Baldwin berjalan terburu-buru mengikuti langkah Hamziee.
"Psssttt... Pstttt..... Pssstttt...!" langkah terhenti, Pandangan mengedar ke sumber suara.
Ada bola ketan mengintip di balik pintu yang berseberangan. Balduin, bola kecil mereka Menyembunyikan dirinya.
Baldwin berjalan henghanpirinya. "Apa yang kamu lakukan, bersembunyi disana?"
"Ayah! Ayah bertengkar dengan ibu?" tubuh kecilnya masih tersembunyi di balik pintu.
Tangannya terulur meraih lengan kecil. Dia mengambil posisi sejajar menyeimbangi pihak lain.
"Tidak. Kami tidak bertengkar."
"Ayah berbohong. Aku melihatnya. Ayah akan mengambil istri lain, bukan?" tuduhnya menyipitkan mata.
Bibir Baldwin terasa kelu. Ini kesalahan pahaman. Tidak ada istri ke dua. Begitu juga sebaliknya.
Tatapan permusuhan Balduin yang dia tangkap membuat hatinya mencelos. Memikirkan bahwa putra mereka mungkin akan mulai membuat jarak setelah apa yang dia lihat.
"Tidak seperti itu. Aku hanya ingin menguji kesungguhan...."
Balduin tertegun. Kata-kata Baldwin di ujung tidak lagi memasuki pendengarannya. "Ayah, kamu benar-benar keterlaluan. Menguji? Jika dia lolos Apakah kamu....." tanpa menyelesaikan ucapannya Baldwin langsung berbalik.
Lengan kecil Balduin di cengkram oleh ayahnya. Langkah kecil itu terhenti seketika. Kepala Balduin terkulai, ada sorot kecewa di mata pria kecil ini.
Melihat tampilan putranya, hati Baldwin terasa sakit. "Kamu tidak memahami hal ini, putraku. Kamu masih terlalu muda."
Tidak perlu memahami alasan untuk keskaitanmu. Saat merasakan sakit, itu sudah lebih dari cukup untuk memahami bahwa hatimu sedang sakit. Balduin mengangkat pandangannya, menatap Baldwin dengan mata berkaca-kaca. "Aku tidak ingin tumbuh lebih cepat, karena dimanjakan oleh ibu terasa menyenangkan. Aku tidak ingin terus menjadi muda karena aku tidak tahan dengan ibuku yang kamu gertak. Saat aku besar kamu bisa menceraikan ibuku. Aku akan menjaganya dengan kemampuan ku."
Balduin berlari memasuki kamar Tiberias. Melemparkan tubuhnya ke atas ranjang.
Ibunya adalah wanita yang hebat. Dia selalu diberkahi dengan banyak hal. Lihat Bagaimana ibu memanjakan ayahnya. Lihat Bagaimana ibu menangis karena ayah begitu dekat dengan wanita lain. Ibuku cukup sombong. Apa yang menjadi miliknya akan mutlak menjadi miliknya sampai akhir. Tapi hari ini di hadapan banyak orang ayahnya telah menginjak prinsip dari ibunya. Dia telah di khianati.
Baldwin memperhatikan dari samping. Berjalan mendekat, mengulurkan tangannya membelai puncak kepala Balduin. "Ibumu adalah wanita ku satu-satunya. Aku melakukannya karena aku tidak ingin ibumu menjadi pusat perhatian. Kalian milikku yang berharga." saat mengatakan hal itu, bibirnya bergetar. Ingatan itu datang, saat Hamziee menangis di bawah kakinya. Pundak yang kurus bergetar. Mata Phoenixnya tidak tergerak untuk saling berbenturan. Dia berlari memunggunginya.
Baldwin menurunkan pandangan, menatap telapak tangan yang terbalut kasa. "Ini kesalahan ku. Aku meminta maaf."
Bola ketan yang meringkuk terbangun. Dia duduk dihadapan ayahnya. Melihat telapak tangan Baldwin. "Ibuku memiliki harga diri yang tinggi. Percuma ayah mengatakan hal ini padaku." gerutunya kesal. "Dia mungkin menangis dan tertidur sekarang. Setelah apa yang terjadi, mungkin ibuku memiliki perlakuan yang telah di ubah padamu."
"Lantas apa yang harus aku lakukan?"
Keduanya terdiam sejenak.
"Aku seorang anak, bahkan jika aku mengecewakannya, dia akan tetap mencintaiku. Tetapi kamu dan ibu adalah dua orang asing yang terlibat karena aku. Setelah membuatnya patah hati, Pandangan itu bisa saja berubah. Ayah kenapa kamu begitu bodoh? Tanpa aku menjaga perasaan ibuku, dia akan tetap ibuku. Tetapi kamu, menjaga dia agar tetap disisimu, kamu harus berusaha. Kenapa ayah sangat eugh!" tangan kecil Balduin terkepal meninju ranjang di bawahnya. Dia benar-benar kesal hingga ingin berlari dan menemukan wanita babi yang telah menggoda Baldwin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Flower of my destiny from the 20th era
Fiksi PenggemarSetelah kematian cinta sejati nya, Hamziee hidup dengan frustasi. Dia akan pergi ke manapun takdir membawanya hingga setelah tembakan merenggut nyawanya. Dia berpikir bahwa hidupnya telah berakhir namun siapa yang menyangka Setelah bangun dia telah...