"Raja Baldwin. " terkejut Bailian melihat rombongan Baldwin dan Hamziee berkuda ke arahnya.
Bailian bergegas turun dari kuda miliknya dan menghambur menyambut dia, petinggi negeri. Balduin kecil meringsut ke belakang tubuh Lylac.
Awalnya mereka bertiga memiliki suasana yang ringan. Bernyanyi riang dan melemparkan candaan tanpa batasan. Begitu nama Baldwin disebutkan oleh Bailian seketika tubuh kecil sang pangeran, menegang.
"Bibi, kamu tidak akan mengkhianati ku, bukan? " bisik Balduin mencicit ketakutan.
Lylac memasukkan Balduin kedalam pelukan, dia membelai punggung kecil Balduin sambil berkata lirih. "Bibi tidak akan pernah membiarkan kamu menanggungnya sendirian, Bibi berjanji. "
"Dimana Balduin? " tanya Hamziee melompat dari kudanya.
"Akh! "
Ketika kakinya menyentuh tanah, sedikit rasa sakit muncul.Baldwin menangkap lengan Hamziee. Dia khawatir jika dia (Hamziee) telah memutar kakinya (terkilir). "Apa kamu baik-baik saja? " tanyanya panik.
Perhatian Hamziee masih tertuju pada putranya, dia mengabaikan rasa sakit, juga kekhawatiran suaminya. "Balduin." Seru Hamziee berlari menghampirinya (Balduin) juga Lylac. "Apa kamu baik-baik saja? Kudengar seseorang memukulimu. Perlihatkan. Dimana mereka menyentuhmu." Tanya Hamziee duduk menyeimbangkan tinggi dengan putranya.
Lengan Balduin ditarik oleh Hamziee. Wajah khawatir wanita itu tidak dipalsukan. Ada jejak basah disudut matanya, perasaan frustasi yang dia miliki semakin meledak.
Aku tidak tahu apa yang sudah terjadi. Akhir-akhir ini dia sangat sensitif. Hal kecil membuatnya sedih berkelanjutan. Melihat putranya bersembunyi darinya, hati Hamziee terasa seperti di cubit.
"Nyonya, Putra anda datang untuk bertemu dengan guru pedangnya. Terlalu lama berpisah dan tidak mengasah kemampuan membuat pangeran merasa bosan, untuk itu dia pergi menemui tuan Ibelin. " Bohong Lylac tanpa berkedip.
Jadi itukah tidak akan membuat pangerannya menanggung hukuman sendiri? Jadi dia menyeret Bailian bersama?
Bailian tercengang. Dia tidak tahu apa-apa. Pria kecil itu muncul tanpa dia tahu darimana datangnya kemudian istrinya yang mulia mendorongnya kedalam lumpur? Bailian tidak tahu harus menangis atau tertawa. Aku dianiaya. Dia suami mu tapi tanpa ragu Lylac menjual namanya. Pandangan keduanya bertemu, tanpa diketahui oleh Baldwin dan Hamziee, Lylac mengedipkan satu matanya.
Brengsek! Wanita selalu tahu bagaimana cara untuk bertahan hidup. "Maafkan aku, Yang mulia. Ini kesalahan ku. Seharusnya aku tidak menerima lamaran tuan Henry untuk membantu penduduk dalam beberapa pekerjaan. Karena itu, kami terlambat untuk kembali. "
Lylac menyemburkan darah tua mendengar Bailian menyeret ayah Hamziee sebagai tameng. Apakah Bailian mengambil caranya untuk di gunakan? Dia memiliki banyak nyali. Menjual nama penatua Henry demi keselamatannya.
Hamziee tidak perduli tentang itu. Dia hanya ingin putranya kembali padanya. "Balduin, kemarilah. Jangan jauh dariku. Ibu meminta maaf padamu jika sesuatu.... " Kata-kata Hamziee tersangkut oleh tangisnya. "Akh.... " dia meringis kesakitan. Hamziee memegang perutnya dengan kuat.
"Zie, ada apa dengan mu?" Tanya Baldwin lagi semakin panik melihat wajah Hamziee memucat.
Bayi dibelakang Lylac juga bergegas ke arahnya, memegang lengan Hamziee, khawatir. "Ibu, ada apa dengan mu? Dimana ibu merasa tidak nyaman? "
"Perutku sakit. Sangat sakit. " Hamziee merintih kesakitan. Semua orang panik. Lylac dan Bailian tidak tahu apa yang harus mereka lakukan. Keduanya berjongkok dengan wajah mengernyit seolah rasa sakit Hamziee menembus ke tulang mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Flower of my destiny from the 20th era
FanfictionSetelah kematian cinta sejati nya, Hamziee hidup dengan frustasi. Dia akan pergi ke manapun takdir membawanya hingga setelah tembakan merenggut nyawanya. Dia berpikir bahwa hidupnya telah berakhir namun siapa yang menyangka Setelah bangun dia telah...