Chapter 11. Kapten Zen

190 14 33
                                    

HELLO BROWW👏👏
SENENG NGGAK,  AKU UPDATE??
KANGENN NGGAK🐱???

MAAFKEUN YAA AKU UPDATE NYA LAMAA😭😔 MIKIR ALUR DULU SOALNYA HEHE...BANYAK YANG AKU REVISI:)

MAAF JUGA KALAU ALURNYA/CERITANYA KURANG SESUAI SAMA EKSPEKTASI KALIANN:)

BOLEH AKU MINTA BUAT KALIAN KOMEN DI TIAP PARAGRAF/DIPART YG MENARIK BUAT KALIAN?🐱🤝

KALAU KALIAN SEMANGAT VOTE DAN KOMEN, MAKA SEMAKIN SEMANGAT JUGA AKU UPDATE NYAA🔥🔥🔥

AYOOK NAIKIN VIEW, SAMA VOMENT NYAA YAA GUYSS🐳🙌

SEMOGA SUKAA

‼️JANGAN LUPA VOTE,KOMEN DAN SHARE BIAR CERITA INI MAKIN RAME ‼️

🕊️ HAPPY READING BROWDERS 🕊️

"Semuanya bisa terjadi jika memang takdir dan kehendak dari Allah."

—Savara Caylie Violetta

-+-

"Jika mata tidak bisa melihat. Maka hati bisa merasakan. Rasakan dengan teliti, apa yang ada disekitarmu."

—Unknown

-+-

"Terkadang rasa percaya memang harus dihilangkan, pada saat tertentu."

—Reyhan Ardi Altarazka

*****

Disaat dunia masih menyimpan banyak misteri
Akan selalu ada cahaya dalam kegelapan
Akan selalu ada matahari setelah malam
Percayalah, akan ada jawaban dari semua pertanyaan

Bahkan ketika waktu memintamu untuk menunggu
Maka, tunggulah...
Jawabannya ada didekatmu
Menyerah bukanlah jawaban
Tetapi berjuang adalah kewajiban

*******

"Kalian sudah siap untuk pertemuan kali ini?" tanya Pak Ervan tegas.

Keenamnya kompak berdiri dengan tubuh tegap. Mereka sudah memakai baju hitam polos dengan celana hitam dengan topi berwarna dark blue bertuliskan huruf 'R' yang merupakan simbol dari SMA Ravenza serta jaket coklat tua yang melengkapinya. Oh, dan jangan lupakan masker putih yang mereka pakai agar nanti identitas asli mereka tidak terbongkar. Saat ini mereka tengah berada di suatu ruangan khusus yang tersembunyi di balik dinding rumah BK. Siapa sangka ternyata di ruang BK terdapat pintu rahasia yang terbuat otomatis menggunakan sidik jari orang tertentu?

Benar-benar luar biasa.

"Untuk pertemuan kali ini, saya hanya ingin menjelaskan terkait kasus yang kami pasrahkan pada kalian," jelasnya.

"Yang pertama, anggap saja ini semacam organisasi. Pihak sekolah menamainya Veronza. Kalian harus merahasiakan ini dari semua orang termasuk orang terdekat atau bahkan keluarga kalian. Paham?"

Mereka hanya mengangguk.

"Kalian juga tidak boleh menggunakan identitas asli saat penyelidikan berlangsung."

Detik selanjutnya pria itu mengeluarkan secarik kertas dari laci mejanya lalu memberikannya pada Alvar.

Kertas itu bertuliskan:

ALVARENZO: Black Or White [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang