Happy reading!
[[ Apa Salahku Ayah? ]]
Sudah sekitar 5 menit setelah keduanya berhenti untuk membeli yang di butuhkan, keduanya sampai di cafe yang dituju, Gerhana memarkirkan motor miliknya.
Raya lantas turun dari motor milik Gerhana, membuka helm miliknya lalu berjalan kearah dalam cafe.
"Ray, udah booking?" Tanya Gerhana kepada Raya yang hanya di balas anggukan oleh Raya, Kedua masuk kedalam cafe.
"Misi ka atas nama Raya " Raya membuka ponsel,memperlihatkan sebuah bukti chat, lantas kasir cafe mengarahkan keduanya pada meja dengan 3 kursi berwarna coklat dan sebuah bunga di atasnya.
"Ka ini menu nya, jika ada tambahan bisa panggil saya di sebelah sana ya" Si pelayan berjalan menuju tempatnya, Raya membuka menu, menoleh sejenak kearah Gerhana, lantas bertanya.
"kamu order apa, Ger?" tak langsung menjawab, Gerhana membuka menu, jarinya menelusuri daftar menu yang cafe ini punya, jarinya menunjuk, lalu terhenti, " Mochaccino, less ice " anggukan yang Gerhana liat dari Raya, yang segera memanggil pelayan yang tadinya memberikan buku menu kepada keduanya.
"Ordernya ini aja kak?"
"Iya"
"Baik, mohon di tunggu ya kak"Pelayan itu melangkah pergi dari meja yang ditempati Raya dan Gerhana, Gerhana mulai meraih laptop yang ia bawa, membuka laptop miliknya.
"Ini kita bikin presentasinya berapa slide?"Tanya Gerhana dengan mata yang masih tertuju pada layar laptop, Raya membuka ponselnya, mengeluarkan sebuah buku, " Katanya minimal 7,kita buat 10 aja gimana? karena bagian kita panjang, kalau di satu slide sepanjang itu bakal keliatan penuh" Anggukan Gerhana berikan sebagai jawaban.
Sekitar 3 menit kemudian pesanan milik keduanya mulai datang, si pelayan menaruh pesanan milik mereka.
"Orderannya hanya ini ya kak, tidak ada tambahan lain?" Raya menatap si pelayan lantas tersenyum.
"Tidak ada ka, ini saja, terimakasih" si pelayan menunduk, tersenyum lantas beranjak dari sana, meninggalkan Raya dan Gerhana yang sibuk membuat tugas presentasi.
"Kalau contohnya mau kasih satu atau dua?" Gerhana bertanya pada Raya, membalikkan laptopnya untuk menghadap Raya, "Satu aja cuma jelas gitu, kalau dua aneh " Gerhana membalikkan laptopnya, mengangguk paham, lalu jari jemari miliknya mulai bergerak di atas Keyboard laptop.
Raya mencatat semua penjelasan yang ia dapatkan di internet, sesekali menyeruput minuman yang ia pesan, dan melanjutkan menulis.
"Ray, gua izin ke toilet dulu ya?" Gerhana melangkah menuju toilet, Raya melihatnya sejenak, lalu mulai menulis ulang, tertiba notifikasi dari ponsel Gerhana menarik perhatiannya.
Ponsel itu berbunyi notifikasi yang membuatnya menoleh kearahnya, sejenak ia mengintip lockscreen pada ponsel Gerhana.
Tertara nama " Ayah" disana, tanganya mulai bergerak mendekat, melihat jelas lockscreen yang membuatnya penasaran.
"kertas ulangan dimeja punya kamu?"
"kenapa bisa dapat 86? sesusah itu dapat nilai sempurna?"
"semasa ayah sakit, kamu ga belajar? dasar anak bodoh, kamu bisa apa selain nyusahin ayah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Apa Salahku Ayah?
Fanfiction"Kamu kalau hanya merepotkan, mengapa harus lahir di dunia ini" ucapan yang sangat menyayat hati kecil milik gerhana, dia tidak mengerti mengapa ia sangat di benci, keberadaannya menurut sang ayah adalah sebuah barang yang sangat buruk, alur hidupny...