Bab 35

145 13 0
                                        

Tali kekang di tarik, langkah kuda seketika berhenti. Khalid mengayunkan tangan di udara, memberi tanda agar gerobak berhenti.

"Saudaraku, ada apa? " tanya Sukar menghentikan gerobak di sisi Khalid.

"Aku mendengar sesuatu tidak jauh dari sini. "

"Sesuatu? Apa itu? "

"Langkah seseorang. "

Keempat orang mengedarkan pandangan penuh kewaspadaan.

Kreskskkk.... Kreskskkk...

Sringgggghhh...

Denting pedang bergesekan dengan sarungnya.

Khalid melompat maju ketika seseorang berlumpur dan berantakan muncul dari semak-semak, di depan mereka.

Sosok itu membeku, tangan mencengkar erat, sanggul kain di depan dada. Matanya terbelalak. Jelas keduanya sama-sama terkejut.

Begitu menyadari bahwa tindakannya menakuti sosok itu, Khalid buru-buru menarik kembali pedang dan menyimpannya.

Dia di sana jelas seorang gadis. Hanya karena penampilan yang lusuh tidak menutupi sedikit kelembutan dari gesturenya. Dia gadis pekerja keras, melihat beban yang menumpuk di atas punggung itu.

"Assalamu'alaikum." Kata Khalid menundukan pandangan.

Wanita itu masih tertegun, dia menjaga kewaspadaan tidak mengendur.

Tubuhnya condong kedepan tapi dia mengambi langkah mundur. .

"Wa'alaikumussalam... "

Khalid tidak melihatnya, tapi dia secara alami juga mengambil langkah yang sama.

"Nona, jangan takut. Ini kesalahanku. Aku bereaksi terlalu berlebihan dan menakutimu. "

Wanita itu mengabaikan kesungguhan Khalid. Dia terus bergerak dengan gusar. Sesekali akan mengintip kebelakang punggungnya.

Khalid masih menundukkan kepala. Menjaga pandangan dari hal yang akan memberinya dosa.

Sukar tidak berbeda dengannya. Dia menunduk, tapi bayangan di sudut mata masih masuk kedalam pengawasannya.

"Nona, kau terlihat sedang dalam kesulitan. Adalah yang bisa aku bantu? "

"Darimana datangnya? " cicit suara wanita menyembunyikan wajahnya.

"Kami berasal dari negeri yang jauh, datang untuk melihat luasnya dunia. " Suara Khalid tegas seperti sosok pemimpin namun tidak memberinya kesan menindas.

"Benarkah? "

"En. Tidak ada kebohongan. "

"Bisakah kau membantuku? "

"Jika aku bisa. "

Untuk pertama kalinya wanita itu mengangkat pandangan dan melihat sosok Khalid juga yang lain.

Baldwin menunjukan wajah retaknya, sembari memeluk Balduin, duduk di sisi Sukar.

Wanita itu melihat Baldwin, tetapi tidak memiliki reaksi kejutan seperti orang lain pada umumnya. Hanya sepersekian detik sebelum kembali menatap Khalid.

Wanita itu menoleh kebungkusan di punggungnya. Berkata. "Ini adalah jasad ibuku yang terpecah. . . "

"Apa?! " mereka berempat terlampau terkejut, tanpa sadar menatap wanita itu dengan mata membola.

Dia (wanita) tanpa sadar mundur dan menarik kuat simpul kain di depan dadanya. Takut jika mereka akan melakukan sesuatu yang menyulitkannya.

Menyadari tindakan mereka, Khalid dengan cepat kembali menunduk sambil terus beristighfar.

Flower of my destiny from the 20th eraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang