Chapter 06 - Time to shopping. (2)

142 74 54
                                    

Sereia memutar knop pintu dan memasuki rumah tua itu. Saat masuk, mata River dengan cepat tertuju pada rak-rak yang dipenuhi dengan barang-barang misterius berkilauan dan berantakan. Disisi rak ada sebuah cermin sebesar tubuhnya disandarkan di dinding. Pergerakan tangan River terhenti saat dia ingin menyentuhnya.

Seorang manusia kerdil yang berperawakan tinggi dibawah 140 cm, dengan rambut, kumis dan jenggot yang panjang sampai menutupi dadanya, dan dua tanduk hitam kecil di kepalanya, perlahan keluar. Dia menundukkan kepalanya penuh hormat kepada Sereia.

"Saya menghadap kepada putri kegelapan."

"Angkatlah wajahmu."

Manusia kerdil itu mengangkat wajahnya. River berkedip dan menatap Sereia dengan ekspresi bingung melihat ada kurcaci yang tinggal di ibu kota. Sepanjang yang dia tahu bahwa kurcaci hidup berjauhan dengan bangsawan.

"Kurcaci?"

"Setengah kurcaci, setengah iblis."

Kurcaci itu menunduk hormat kepada River. River juga membalasnya.

"Nama saya Gudrun Goldsmith."

"Saya River Sylvester."

Gudrun menatap Sereia dengan tatapan penuh tanya, mengapa putri kegelapan membawa manusia apalagi seorang bangsawan yang memiliki posisi tinggi di kekaisaran ke tempat ini?

"Aku melakukan kontrak dengannya. Jangan khawatir dia akan menutup mulut tentang hal ini." Iris merah Sereia bertemu dengan milik River yang biru. "Benar bukan?"

River mengangguk sebagai balasannya. Gudrun menghembuskan nafas lega, tidak lagi khawatir jika toko miliknya akan diseret oleh kekaisaran.

"Baiklah. Apakah ada sesuatu yang Tuan Putri inginkan sehingga harus repot-repot datang ke rumah tua ini?"

"Aku butuh sesuatu yang bisa menampung kekuatanku untuk waktu yang lama."

"Baik, Tuan Putri."

Kurcaci itu berjalan menuju sebuah peti besar, mirip seperti peti harta karun. Mengeluarkan kunci dari sakunya, mengarahkannya ke lubang kunci, memutarnya dan membuat peti itu terbuka.

Benar-benar seperti peti harta karun, di dalamnya ada banyak emas dan permata yang mengkilap. Gudrun mengambil satu batu obsidian seukuran jari kelingkingnya lalu menutup peti dan menguncinya kembali.

"Bisakah kamu membuatnya menjadi sebuah kalung?"

"Tentu, Tuan Putri."

Gudrun mengeluarkan perkakasnya dan memulai aksinya. Sereia duduk di kursi panjang yang ada di sisi ruangan, menepuk tempat sebelahnya yang kosong, River mengikuti dan duduk disampingnya.

"Aku baru tahu bahwa kamu seorang Putri." River terdiam sebentar. "Aku merasa seperti akan lebih sulit kedepannya."

Sereia tertawa canggung, membayangkan ayahnya membuat tenggorokannya kering. Sifat ayahnya yang posesif terhadap putrinya membuat Sereia khawatir ayahnya akan menyuruhnya untuk membatalkan kontak. Meski begitu Sereia tidak bisa melewatkan kesempatan ini, dia akan mempertahankan kontaknya, dia ingin memiliki jiwa River untuk dijadikan pelayannya di dunia iblis.

Sereia menyetujui apa yang River ucapkan, tetapi mulutnya berkata lain.

"Jangan khawatir, aku yakin semuanya pasti tidak akan sesulit yang kamu pikirkan."

"Lennon dan Lazarus sungguh kakakmu?"

"Iya, mereka juga iblis. Seluruh keluarga Archelaus adalah iblis."

River kehilangan kata-katanya. Sereia menepuk bahu River, menenangkannya sambil tersenyum.

"Sudah ku bilang, jangan khawatir."

DEVIL'S CONTRACT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang