Terhitung lima hari sudah Resti tak sadarkan diri. Selama itu pula kedua orangtuanya tak pernah sekalipun meninggalkan putrinya itu juga Naura dan Rendra yang bergantian menjaga. Kini ditambah dengan Lingga yang juga turut menjaga Resti. Dua hari lalu, laki-laki itu menelephone ke ponsel Resti yang di angkat oleh mama Reni dan mendapat kabar bahwa wanita itu kecelakaan. Segera dirinya kerumah sakit dan ikut menjaganya.
Sore ini, Linggalah yang berada di kamar inap menemani Resti sebab orangtua dari wanita itu tengah keluar menemui klien tak jauh dari rumah sakit sekaligus mencari makanan. Sementara Naura dan Rendra, sepasang suami istri itu mengatakan akan bertemu dengan dokter Selena, dokter yang telah menangani Resti.
Lingga yang lelah dan mengantuk setelah seharian ini berada di kantor dan langsung kerumah sakit setelah tadi mengganti pakai sebentar di rumah, segera mengambil tempat duduk di samping brangkar dan tak sadar telah memejamkan matanya dengan menggenggam tangan Resti. Belum lama laki-laki itu tertidur, dirinya merasakan tangan Resti bergerak sehingga membuatnya langsung terbangun.
"Res...Resti" panggil Lingga
Benar saja. Tak berselang lama, mata indah milik Resti itupun perlahan terbuka. Wanita masih tampak kebingungan seperti tengah mencerna apa yang telah terjadi. Melihat hal itu, cepat-cepat Lingga menekan tombol dekat nakas agar ada dokter yang segera datang untuk memeriksa.
"Res. Kamu lagi di rumah sakit sekarang. Beberapa hari yang lalu kamu mengalami kecelakaan" jelas Lingga kemudian
"Papa...mama?" tanya Resti lirih
"Ah, mereka sedang keluar mencari makanan. Mungkik sebentar lagi datang"
Resti mengangguk paham. Dan meski badannya masih terasa sakit dan lemas, dirinya mencoba untuk bersandar karena otot-ototnya terasa kaku. Mungkin akibat dirinya yang terlalu lama berbaring. Namun ada yang aneh dengan kakinya. Tak terasa sama sekali, seperti mati rasa dan tidak bisa ia gerakan.
"Ngga, kenapa kaki aku nggak bisa di gerakin?" tanya Resti. Tampak sekali gurat kepanikan di wajahnya
"Yang sabar Res...dokter bilang kamu..."
"Aku kenapa Ngga?"
"Kamu...lumpuh Res"
"Apa?!...nggak. Ini nggak mungkin terjadi. KAMU BOHONG. BOHONG!" triak Resti histeris. Kini, air mata telah membasahi pipinya
"Res, kamu tenang dulu ya. Aku yakin pasti setelah melakukan terapi dan pengobatan, kaki kamu pasti akan bisa sembuh seperti sedia kala....." kata Lingga merengkuh tubuh Resti ke pelukanya
"Gimana aku bisa tenang Ngga. Aku lumpuh....lumpuh"
"Res, dengar. Naura dan Rendra sahabat kamu sekarang sedang berkonsultasi dengan dokter supaya bisa membawamu keluar negeri untuk berobat. Begitupun orangtuamu juga aku yang akan mengupayakan segala cara untuk kesembuhanmu"
"Maksud.... kamu, mbak Naura juga membantuku?" tanya Resti di tengah tangisnya
"Ya. Selama ini Naura juga ikut menjagamu bahkan mencarikan dokter terbaik untuk menanganimu Res. Dan tadi saat aku datang, dia dan suaminya keluar ingin menemui dokter Selena, dokter yang merawatmu untuk berkonsultasi seperti yang aku bilang tadi"
Resti tercekat. Merasa tak menyangka sama sekali. Setelah apa yang di lakukanya selama ini, Naura masih begitu sangat peduli padanya. Tiba-tiba saja, kilasan semua kesalahan yang telah ia lakukan berputar di kepala layaknya sebuah film dokumenter. Seketika, rasa bersalah dan penyesalan memenuhi rongga dadanya membuat hatinya bergetar hebat. Kini Resti baru sadar jika perbuatanya selama ini sangatlah keterlaluan.
"Ngga, aku mau ketemu sama mbak Naura. Aku ingin minta maaf padanya. Aku merasa semua ini terjadi karena aku udah jahat sama mbak Naura" pinta Resti
"Baiklah, kamu tunggu disini sebentar. Aku kedepan dulu cari Naura" kata Lingga
Tak lama, laki-laki itu datang dengan Naura juga Rendra di sampingnya juga papa Lana dan mama Reni yang baru datang. Di tangan kedua orangtuanya itu, terdapat beberapa kresek makanan yang tampak mengepulkan asapnya.
"Masyaallah Alhamdulillah, akhirnya kamu sadar mbak" kata Naura memeluk Resti bergantian dengan papa Lana dan mama Reni.
Rendra sendiri hanya berdiam diri memperhatikan. Dalam hati, sebenarnya dirinya ikut lega melihat Resti yang sudah sadar tapi jika mengingat kelakuan dari sahabatnya itu, Rendra masih menyimpan rasa kesal sehingga masih enggan untuk berkata-kata.
"Mbak Naura, aku...aku minta maaf atas semua salahku. Aku sangat berdosa pada mbak Naura selama ini"
"Aku sudah memaafkanmu mbak. Sekarang, lupakanlah masa lalu dan mari buka lembaran baru. Kita ambil hikmahnya"
"Tetap saja mbak. Kini aku sadar jika sikapku yang mencoba menghancurkan rumah tangga mbak Naura dan mas Rendra sangat keterlaluan"
"Dengar mbak. Mungkin itu cara Allah untuk menguatkan pondasi rumah tanggaku bersama maa Rendra. Kita bisa banyak belajar dari pengalaman yang pernah kita lewati"
"Terimakasih, Terimakasih banyak mbak" kata Resti terharu, begitupun dengan kedua orangtuanya juga Lingga
Sekarang, hatinya sudah lebih baik dan terasa sangat tenang seolah beban berat di pundaknya telah hilang. Mulai saat ini, dalam hati dirinya berjanji tidak akan mengganggu rumah tangga Rendra lagi dan akan mencoba membuka hatinya untuk seseorang yang selalu ada untuknya. Lingga. Ya. Laki-laki itu sudah berhasil membuktikan keseriusanya pada Resti.
Begitupun Naura. Terlepas dari semua yang telah Resti lakukan dirinya tentu saja akan memaafkanya karena sejatinya manusia adalah tempatnya salah dan dosa. Selama ia mau bertaubat, mau menyesal atas kesalahanya dan mau meminta maaf itu sudah cukup bagi Naura untuk memaafkanya. Dengan begitu, hatinya pun menjadi damai karena tidak memupuk kebencian.
"Teman??" tanya Naura sembari mengulurkan tangan kananya
"Teman" kata Resti menyambut uluran tangan Naura dengan senyuman manis yang terkembanng di bibir.
Kebahagiaan, itulah akhir dari segalanya. Baik untuk Naura maupun untuk Resti. Semua sudah di atur dengan takaran masing-masing. Itulah cara Allah untuk membuat hamba-Nya menjadi lebih baik. Dengan segala cobaan itu pula Allah akan mengangkat derajatnya jika Dia sudah berkehendak.
________________________
End, end, end. Akhirnya selesai juga guys. Lega sekaligus terharu rasanya karena udah bisa tamatin cerita ini. Eits tapi kalian nggak usah sedih karena bakal ada extra partnya😘😘😘😘
Gimana-gimana pada puas nggak sama endingnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Goresan Luka (END)
RandomNaura Kailatunahya. Seorang wanita cantik yang patuh dengan suaminya, Rendra Aksala. Kehidupan rumah tangganya pun terasa lengkap dengan kehadiran putri cantik mereka, Jihan Arsyila yang berumur 7 tahun. Namun semuanya berubah saat sahabat sang suam...