Bab 34

80 11 2
                                    

Keledai di tarik, gerobak berderit tercekik karat yang di paksakan. Tiga dewasa dan satu bayi, berayun-ayun mengikuti guncangan gerobak. Ini adalah kali pertama Baldwin menderita lebih banyak, dibandingkan dengan menunggang kuda.

Negeri dimana Hamziee berasal berada di tiga ribu kaki di atas permukaan bumi, menanjak tanpa belas kasihan. Jika bisa mungkin keledai itu akan meraung tanpa kendali. Jika bisa dia akan mengumpat terus menerus.

Baldwin memeluk bayinya dengan erat. Membungkus lebih banyak lapisan kain di atas tubuhnya.

"Ayah, ini membuatku gerah." Keluh bayinya. Menggerakkan tubuh sedikit memberontak.

"Patuh. Cuaca di sini tidak sama dengan di rumah. Semakin tinggi akan semakin dingin. " jelasnya menatap Balduin sedikit tertekan. Dia menyayangi putranya. Dia memiliki hubungan yang dekat tapi semua itu adalah versinya pribadi. Sementara putranya, kurasa dia berpikir sebaliknya. Mereka jauh dan jauh jadi ketika Baldwin memberinya perhatian ekstra, suasana seperti canggung.

"Jangan khawatir, cuaca di sana sangat hangat bahkan di dataran tinggi sekalipun." Seru Khalid yang menunggang kuda di depan gerobak mereka.

Sukar mengemudi Dua keledai untuk perjalanan mereka, kali ini. Sebenarnya, keledai tidak lebih cepat dari kuda, tapi karena misi harus membuat mereka terlihat sangat miskin, ini adalah solusi yang tepat.

"Kenapa kita tidak menggunakan kereta kakek? Kereta kakek memiliki mesin, dia bisa berlari lebih cepat dari ini. " gerutu Balduin, tidak puas.

Sukar memutar matanya ketika mendengar cicitan cucu yang nakal. "Kuda tidak kita gunakan karena terlalu mewah dan kau berharap dengan mobil kakek mu? Apa yang akan kau lakukan jika mereka menginginkannya? "

"Kakek aku tidak berbicara denganmu."

Sukar tercengang. Dia ingin melompat untuk memukuli Balduin hingga dia terlihat menjadi seperti babi.

"Win-win, Jangan kasar pada kakekmu. " tegur Baldwin menepuk pelan kepala anaknya.


Sukar menggoyangkan kepalanya karena terlalu senang mendapatkan pembelaan dari keponakannya. Dia mengejek bayi Baldwin dengan keterlaluan.

Melihat itu Baldwin tanpa sadar mendengus kesal. "Pamannnnnnn.... Berhenti menggoda putraku." Suara Baldwin yang dalam dan sedikit kemanjaan terdengar, membuat semua orang membeku dan menoleh untuk memperhatikannya.

Benarkah Baldwin raja Yerusalem yang Agung baru saja membuat nada seperti gadis?

Sukar menelan ludah kasar. Dia kembali fokus pada jalan. "Pasti aku mengalami dehidrasi. Telingaku bahkan mendengar oase? " monolognya pada diri sendiri.


Gumaman Sukar tidak keras namun sampai pada pendengar Baldwin dan Balduin.

Balduin masih tersesat di wajah ayahnya yang retak. Dia sama terkejutnya dengan yang lain.

Kenapa ayahnya berperilaku seperti itu?

Pertanyaan ini secara alami tidak terlontar dan Baldwin tidak mengetahuinya.

Faktanya, ini adalah kali pertama Baldwin begitu dekat dengan keluarga. Sibylla memiliki batasan tidak terlihat, membuat Baldwin menyesuaikan situasi yang dia berikan. Ini jelas sangat berbeda. Seorang paman memperlakukan dia benar-benar seperti junior, terlepas status yang dia miliki juga kondisi fisiknya saat ini. Paman sukar juga Khalid memperlakukannya sangat normal. Benar-benar keluarga yang sesungguhnya. Jadi ketika saat itu tiba, dia tanpa sadar berperilaku seperti masa yang dia telah lewatkan.

"Paman bolehkah aku bertanya sesuatu? " tanya Baldwin melihat punggung lebar sukar.

Tanpa menoleh, dia berkata. "Katakan."

"Hamziee memiliki keyakinan yang sama denganku, tapi kurasa kau tidak begitu. "

"Ya, awalnya kami sama seperti Hamziee. Ayahku bahkan seorang pendeta, dulunya. Hanya setelah kakak perempuanku jatuh cinta dan menikah, orang tua kami kemudian berpisah dengannya dan kembali ke Egypt. "Sukar berhenti berbicara. Dia mengingat kembali cerita dengan runut untuk di sampaikan ulang kepada Baldwin. " ketika kembali, keluarga kami mendapat perhatian yang panas. Kemudian Sultan Salahuddin menjadi lebih dekat. Berbicara... Berbicara... Berbicara, Boom! Kami merubah keyakinan kami hingga akar." Cekikik tawa Sukar ketika dia mengingat bagaimana ayahnya menceritakan hal itu kepada mereka.

"Kakek merubah keyakinan sebelum kalian ada? " tanya Baldwin lagi.

"Ya, seperti itu. Jadi ketika aku dilahirkan, aku secara alami mengikuti yang baru."

Baldwin mengangguk-anggukkan kepalanya dengan khidmat. Eoh itulah kenapa dia terkejut dengan keyakinan Hamziee juga kedua pamannya yang berbeda. Ada juga rasa nyaman untuk memikirkan bahwa dia dan Hamziee memiliki visi yang sama. Tidak memusuhi pihak-pihak lain dan hidup berdampingan dengan harmonis.

"Lalu, apa yang terjadi dengan Hamziee dan Negerinya? Bisakah aku menanyakan hal ini? " tanya Baldwin lagi, sedikit ragu-ragu.

Sukar menghela nafas panjang. Ada perasaan tertekan yang tergambar jelas di wajahnya. "Saudariku adalah wanita kedua. Saudara Henry menikahinya karena alasan keturunan juga cinta. Ngomong-ngomong istri pertama Henry belum memiliki penerus saat itu, jika kau ingin tahu. Begitu keduanya menikah, tidak lama, Hamziee muncul di tengah-tengah mereka. Berjalan waktu, Hamziee telah di nobatkan sebagai putri Mahkota di usia muda tapi siapa yang tahu bahwa setelah penobatan itu, nyonya pertama benar-benar mendapatkan bayinya sendiri. Bayi itu laki-laki, yang seharusnya menjadi penerus tahta namun Henry tidak ingin merubahnya. Istri pertama marah juga kecewa, dia dengan sengaja membius (meracuni) saudariku. Henry terlalu mencintai kakak ku, tentu saja. Dia menjadi gila. Tahu bahwa dia tidak bisa menyeret istri pertamanya ke bawah (menghukumnya) dia dengan sadar membawa saudariku keluar dari negeri itu. Tinggal di pelosok yang nyaman. Hanya berdua tanpa memiliki keluhan. Hamziee tetap tinggal. Dia sudah naik tahta di usia delapan tahu saat itu. Tapi yang tidak Henry perhitungan adalah, istri pertama memiliki trik keji untuk mendorong Hamziee dengan sukarela menyerahkan tahtanya. Yeah. Dia maksa rakyat untuk melakukan bunuh diri di depan kastil Hamziee. Apa yang bisa bocah itu lakukan dengan pikiran sekecil itu? Tidak ada. Dia mengalami depresi untuk waktu yang lama. Bahkan setelah bertahun-tahun Henry membawanya berkeliling dunia untuk menghiburnya. Eoh juga yang mengerikan, yang masih sangat aku ingat. Hamziee sudah mati satu kali. Dia benar-benar berhenti bernafas setelah memotong nadinya tapi mukjizat Tuhan, dia hidup kembali. "

Pelukan di tubuh Balduin mengencang. Dia tidak tahu hidup Hamziee sangat buruk dan buruk. Kukira hidupku sudah paling siap, tapi bukankah hidup istrinya tidak lebih baik. Beruntung bahwa Hamziee mampu bangkit kembali dan menatap pikiran lebih baik. Dia juga bersedia menemukannya. Jika tidak mungkin hidup ku (Baldwin) sudah berakhir di akhir tahun ke dua puluh dua ku.

"Kita harus segera menemukannya. Jangan biarkan siapapun menggertak istriku. " suara berat Baldwin keluar di antara gigi yang terkatup rapat.

"Itu tidak akan terjadi. Tidak ada siapapun yang bisa menggertaknya. " ujar Sukar, membusungkan Dada dengan bangga.

Tiba-tiba saja sukar tersesat oleh pikirannya sendiri dan berbalik untuk melihat Baldwin. Benar memang tidak ada yang mampu melawan Hamziee. tapi, bagaimana dengan Baldwin? Pria brengsek ini bahkan menggertak keponakanku hingga menumbuhkan dua ekor (anak) yang mengerikan.

Sukar menelan ludah dengan susah payah.

Flower of my destiny from the 20th eraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang