Bab 24

130 17 9
                                    

Di tengah persidangan kerajaan Yerusalem, Bailian beberapa kali tertangkap sedang melamun. Setiap kali Baldwin melemparkan sebuah pertanyaan, dia tidak bersikap seperti biasanya.

Teguran demi teguran bahkan terdengar olehnya sendiri.

"Persidangan untuk hari ini kita selesaikan di sini. Lakukan apa yang telah menjadi tugas masing-masing dan Bailian, kuharap kamu tidak keberatan untuk tinggal. "

Bailian merasa bahwa niatan Baldwin menahannya kali ini pasti tentang perubahannya. Dia tidak keberatan jika raja mereka memberinya hukuman, karena dia merasa layak akan hal itu.

"Yang mulia." Seru Bailian membungkuk didepannya (Baldwin).

"Aku melihatmu tidak fokus dengan agenda hari ini. " dia terdiam sejenak, mengamati Bailian yang menundukkan kepalanya. "Ada apa? Apakah ada sesuatu yang mengganggumu? "

Bailian mengangkat pandangan, bertemu dengan tatapan menilai, milik Baldwin. Ada keraguan di hati Bailian. Dia tidak yakin apakah layak baginya untuk menceritakan hal-hal pribadi kepada seorang raja? Meskipun hubungan keduanya cukup baik dan baik.

Seorang dayang datang, mengantar jus alpukat dari Hamziee untuk Baldwin dan camilan ringan. Dia meneguknya perlahan sembari menantikan penjelasan Bailian.

"Yang Mulia, aku tidak mengerti kenapa banyak wanita dan nyonya terus menatap ku dengan buas, seolah mereka ingin mengulitiku selapis demi selapis. "

Bbbbrrr...!!!

"Apa? "

"Tidak hanya itu, akhir-akhir ini, setiap kali aku berkunjung ke kediaman nona Lylac, akan ada banyak gadis juga nyonya yang datang. Mereka bersikap tidak seperti biasanya. Mereka sangat ramah tapi ketika kehadiranku disadari, seketika tatapan penuh kebencian itu muncul. Kemarin aku bertengkar dengan nona Lylac, aku mencurigainya tentang sikap yang aku dapatkan akhir-akhir ini. "

Baldwin membuang pandangannya canggung. Dia tidak memiliki keberanian untuk menatap mata korban.

Ketahuilah Bailian, Ratu Mu lah yang telah menjual jiwamu ke iblis.

Tidak ingin terus terjebak di dalam topik tersebut, Baldwin tiba-tiba merubahnya. "Aku tidak tahu bahwa kamu menjadi lebih sering mengunjungi kediaman nyonya Marry. Apakah kamu dan nona Lylac.... " sengaja Baldwin menggantungkan pukulan akhir.

"Tidak seperti itu, Tuan ku. Nyonya Hamziee telah menugaskanku untuk mengawasi tuan muda. Karena tuan muda lebih sering tinggal di kediaman  Marry, aku berkunjung lebih sering. "

Tidak tahu haruskah dia menangis ataukah tertawa. Jadi ini alasan Hamziee tidak khawatir tentang putranya yang berkeliaran di luar dan tinggal dengan keluarga lain? Dia benar-benar berniat menjual Bailian ke keluarga Marry.

Baldwin tahu bahwa Hamziee memiliki niat menghentikan penyimpangan hubungan Bailian dengan Sybilla tapi.... Entahlah..

Aku menyukai Bailian menjadi saudara iparku tetapi jika itu salah, aku juga harus menghentikannya.

"Bailian, apa pendapatmu tentang nona Lylac? "

Kerutan muncul di antara kedua alis Bailian. "Dia gadis yang baik dan sopan. Juga pemberani. "

"Bagaimana jika aku menurunkan dekrit pernikahan padamu juga nona Lylac? "

Dia terkejut. "Tuan ku! "

"Aku hanya bertanya. Jika kamu tidak menghendaki, aku juga tidak akan mendorongmu. "

"Terimakasih atas perhatian yang mulia... Bawahan ini merasa sangat beruntung. Hanya, orang rendahan ini tidak memiliki pemikiran seperti itu. "Seru Bailian membungkukkan tubuhnya.

Flower of my destiny from the 20th eraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang