Chapter 17. Sosok Misterius

109 7 0
                                    

HALOOWW ALL 🤩

I'M COMEBACK 😇

BY THE WAY...

SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI BAGI YANG MERAYAKAN 🙏🏻🙏🏻

MINAL AIDZIN WAL FAIDZIN, MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN YAA🤍

MAAF JUGA AKU SERING PHP IN KALIAN+TELAT UPDATE:) 😔MIANHE

DIMAAFIN NGGAK NIH? HEHE...

OKELAHH, LANGSUNG AJAA>>>

🕊️HAPPY READING BROW 🕊️

‼️ HARAP TEKAN VOTE,KOMEN, DAN SHARE CERITA INI YAA!! JANGAN JADI SIDERS!!😡‼️

***

"Jangan biarkan rasa takut mengalahkanmu. Lawan! Agar kamu bisa menang!"

Flyna

*****

Brukk!

Alvar melempar tas sekolah secara asal. Ralat! Lebih tepatnya membantingnya ke lantai. Padahal di dalam tas itu terdapat laptop pemberian sang bunda. Semoga saja tidak ada kerusakan pada laptop itu.

Cowok itu mendudukkan dirinya di atas kasur. Dengan dua kancing seragam yang sengaja ia buka karena gerah, seragam yang berada di luar, sabuk yang hilang entah kemana, berhasil membuat penampilannya terlihat benar-benar kacau. Namun, dimata para kaum hawa pastinya penampilan ini adalah suatu hal yang dapat memanjakan mata. Iya 'kan?

"Deon pengkhianatan!"

"Pengkhianatan!"

"Pengkhianat!"

Semua kata-kata itu terus berputar memenuhi pikirannya. Siapa yang tidak shock, jika sahabat yang selama ini sudah ia anggap sebagai keluarga, justru diam-diam berani mengkhianatinya? Tidakkah permasalahan keluarga dan permasalahan sekolahnya sudah cukup? Kenapa masalah selalu saja berdatangan?

Karena bingung harus berbuat apa tanpa sadar Alvar terus melamun selama beberapa menit. Beberapa detik setelah sadar, ia pun mengacak-acak rambutnya frustasi.

DUKK!!

PYARR!!

Kaki kanannya dia gunakan untuk menendang meja kecil di sampingnya. Mengakibatkan sebuah vas bunga terjatuh dan pecah. Seolah belum cukup, cowok itu kembali berdiri menuju rak buku.

Saat ini dirinya tengah dikuasai oleh emosi. Mungkin sikapnya ketika pengkhianat Deon terbongkar, terlihat tak terlalu marah. Tapi jauh di dalam hati, dia merasa sangat terpukul. Dengan kekuatannya, Alvar menjatuhkan rak buku tersebut. Menyebabkan puluhan buku berantakan di lantai.

Inilah seorang Alvarenzo ketika sedang marah. Tidak banyak orang  tahu mengenai sisi gelapnya yang satu ini. Karena dia selalu bersikap cuek saat sedang marah, bila dihadapan orang lain. Sangat berbeda jika dia sedang sendirian.

Ckleek!

Pintu kamarnya terbuka.

Ah! Sial. Dia bahkan lupa untuk mengunci pintu kamarnya. Terlihat sepasang tangan mungil yang menempel pada pintu, serta kepala yang mengintipnya.

"Abang...?" panggil Alen pelan. Dia memang pernah melihat kakaknya marah. Tapi tetap saja ini menyeramkan baginya.

Alvar tidak langsung menjawab, dia justru hanya menatap sang adik dengan tatapan dingin khas miliknya. "Keluar!" perintahnya.

ALVARENZO: Black Or White [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang