Chapter 02 - How it started.

233 110 61
                                    

Setelah mencari-cari di hutan yang lebat dan luas, Sereia berhasil menemukan orang yang memanggil namanya. Dilihat seorang pria yang memunggunginya dengan rambut perak yang berkilau oleh sinar matahari yang menerobos masuk dari celah dedaunan pohon.

"Kamu yang memanggilku?"

Pria itu berbalik, berhadapan dengan Sereia, kedua mata mereka saling bertemu. Sereia melihat biru langit di matanya.

"Kamu sungguh datang..."

Sereia mengerutkan kening. Mata biru dan rambut peraknya terasa asing. Dia tidak merasa pernah melakukan perjanjian dengannya.

"Darimana kamu tahu namaku?"

River berjalan mendekati Sereia.

"Tiga belas tahun lalu kita bertemu di tempat ini. Saat itu para monster berkeliaran di seluruh kekaisaran, termasuk Grand Duchy ini. Aku sedang dalam pelarian, lalu seekor monster menyerangku. Saat aku sekarat kamu datang. Kamu mengatakan bahwa kamu adalah iblis yang bisa mengabulkan permintaan dengan bayaran yang setimpal. Kamu berkata hari itu adalah hari ulang tahunmu, jadi kamu berbaik hati akan mengabulkan permohonanku tanpa perlu membayarnya." River menghela nafas sebelum melanjutkan ceritanya.

"Aku memohon kepadamu untuk menyelamatkan ibuku yang terjebak di mansion Grand Duke, tapi kau malah memberikan ramuan penyembuh dan menyuruhku untuk menyelamatkannya sendiri. Kau juga mengatakan bahwa jika aku membutuhkan bantuan, panggil saja namamu, Sereia. Apa kamu sudah mengingatnya?"

Sereia mematung mendengar cerita River. Sekarang dia mengingatnya. Bahaya jika sang ayah, Raja Iblis, tahu akan hal ini, Sereia bisa dihukum.

Sereia menggelengkan kepalanya, membuang pemikiran tentang hukuman. Satu-satunya cara agar terlepas dari hukuman adalah dia harus menutup mulut pria ini dan kakaknya. Sereia menengadahkan kepalanya agar bisa melihat wajah River karena tubuhnya yang tinggi.

"Iya, aku mengingatnya. Sekarang katakan padaku apa yang kamu inginkan?"

Sereia menantikan jawabannya. Tampaknya pria yang sedang berdiri di depannya ini ragu-ragu untuk mengatakannya.

"Jadilah istriku."

River malu mengatakannya, tetapi wajahnya tetap memasang ekspresi tegas. Sementara, Sereia yang terkejut mendengarnya serta merta meninggikan suaranya.

"Apa?"

Mata Sereia terbelalak, tidak percaya dengan apa yang dia dengar. Sereia berpikir pria ini pasti sudah gila dengan meminta iblis untuk menikah dengannya. River gelagapan menjelaskannya.

"Tidak. Bukan seperti itu. Tidak seperti yang kau pikirkan. Aku- aku bukan pria gila atau pria mesum yang ingin tidur dengan iblis. Aku ingin menawarkan kontrak pernikahan denganmu selama satu tahun kedepan agar aku bisa mendapatkan gelar Grand Duke."

Sereia semakin terkejut dengan perkataannya. Kontrak satu tahun? Bahkan dia tidak pernah mengabulkan permintaan yang lebih dari satu hari. Sereia memikirkan cara yang lebih mudah agar bisa diselesaikan hari ini.

"Kenapa kamu tidak meminta agar aku membunuh saudaramu? atau aku bisa memanipulasi pikiran gadis bangsawan yang berstatus tinggi agar mau melakukan kontrak pernikahan denganmu? Aku tidak mengerti mengapa kamu memilih jalan yang sulit padahal ada jalan yang lebih mudah."

River yang sedari tadi memasang ekspresi tegas, sekarang dia sedikit menundukkan kepalanya. Suaranya berubah menjadi lembut.

"Aku ingin adikku jatuh dan menderita ditanganku. Aku juga tidak bisa menawarkan kontrak kepada gadis bangsawan, selain karena aku menyeramkan dimata mereka, keluarganya pasti akan mengganggu rencanaku. Satu-satunya cara adalah menawarkan kontrak ini kepadamu. Aku sudah menyusun rencana menyingkirkan adikku, aku yakin ini akan berhasil."

DEVIL'S CONTRACT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang