Menikahi Pemeran Pria Novelku

Bab 57

Beri Penghargaan Kepada Penerjemah dengan klik tanda ⭐ Sebelum Membaca! Terimakasih.

Kane menyadari bahwa pertanyaan itu berarti 'Apakah penggerebekan ini ada hubungannya dengan keluargamu?'

Dia menjawab dengan jujur.

"Saya tidak tahu......"

Dia benar-benar tidak tahu. Mengikuti perintah ayahnya, Kane tidak melaporkan setiap gerakannya.

Pada saat yang sama, dia tidak tahu apakah bangsawan yang mendukung ayahnya atau putra mahkota lainnya sedang membuat rencana untuk berurusan dengan sang pangeran.

Setelah mendengar jawabannya, Sigren kembali mencabut pedang yang tertancap di dinding.

"......."

Kane yang melihat sang pangeran mengasah pedangnya menyadari bahwa dia telah memberikan jawaban yang benar.

"Yang Mulia, apa yang Anda rencanakan jika saya menjawab salah...?"

Sigren menjawab dengan blak-blakan.

"Aku akan mengatakan bahwa pengawalku mati secara terhormat melawan si pembunuh."

Dia hanya mengatakan dia akan membunuhnya.

Sigren sedang menilai siapa yang bisa dia percayai di antara para ksatria yang ditugaskan di istananya.

Mereka yang baik dan dapat dipercaya akan dibiarkan saja, dan mereka yang tidak baik atau ambigu akan dikirim ke tempat lain nanti, dengan alasan yang diberikan.

Dan dia berniat membunuh pengkhianat itu.

Sigren mengawasi Kane Erez. Sayangnya, berbeda dengan ayahnya, Kane tidak menunjukkan perilaku mencurigakan. Jadi dia membiarkannya untuk saat ini.

"......"

Kane yang baru menyadari bahwa hidupnya telah datang dan pergi, memandang bosnya seperti orang gila.

'Haruskah aku mengundurkan diri?'

Seperti biasa, Sigren tidak peduli.

"Jika kamu ingin disalahkan, salahkan ayahmu karena mengirimmu ke sini."

"Yang Mulia...."

"Atau pukul dia."

"........"

Kane yang tadinya mengira cepat atau lambat harus mengundurkan diri, kembali marah karena perkataan itu.

Dia berharap dia memiliki kesempatan untuk memukul pangeran malang itu sebelum dia mengundurkan diri!

* * *

Masalah mendesak telah selesai. Aku kembali menghadiri pesta dansa sesuai jadwal.

Tidak seperti biasanya, aku merasa pusing. Itu karena sudah lama sekali aku tidak melihat darah.

'Siapa ini? Haruskah kita menyelidikinya dengan benar?'

Seperti yang selalu aku lakukan ketika sesuatu yang melelahkan terjadi, aku mencoba memberikan lebih banyak perspektif pada kenyataan.

Aku terus-menerus berusaha menyadari bahwa inilah dunia yang ada di dalam buku.

Alasanku melakukan itu adalah karena itu baik untuk kesehatan mentalku.

Aku adalah orang biasa yang lulus sekolah dan mulai bekerja.

Tidak mungkin itu baik bagi kesehatan mentalku, bagiku, yang bahkan tidak hidup di dunia ini, berada di medan perang di mana monster-monster sedang berlarian.

Bahkan tidak ada konsep PTSD (gangguan stres pasca trauma) di sini. Tentu saja tidak ada pengobatan.

Meski begitu, dunia ini tidak selalu terasa tidak realistis.