Pagi yang cerah, Resti yang tengah tidur pulas merasa terganggu dengan ketukan pintu yang cukup keras. Siapa? Pikirnya. Tidakkah orang itu tau jika ini di hotel dan akan diusir paksa jika membuat keributan? Kesal Resti namun hanya bisa di tahan dalam hati.
"Res...buka pintunya. Ini mama" kata orang tersebut kemudian setengah berteriak.
"Astaga" Resti berjingkat kaget di atas kasurnya ketika suara sang mama lah yang memenuhi gendang telinganya
"Iya bentar" lanjutnya
Buru-buru Resti menuju pintu dan membukanya. Tampak wajah sang mama tengah menahan kesal. Mungkin karena dirinya tak segera membuka pintu. Atau karena dirinya yang pukul 9 ini baru bangun tidur.
"Ckck. Gadis kamu itu Res. Jam segini baru bangun" omel Reni begitu dirinya telah duduk manis di pinggiran ranjang yang empuk.
"Iya ma, maaf. Soalnya keenakan tidur di hotel. Ya biarpun sendirian disini"
"Ya terus kenapa kamu nggak pulang aja kerumah, kan ada mbok yang nemenin. Kenapa malah nginep di hotel sayang?"
"Ya biarin. Memanfaatkan. Mumpung ada yang bayarin kok"
"Ya ampun. Yaudah sana kamu mandi dulu abis itu kita sarapan bareng. Mama tunggu di depan tv sana" titah mama Reni yang di turuti Resti.
Beberapa menit berlalu, Resti keluar dari kamar mandi dan setelah berganti baju juga sedikit memoles wajahnya dengan make up tipis natural dirinya menyusul sang mama yang tengah asyik menonton televisi. Di depannya, terdapat beberapa menu sarapan yang telah tertata rapi di atas meja.
"Wah enak nih udang asam manis" kata Resti
"Sini duduk. Mama udah laper"
Tak perlu diperintah dua kali. Resti langsung mengambil nasi juga beberapa lauk yang begitu mengguggah selera.
"Ma, mama mau ngomong apa? Kayaknya penting banget sampai nyamperin kesini" tanya Resti sembari mengunyah makanan
"Papa kamu mau ngenalin anak koleganya ke kamu. Sabtu malam kalian akan ada acara makan malam dirumah sekalian perkenalan" jawab mama Reni
Resti yang kebetulan tengah meminum air putih tiba-tiba saja tersedak saat mendengar perkataan mamanya itu.
"Ma, kenapa gitu. Kan papa bilangnya mau ngasih kesempatan Resti buat bawa calon sendiri"
"Mama juga nggak tau. Sebelum mama kesini tadi papa kamu pesen kayak gitu ke mama"
"Resti...Resti harus ke rumah mas Rendra sekarang ma. Resti mau bilang ke mas Rendra buat nikahin Resti" kata Resti kalut.
"Sayang...Res. Dengerin mama. Sekarang nggak ada waktu karna kita harus siap-siap buat hadir ke acara ulang tahun EL group sampai malam nanti"
"Tapi ma..."
"Res, acara ini penting. Apalagi kita kerjasama sama perusahaan itu. Kalau kita tidak datang malu Res"
"Kenapa nggak mama aja yang datang? Perusahaan El group juga ada di bogor kan pusatnya"
"RESTI! kamu ini calon pewaris perusahaan papa kamu. Kalau kamu seperti ini, namanya kamu nggak bertanggung jawab. Dan acara El group kali ini diadakan di cabang sini"
"Terus gimana dengan mas Rendra ma, Resti takut nggak bakal sempet nyamperin mas Rendra"
"Mama yakin masih ada waktu. Kita selesai in sarapan sekarang terus kita pulang ke rumah buat siap-siap" final mama Reni tak ingin di bantah.
*****
"Siapa bun?" tanya Rendra
Dirinya yang baru selesai mandi, merasa penasaran saat melihat Naura tengah mengobrol asyik dengan ponselnya. Bahkan istrinya itu tampak tertawa begitu lepasnya.
"Papi" jawab Naura lewat gerakan bibir
Pantas saja istrinya itu bisa tertawa lepas seperti tadi karena rupanya papi mertualah sebabnya. Rendra hanya manggut-manggut saja kemudian menuju lemari untuk mengambil baju ganti lantas mengeringkan rambutnya. Sudah menjadi kebiasaan Rendra memang jika mandi harus keramas. Apalagi saat cuaca sangat panas seperti saat ini.
"Loh, udah ngobrolnya sama papi?" heran Rendra
Pasalnya, jika Naura sedang telephonan dengan papi mertua biasanya akan sampai lama. Dirinya pun juga akan menimbrung percakapan mereka sesekali. Tapi ini, baru beberapa menit ternyata obrolan ayah dan anak itu sudah selesai.
"Udah yah, papi buru-buru terus tadi cuma ngabarin kita sama papa mama suruh dateng ke acara ulangtahun perusahaan. Kebetulan acaranya diadakan di kantor cabang sini"
"Acaranya jam berapa bund?"
"Jam sepuluh sampai nanti malem yah. Nggak tau jam berapa selesainya"
"Wah, gedean ya kayaknya acaranya"
"Tebak bunda sih gitu. Papi juga nggak bilang banyak tadi"
"Yaudah bunda siap-siap gih udah jam sembilan lebih ini. Nanti Jihan nyusul aja pas pulang sekolah. Ayah ganti baju dulu abis itu ke ruang tv mau telephone papa dulu buat ngabarin" kata Rendra
"Oke yah" balas Naura singkat yang kemudian menyambar handuknya di gantungan.
Rendra tersenyum. Kemudian melangkahkan kakinya keluar kamar menuju ruang TV. Disana, dirinya segera menghubungi nomor papanya sekaligus sambil menunggu Naura selesai bersiap. Yah, biasa wanita. Pasti akan memerlukan waktu cukup lama untuk memilih baju dan berdandan.
"Yah" panggil Naura membuat Rendra yang tengah memainkan game di ponselnya menoleh
Laki-laki itu terpaku di tempat duduknya saat melihat sang istri. Naura yang mengenakan gamis berwarna cream dan jilbab pashmina senada yang di padukan dengan tas tenteng kecil juga sepatu hells membuat penampilan istrinya itu sangat elegan dan juga sangat cantik. Ditambah dengan polesan make up tipis yang flawless di wajah mulusnya, sungguh membuat Naura tampak begitu sangat mempesona.
"Yah. Kok malah bengong" kata Naura sambil melambaikan tangannya di depan wajah Rendra karena suaminya itu malah tampak melamun sembari memperhatikanya.
"Bunda....cantik. Benar-benar cantik" gumam Rendra namun masih bisa di dengar oleh Naura
Seketika, pipi wanita itu tersipu mendengar pujian dari Rendra barusan. Meski suaminya ini tak jarang melontarkan pujian terhadapnya, namun tetap saja hal sekecil itu membuatnya bahagia.
"Ayah ih. Bisa aja. Udah ah berangkat yuk" kata Naura tersenyum
"hayuk" balas Rendra
"Nanti abis dzuhur jangan lupa loh jemput Jihan"
"Siap ratuku" kata Rendra mengangkat tangannya seolah-olah tengah memberi hormat membuat Naura tak bisa menahan tawanya melihat tingkah sang suami.
________________________
Ada yang bisa nebak Naura sebenarnya siapa?
Cuss jawab di kolom komentar yes😉😉😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Goresan Luka (END)
RandomNaura Kailatunahya. Seorang wanita cantik yang patuh dengan suaminya, Rendra Aksala. Kehidupan rumah tangganya pun terasa lengkap dengan kehadiran putri cantik mereka, Jihan Arsyila yang berumur 7 tahun. Namun semuanya berubah saat sahabat sang suam...