Bagian 16

729 31 3
                                    

Dua hari sudah Naura mendiamkan Rendra. Selama itu pula laki-laki itu begitu kelabakan karena diamnya sang istri sungguh berimbas pada hari-harinya. Entah itu di kantor atau di mana saja karena pikiranya hanya tertuju pada sang istri. Rumah yang biasanya hangat dengan celoteh dan canda tawa dari Naura dan Jihan, kini terasa hilang. Hampa ditemani dingin yang membekukan suasana.

Meski Naura tetap menyediakan semua keperluan Rendra dan melayaninya seperti biasa, laki-laki itu merasa istrinya melakukan hal tersebut hanya sebatas kewajiban karena sorot matanya masih terpancar rasa kecewa yang amat kental. Entah bagaimana lagi dirinya bisa membujuk agar wanitanya tak lagi marah seperti ini.

"Bund, jangan diamkan ayah seperti ini. Apa yang harus ayah lakukan supaya bunda tidak marah lagi seperti ini bund?" kara Rendra suatu malam saat keduanya hendak tidur.

Biasanya saat-saat seperti inilah biasanya kedua suami istri itu melakukan pillow talk atau berbicara dari hati ke hati mencurahkan apa saja yang dirasakan oleh masing-masing. Atau hanya sekedar berbagi cerita apa saja agar keduanya bisa saling terbuka dan saling memperbaiki diri dan mengobrol santai.

"Bukanya sudah jelas apa yang bunda mau? Atau mungkin ayah yang tidak peka" jawab Naura menatap lurus mata suaminya

"Bund, ayah nggak bisa begitu saja menjauh atau mengabaikan Resti karena.."

"Karena dia sahabat ayah selama bertahun-tahun begitu? Yah, jangan berlindung di balik kata persahabatan. Bunda bosan dengernya. Bukanya ayah juga udah janji kan tidak akan terlalu dekat denganya"

"Ayah sudah bilang akan berusaha melakukanya"

"Tapi mana buktinya? Bunda bingung, sebenarnya apa yang membuat ayah begitu perhatian pada mbak Resti padahal kalian katanya hanya bersahabat. Apa ayah punya hutang budi padanya atau keluarganya?"

"Tentu saja tidak bund, tapi papanya Resti meminta ayah untuk menjaganya"

"Tapi tidak begini caranya yah. Sekarang bunda tanya, apa mbak Resti anak kecil yang tidak bisa menjaga diri?"

"Bukan"

"Apa disisi mbak Resti tidak ada orang lain yang menemaninya"

"Ada mamanya yang tinggal bersamanya"

"Kalau begitu, sudah jelas tidak ada kewajiban bagi ayah untuk menjaganya. mbak Resti masih mempunyai orangtua, juga orang yang mampu dalam segi finansialnya jadi bunda rasa tidak ada yang perlu di khawatirkan tentang keadaan mbak Resti"

"Kenapa bunda bilang seperti itu, sebagai manusia kita juga berkewajiban untuk menolong sesama"

"Ayah benar soal tolong menolong. Jadi jika itu masalahnya kenapa selalu ayah yang dimintai tolong? Bukan bunda, Raina, mama atau orang lain?"

"I..itu"

"Bunda hanya takut suatu saat ayah melangkah terlalu jauh dengan mbak Resti" lirih Naura

"Bunda jangan bicara seperti itu, ayah pastikan semua itu tidak akan terjadi"

"Untuk sekarang iya. Tidak tau besok bagaimana"

"Baik..baik bund, ayah akan berusaha menjauhi Resti" kata Rendra mengalah. Tak mungkin dirinya akan terus berargumen apalagi mendebatnya atau istrinya akan semakin marah.

"Jangan hanya berjanji jika tidak berniat untuk menepati" kata Naura lantas membalikan badan memunggungi suaminya.

Rendra yang melihat sikap istrinya, hanya bisa menghela napas. Meski ragu, laki-laki itu memeluk Naura dari belakang. Syukurlah tidak ada penolakan dari wanita yang amat sangat dicintainya ini. Pikirnya, apa dirinya harus menceritakan masalah ini pada mamanya saja supaya dirinya mendapat solusi? Ya. Mungkin itu ide yang bagus.

*****

"Assalamualaikum Naura....Ra" panggil seseorang yang begitu saja masuk ke dalam rumah.

Naura yang baru saja selesai dengan cucian piringnya, tentu terkejut dengan kedatangan mama mertuanya yang tiba-tiba. Biasanya wanita paruh baya itu akan mengabarinya terlebih dahulu jika akan berkunjung sehingga Naura bisa menyiapkan camilan atau hidangan yang lain.

"Waalaikumsalam. Mama"  jawab Naura lantas menyalami mama mertuanya.

"Tumben mama kesini nggak ngabarin dulu ma, biar Naura bisa masakin makanan kesukaan mama sama beli camilan dulu"

"Nggak perlu. Mama nggak akan lama dan nggak mau basa basi. Rendra udah cerita semua sama mama. Ra, Rendra sama Resti itu udah sahabatan lama kamu nggak perlu cemburu sampai mendiamkan suamimu. Jika Rendra perhatian sama Resti ya itu wajar aja" kata Alya panjang lebar

Sejenak, Naura terpaku mendengar penuturan dari mama mertuanya itu. Bagaimana bisa Rendra menceritakan permasalahan keluarganya yang seharusnya cukup mereka berdua yang tau kepada mamanya padahal selama ini dirinya tak pernah mengadu apapun kepada kedua orangtuanya jika ada masalah? Dan lagi, kenapa mama mertuanya malah membela Resti padahal jelas-jelas dirinyalah yang menantunya? Rupanya hampir delapan tahun ini Naura berusaha menjadi menantu yang baik tidak berarti apa-apa bagi mama mertuanya hanya karena kedatangan Resti diantara mereka.

"Kenapa diam Ra. Ingat, dosa besar bagi seorang istri jika mendiamkan suaminya"

"Maaf ma, Naura adalah wanita biasa yang  tentu saja akan merasa cemburu jika melihat suaminya lebih mementingkan dan perhatian kepada wanita lain karena itu berarti aku masih mencintainya"

"Halah, masalah sepele begitu saja sudah kamu besar-besarkan"

"Mama bilang seperti itu karena papa tidak pernah menempatkan mama di posisiku. Andaikan papa melakukan hal yang sama, apa yang akan mama lakukan?"

"Jangan bawa-bawa papa Naura. Sekarang berhenti merajuk kepada Rendra seperti anak kecil lagi. Mengerti?"

"Ma, mama tolong mengerti perasaan Naura ma"

"Sudah, mama nggak mau denger apa-apa lagi. Mama pamit dulu ke tempat arisan temen mama" kata Alya pergi begitu saja.

Sementara Naura hanya bisa beristighfar dalam hati untuk meredakan gejolak emosi yang sedari tadi berusaha dirinya tahan di hadapan mama mertuanya. Naura tak menyangka jika pengaruh Resti akan sebesar ini sampai-sampai mama mertuanya yang tampak menyayanginya selama ini bisa berubah seperti itu karena kehadiran sahabat suaminya.

___________________

Hay hay hay readers kesayangan aku...kangen nggak sama Relca? Semoga aja pada kangen ya😆😆

Dah ah happy reading buat kalian semua😘😘

Goresan Luka (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang