Bab 26

106 16 7
                                    

Tengah hari Bailian baru saja menyelesaikan mandi. Dia tidak menemukan istrinya di dalam kamar dan berjalan ke sekitar.

Di dalam sangat sunyi, tidak ada siapapun, namun saat dia mencapai teras, dia melihat pemandangan yang sangat hidup. Istrinya tengah menggendong gadis kecil, tertawa riang sambil mengayunkannya ke udara.

Dia menghampiri, ingin bergabung dengan kesenangan.

"Kesatria.... Datang dan makan bersama kami. " Teriak seorang pelayanan tua mengangkat tinggi piringnya.

Mendengar julukan kesatria, Lylac dengan alami berpaling menatap Bailian. Pria itu tersenyum canggung padanya.

"Tuan Bailian, lihat! Gadisnya sangat imut. " teriaknya tulus.

Bailian sedikit keberatan dengan cara bagaimana Lylac memanggilnya.

Keduanya berdiri berdampingan. Melihat tawa dari bayi, Bailian berinisiatif untuk menggoda bayi tersebut.

Pemandangan yang sangat serasi dimata orang-orang. Dengan lancang celetuk demi celetuk terlontar.

"Kalian terlihat seperti pasangan orang tua. Bekerja lebih keras di masa depan tuan Ibelin, mungkin di tahun depan kalian sudah memilikinya"

Seketika keduanya menjadi sedikit canggung. Lylac membuangnya pandangan, begitu juga Bailian.

Sudut-sudut bibir mereka sangat terlihat dipaksakan.

"Kami banyak mendengar tentang Ksatria Ibelin. Suatu kehormatan dapat berjumpa secara langsung." Sahut seorang yang lain.

Hari itu Lylac dan Bailian berkeliling di sekitar Damaskus. Keduanya tidak menyangka bahwa masyarakat akan menyambut mereka dengan sangat baik. Seolah kekacauan tidak pernah terjadi.

Bailian sepanjang hari membantu petani kurma mengambil panen. Ketika kembali, seluruh peluh membasahi pakaian gelapnya.

Lylac di kediaman marigold telah menyiapkan minuman dingin yang di simpa di dalam sumur sepanjang hari. Dia menyerahkannya kepada Bailian sesuai perintah tuan rumah.

Cawan kecil terbuat dari stenlish, diapit di antara bibir montoknya, secara perlahan air gula meluncur membasahi kerongkongan.

Bailian terkejut. Rasanya sangat segar dan nyaman. Dia memandang air di dalam wadah dengan seksama. "Rasanya sangat enak, manis. " ujarnya memutar cawan di tangan.

Lylac tersenyum, dia berkata. "Paman Henry mengajariku membuat air syrup ini dan menyimpannya didalam sumur. Aku membawanya untukmu, untuk dicoba."

"Minumannya sangat baik. Aku merasa lebih segar. " lanjut Bailian lagi.

Hati lylac terasa hangat. Dia senang mendengar kepuasan Bailian.

"Agh, mandilah dulu. Aku akan menyiapkan makan malam untuk kita. " dia berbalik, kembali menyibukan dirinya di dalam dapur.

Bailian hendak kembali ke kamar, saat kemudian dia mendengar suara engsel pintu tergeser.

Tuan Marigold berjalan memasuki kediamannya. Membopong semangka dengan ukuran besar. "Kamu sudah kembali?" tanyanya melewati Bailian yang menatapnya di dekat tangga.

"Eun, aku akan pergi untuk mandi."

"Ya.. Ya... Mandilah terlebih dahulu. Aku akan memecahkan semangka untuk kita makan malam. Cuacanya sangat panas. Paling tepat makan semangka yang sudah di simpan di dalam sumur. "

Bailian tidak membuang lebih banyak waktu, dia bergegas kembali ke kamarnya.

"Lylac, bawakan aku beberapa piring. Aku akan memotong semangka menjadi beberapa bagian. " seru Henry tanpa menatap pihak lain.

Flower of my destiny from the 20th eraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang