4. Olimpiade IPA

116 48 22
                                    

Malam itu begitu dingin, bulan tertutup kabut, hanya beberapa bintang yang menampakkan dirinya,jendela dengan Tirai bernuansa abu menghiasi, sebuah lampu belajar masih menyala pada pukul 23.34, seseorang masih terbangun,menghafal dan menulis.

Gerhana masih terbangun, besok sudah hari dimana Olimpiade dilaksanakan, dirinya sungguh gugup, mewakili sekolah bersama sang adik, yang membuatnya sedikit takut, akan kah dirinya bisa membanggakan sang ayah?

Tangannya dengan gesit menulis, matanya fokus pada tulisan tulisan di secarik kertas bertuliskan " Materi Olimpiade IPA", mengingat segala yang tercatat disitu.

Music berjudul "Older" karya Sasha Sloan, music favoritnya saat ini.

Jam terus berlalu, Gerhana masih sibuk di atas meja belajarnya, belum bangkit dari kursi putih tersebut.

Entah mengapa dirinya suka terbatuk, apa mungkin ini musimnya? Entahlah, dalam pikirannya hanya terfokus pada kertas di atas meja itu.

Pukul 2.34 Gerhana mulai bersiap istirahat, sejenak ia mengeluarkan sebuah buku bernuansa merah maroon, membuka pembatas buku bewarna hitam itu, mengambil sebuah pena, lalu mencoretkan pena bertinta hitam itu.

Sebuah kalimat tertulis, entah mengapa air matanya jatuh di iringi batuk yang selalu mengikuti, dadanya sedikit sesak.


Tulisan singkat itu di akhirnya dengan tanda titik, lantas ia terdiam menatap foto di dekat lampu belajar, terpampang sesosok wanita dan seorang anak dengan senyum lebarnya, tertawa memegang sebuah gulali dengan wanita yang memegang sebuah balon.

Tulisan singkat itu di akhirnya dengan tanda titik, lantas ia terdiam menatap foto di dekat lampu belajar, terpampang sesosok wanita dan seorang anak dengan senyum lebarnya, tertawa memegang sebuah gulali dengan wanita yang memegang sebuah balon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tentu itu foto kenangan dirinya bersama sang ibunda tercinta, kenangan satu satunya yang bisa membuatnya merasakan kehangatannya bersama sang ibunda, teringat betapa bahagianya dirinya di dalam foto itu.

Bingkai bewarna coklat itu menjadi ciri khas, warnanya sengaja di pilih coklat russet karena warna itu adalah warna favorit sang ibunda.

Air matanya mengalir sejenak, ia melihat jam sudah semakin berjalan, beranjak dari kursi lalu mulai berbaring di atas ranjang, menatap jendela, terlihat bintang bintang indah menemani sang bulan disana, matanya mulai terlelap, hingga ia mulai tertidur.

~

"Kukuruyukk!!!!" Suara ayam jago milik pak satpam membangunkan seluruh manusia yang mendengarnya, entahlah sudah biasa ayam itu berkokok pagi pagi, seperti alarm alami di komplek itu.

Seperti biasa Gerhana terbangun, melihat jam di atas nakas samping ranjang nya, menunjukkan pukul 5.43, ia beranjak berdiri, mulai berjalan ke arah kamar mandi lalu mulai membersihkan diri.

Sudah 10 menit berlalu gerhana mulai keluar dari kamar mandi, dengan seragamnya rapinya ia menyisir rambut, menatap sebuah cermin di dekat rak handuk miliknya.

Apa Salahku Ayah?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang