Chapter 07 - Set up a plan.

109 51 32
                                    

Kediaman Archelaus terletak di bagian utara kekaisaran, berbatasan langsung dengan laut. Memerlukan waktu 16 jam menempuh perjalanan dari ibu kota menuju kastil Duke.

Ada jalan pintas menuju kastil Duke dalam waktu kurang dari 8 jam, dengan melewati hutan yang lebat dan penuh monster. Sayangnya, jarang ada manusia yang bisa keluar dengan selamat. Oleh karena itu, semua orang yang ingin masuk ke wilayah Duchy lebih memilih menempuh jalur yang panjang daripada mempertaruhkan nyawa mereka.

Meskipun wilayah Archelaus dikelilingi oleh hutan yang penuh monster, para penduduk yang tinggal di Duchy tetap hidup dengan aman dan nyaman. Selain karena penjagaan dari para prajurit yang ketat, tentu para iblis yang tinggal di kastil Duke bisa mengontrol monster agar tidak menganggu ke pemukiman.

Dan sekarang di kastil Duke, Sereia dan Lennon sedang bertengkar hebat. Tidak menggunakan kekuatan seperti beberapa hari yang lalu, sekarang mereka saling berteriak dan menghina satu sama lain.

Sedangkan Lazarus, Butler, dan para pelayan tetap diam menonton pertengkaran. Lagi pula ini bukanlah hal yang baru pertama kali mereka lihat. Pertengkaran ini tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan pertengkaran sebelum-sebelumnya sampai merobohkan dinding.

Lennon mengangkat tangan yang sedang mencekik leher gagak ke atas agar Sereia tidak dapat menggapainya.

"Apa kamu tuli? Lepaskan Hunk, dasar brengsek!"

Lennon tertawa main-main mendengar perkataannya. Sereia yang semakin kesal menarik kerah baju Lennon. Lennon tampak angkuh dengan dagu sedikit terangkat. Kedua iris mata merah milik Sereia dan Lennon tampak menyala-nyala.

"Kamu seharusnya minta maaf padaku karena sudah mengambinghitamkan aku atas semua perbuatanmu."

Lazarus lelah memperhatikan kakak dan adiknya yang bertengkar. Dia menjentikkan jarinya. Menggunakan kekuatannya untuk mendorong kepala mereka. Terjadi benturan antara dagu Lazarus dan kening Sereia, cukup keras sehingga Lennon refleks melepaskan gagak dari cengkeramannya, dia mengusap dagunya yang sakit. Burung gagak itu terbang bersembunyi di belakang punggung Sereia.

"Berbaikan lah, kalian bukan lagi anak kecil yang selalu bertengkar."

"Ha! Apa kamu lupa kita juga bertengkar beberapa hari yang lalu? Kamu juga harus menasihati dirimu."

Lazarus tidak bisa membantah perkataan Lennon. Pertengkaran saudara sudah seperti rutinitas mingguan. Jika dua anjing bertengkar maka si kucing yang memisahkan, dan jika salah satu anjing bertengkar dengan kucing maka anjing yang lain yang memisahkan.

"Turuti saja perkataanku. Berbaikan dan saling bermaafan."

Sereia dengan inisiatifnya mulai meminta maaf namun tetap menunjukkan ekspresi acuh tak acuh.

"Aku minta maaf sudah menjadikanmu kambing hitam atas perbuatanku."

Mata Lennon terangkat karena terkejut. Dia bergumam pada dirinya sendiri, Sereia memiliki ego yang tinggi, belum pernah dia melihat Sereia meminta maaf atas kesalahan apapun yang dilakukannya. Lennon menyipitkan matanya ke arah Sereia. Setelah mengamatinya sejenak, dia menyimpulkan bahwa itu cukup tulus. Lennon berdehem, mulai berbicara pada Sereia dengan cukup lembut.

"Aku juga minta maaf sudah mengacaukan ramuanmu."

Lazarus tersenyum tipis di wajahnya yang tanpa ekspresi. Lennon menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, suasana ini terasa canggung baginya.

"Sudah kan? Kalau begitu aku harus pergi."

Sereia menahan tangan Lennon.

"Kamu sudah mengganti rugi dan membereskan semua masalahnya kan?"

DEVIL'S CONTRACT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang