penjaga hati atau orang ketiga?

2.3K 220 31
                                    

langit sore itu mulai memudar menjadi gelapnya malam, shani masi bersama al, shani masi nyaman sejauh ini dengan laki laki itu, dia berada di pesisir pantai sambil duduk santai di kursi panjang bersama al dengan es kelapa dan kopi nescafe milik al, al tersenyum kecil menatap wajah samping shani.

"makasi, udah ngajak aku kesini"

"tanggung jawab gue, buat lo bahagia"

"kamu mau bakalan nurutin permintaan aku kan?" tanya shani menatap lurus kedepan.

"iya, kamu mau apa?" al terlihat antusias apa yang ingin shani katakan.

shani menolehkan kepalanya ke arah samping, shani menatap wajah al sebentar, hingga dia tersenyum tipis menatap al "jangan terlalu cinta sama aku al, cinta aku udah habis di aran, semisal aku putus sekalipun, aku berhenti buat jatuh cinta. maaf kalo hal ini nyakitin kamu, aku mohon jangan nyiksa hati kamu hanya karna aku, aku gabisa bales perasaan kamu."

shani melihat handphonenya yang berdering, aran menelfon dirinya. al menatap nanar ke arah handphone shani, haruskah dia nyerah sekarang?

"aku angkat telfon dulu" shani menjauh dari tempat duduk itu mengangkat telfon dari kekasihnya.

"halo ran"

"shani maaf, aku gabisa nepatin janji aku ke kamu. kamu dimana sekarang aku susul" ucap aran.

"gapapa, udah biasa. aku dipantai biasa, kalo ga ngerepotin kamu silahkan kesini, gausa kawatir aku sama al" ucap shani.

"al?"

"siapa?"

"anak temen bunda, aku gaada apa apa."

"oke, aku kesana sekarang, tunggu sebentar"

shani mematikan telfonan mereka shani kembali ke tempat dimana dia meninggalkan al, dia sungguh tidak mau al semakin sakit mengharapkan dirinya.

hingga tanpa sengaja tatapan mata al dan shani bertemu, al menghelang nafas panjangnya, dia menghampiri shani, dia menggengam tangan shani.

"aku ga nyerah, tapi aku nurutin permintaan kamu. maaf kalo aku buat kamu risih, maaf kalo kehadiran aku bikin kamu ga nyaman, kalo aran nyakitin kamu bilang sama aku, aku selalu di belakang kamu, kalo kamu butuh aku." ucap al dia mengelus puncak kepala shani, dia tersenyum hangat menatap wanita didepannya ini.

"shani" suara aran terdengar ditelinga keduanya.

bahkan shani terlihat menghapus air matanya yang entah mengapa turun sendiri, dia sendiri yang meminta al untuk berhenti kenapa rasanya sesakit ini?

"dia udah dateng, aku pamit ya" al menarik tangan shani, mendekatkan shani kepada aran. aran yang melihat shani tidak risih dipegang cowo itu membuat aran sedikit cemburu.

al melepaskan tangan shani saat keduanya ada dihadapan aran, al menjulurkan tangannya memperkenalkan dirinya siapa dia.

"gue al, temen kantornya, sekaligus anak dari temen nyokapnya shani, senang kenal sama lo aran. gue ngajak shani kesini karna gue tau dia suka pantai, jangan salah paham, lo berdua cocok. cepet nikah ya, gue mau liat shani bahagia." al menepuk bahu aran dan berlalu tanpa melihat ke shani biasanya dia akan menatap shani sebelum pergi tapi sekarang, hatinya telalu sakit untuk sekedar menatapnya lagi.

-
-
-
-
-
-
-

selepas al pergi aran melihat shani yang terdiam sendari tadi membuatnya penasaran, hingga keheningan yang cukup lama diantara keduanya yang hanya duduk dikursi dimana disitu ada al.

"dia siapa?"

"gamungkin dia berani ajak kamu, kalo kalian ga saling kenal, apalagi teman kantor?"

"dia baik, tapi aku nyakitin dia aran. rasa sayang aku udah habis dikamu, aku gabisa jatuh cinta atau bahkan nikah sama dia yang ga aku sayang, aku cuman mau dia cari orang yang lebih baik dari aku" ucap shani.

shani itu cantik, tapi dia galak.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang