barang datang kami langsung mengangkat barang barang. Mengangkat beberapa kardus kardus yang berisi baju, lemari, kecil dan buku buku.
"Padahal kau itu sangat kaya tapi kenapa harus repot repot seperti ini." Kata Dan.
"selagi masih bagus pakai saja yang ada."
"Marcel ini udah semua? " Tanyaku. "Ya apakah ada yang mau minum." Kami berdua mengangguk. "Aku ada dadu bagaimana kalau dengan mengocok dadu yang kalah membeli minuman dimini market."

Dimulai dari Marcel yang saat mengocok mendapat angka 5,kemudian aku mendapat angka 3, Dange mendapat angka 6. Aku benar-benar sial kali ini, Marcel memberikan uang untuk membeli minuman padaku lalu aku berangkat dengan motorku. Dan meminta untuk dibelikan cola, Marcel teh. Setelah memarkirkan motorku aku langsung masuk kedalam. Didalam nampak kasir yang ramah menyambutku aku langsung pergi ke kiri untuk mencari minuman cola dan teh.

Tapi aku masih bingung harus memilih apa tak berselang lama aku lalu mengambil teh dengan rasa yang berbeda. Aku juga mengambil keripik kentang dan es krim. Aku membawa barang yang ingin aku beli ke meja kasir. Saat sedang dihitung datang seorang pria paruh baya yang sama dengan foto yang Aurelia kirim dia adalah pak Rider.
"Sebentar ada barang yang kurang."
Aku kembali untuk mengambil biskuit walaupun tujuanku untuk mendekatinya tetapi ada seorang pria yang terus mendekati pak Rider. Pak Rider tidak menyadarinya bahwa orang itu adalah pencopet aku langsung mendekat dan memegang tangannya saat dia sudah mengorek ngorek dompet pak Rider.
"Kembalikan dompetnya." Tetapi dia tidak mau dan memukulku hingga aku terjatuh aku bangkit lalu memukulnya dengan sangat keras hingga terpental ke lantai. Aku mendekatinya dia memegang kepalanya sembari mengerang kesakitan karena kepalanya menghantam lemari.
"Lain kali jika ingin mencari masalah jangan denganku."
"Terima kasih sudah membantuku, rasanya aku pernah melihatmu."
"Tidak ini pertama kalinya kita bertemu."
"Tidak, tidak tapi wajahmu kau benar-benar mirip dengan temanku siapa namamu? "
"Genta Absinthe."

Dia menutup matanya sembari berpikir kemudian dia kembali tersadar.
"Ahhh Absinthe kau anaknya Robert Absinthe." Katanya dengan keras. "Datanglah kerumahku ada yang ingin aku bicarakan denganmu. Namaku Oscar Rider aku temannya Robert sewaktu diLondon."
"Terima kasih tapi sekarang aku ada urusan dengan temanku bagaimana kalau sore."
"Bolehkah aku meminta nomor handphonemu nanti aku kirimkan alamatnya."
"Ini nomorku." Kataku sembari memperlihatkan nomornya.
Setelah itu aku pergi kekasir untuk membayar.
"Pak Rider aku serahkan dia padamu."
Aku membawa barang belanjaan ku kemudian kembali kerumah Marcel dengan motorku. Aku memacu sepeda motorku dengan cepat, hingga tiba didepan rumahnya truk pengangkut barang itu sudah berangkat. Aku membuka gerbang lalu memarkirkan motorku didalam, kemudian masuk ke ruang tamu Marcel dan Dange sedang berbincang disana.
"Genta Terima kasih duduklah." Kata Marcel.
"Ini minuman kalian. Tadi aku bertemu Pak Rider."
"Bagaimana, kau sudah berbicara dengannya? " Tanya Dan.
"Belum tapi menurutku dia pasti akan membicarakan Cobra yang sedang mengincarnya."
"Apakah kau takut Genta? " Tanya Marcel.
Aku mengambil minuman ku lalu meneguknya. "Marcel kau bercanda. Tentu saja tidak."

"Lalu apa yang paling kau takutkan? " Tanya nya lagi.
"Aku tidak takut pada siapapun. Tapi aku takut dengan kebodohan."
"Kenapa."
"Aku pernah mendengar berita ini. Sepasang suami istri yang tidak mempunyai anak hendak mengadopsi anak. Tetapi dia tidak tahu cara mengurusnya jadi mereka membeli sebuah buku tapi didalam buku itu diperintahkan jika anak itu salah boleh untuk dipukul. Pada suatu hari anak mereka meninggal karena terus menerus disiksa oleh mereka lalu polisi menangkap keduanya. Kebodohan itu adalah hal yang paling berbahaya menurutku."
"Ya kau benar Gen."
Kami bermain games hingga pukul 13.00 siang permainan dihentikan karena aku tidak menyadari bahwa aku tertidur disofa sembari memegang konsol.
"Gen.... Kau sudah kebobolan 3-0." Teriak Dan.
"Hah kenapa kau tidak membangunkanku tidak adil sekali kau bertanding dengan orang yang sedang tidur."
"Maaf. Tapi Gen menurutku lebih baik kau istirahat."
"Aku ada urusan penting sore ini."
Aku kemudian mengecek handphone dan menerima pesan dari Pak Rider. Yang isinya alamat rumahnya yang berada di daerah kebon jeruk.
"Kau akan pergi sekarang? " Tanya Marcel.
"Ya." Aku langsung mengambil jaket dan kunci motorku kemudian menyalakan sepeda motorku lalu pergi kesana.

Genta Absinthe Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang