Hari baru, pengadilan Yerusalem dibuat tercengang dengan penampilan berbeda dari raja mereka.
Semula rakyat begitu abu-abu tentang penampilan nyata raja Baldwin. Yang mereka ketahui hanyalah simpang siur yang mereka dengarkan dari mulut ke mulut. Namun hari ini, raja yang saleh memutuskan untuk mengungkap wajah mengerikan miliknya.
Sebenarnya dia memiliki alasan mendesak. Jika saja Hamziee tidak memutuskan dengan kritis bahwa dia harus membiarkan luka beceknya mengering, raja Baldwin sangat enggan menunjukan wajahnya.
Lukanya sangat basah. Semakin basah akan memperburuk kulit miliknya yang sehat. Lendir-lendir harus di singkirkan. Semakin dia membalut mukanya begitu rapat, akan sulit luka-luka mengering.
Ini adalah kali pertama dia merasakan tidak adanya kenyamanan. Semua orang menatapnya begitu aneh. Beberapa akan mengernyit, menahan jijik dan yang lain akan merasa iba untuk bentuk buruk rupanya.
Tiberias terus menggenggam buku jari begitu kuat. Dia sangat kesal. Bukan dengan apa yang di putuskan oleh Hamziee tetapi lebih ke Bagaimana cara orang menatap raja mereka. Dia tidak menyukainya.
Baldwin mengetahui bahwa hal ini pasti akan terjadi. Dia berusaha keras untuk mengabaikan.
Para abdi dalem kerajaan mulai berbisik. "Ya Tuhan, dosa apa yang kerajaan kami telah lakukan. Kita bahkan memiliki pemimpin dengan wajah mengerikan."
Pria tua yang lain membungkam mulutnya. "Perhatikan apa yang kamu katakan. Jika Tiberias mendengarnya, kepalamu akan menjadi taruhan."
Bibir seseorang yang telah mendapatkan peringatan berkedut tidak senang. Dia hanya mengatakan fakta tetapi orang berusaha membungkamnya dengan status. Sejak kapan mereka menjadi otoriter saat memimpin negara mereka bahkan untuk mengungkapkan pikiran murni, mereka tidak diperkenankan.
"Bukankah itu keterlaluan. Tidak hanya tidak di hargai, bahkan dia tidak diijinkan memiliki pendapat apapun di otak mereka sendiri? Apakah mereka bahkan menganggap kita manusia?"
"Jaga batasanmu. Dimana raja Baldwin mengambil kebebasanmu selama ini, huh? Sepertinya kamu sudah bosan dengan kehidupan damaimu, bukan?"
Ada kebencian yang melintas di matanya. Dia telah lama melakukan hal-hal seperti ini. Menghasut anggota dalam dewan hanya untuk menaikkan pamor Guy Lusignan. Menggiring opini publik agar berpaling dari kepemimpinan Baldwin sang lepra. Namun yang dia lupakan adalah kerja nyata raja Baldwin. Jelas bahwa pria cacat ini memiliki dedikasi tinggi dan kedamaian juga ketentraman sangat nyata mereka para masyarakat rasakan.
Tiberias mendengarnya, dia mendekati Baldwin dan membungkuk. "Yang Mulia, . . . " jelas bahwa dia menunggu Baldwin memerintahkan sesuatu padanya, seperti memukuli mereka yang telah menghinanya. Tetapi setelah menunggu, pria saleh di atas singgasana hanya diam menatap datar pada wajah-wajah dewan mereka.
Wajah-wajah ini belum pernah kulihat dengan ekspresi berubah-ubah. Dari mereka ada yang menunjukan ketidak sukaan. Dan ada dari mereka yang menganggap hal ini dengan santai atau tidak memasukannya kedalam hati.
"Tidak buruk menunjukan wajah asli ku. Sekarang aku bisa melihat bagaimana Orang-orang yang aku simpan menilai ku. Siapa yang tidak menyukai akan terlihat sangat tidak menyukai dan mereka yang iba hanya akan menunjukannya dengan jelas."
"Tuanku, tidak perlu memikirkannya terlalu dalam. Perhatikan kesehatan mu. Nyonya memintamu untuk menjaga pikiran anda tetap stabil."
Baldwin menghela nafasnya panjang. Dia menoleh ke arah Tiberias. "Berapa lama waktu untuk tiba ke Damaskus?"
Alis Tiberias berkerut. Dia tidak yakin dengan maksud dari pertanyaan Rajanya. "Kuda tercepat tanpa henti sekitar tiga hari."
Itu artinya diperlukan lebih dari tiga hari untuk Hamziee mencapai Damaskus, bukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Flower of my destiny from the 20th era
FanficSetelah kematian cinta sejati nya, Hamziee hidup dengan frustasi. Dia akan pergi ke manapun takdir membawanya hingga setelah tembakan merenggut nyawanya. Dia berpikir bahwa hidupnya telah berakhir namun siapa yang menyangka Setelah bangun dia telah...