2. Lorong kelas

156 49 5
                                    

Gerhana terdiam, menoleh melihat sosok Melvin berdiri membawa secangkir teh dengan obat.

"Lu ngapain bawa ini kesini? Lu sakit? Tanyanya heran, karna jika Melvin sakit bisa beristirahat diUKS namun Melvin malah kemari.

"Yang sakit lu, bukan gua"

Melvin meletakkan secangkir teh beserta obat di atas meja Gerhana, terdiam lalu menempelkan punggung tangannya kearah kening Gerhana.

"Hangat, lu tadi pagi makan dikit kan"

Gerhana sedikit terkejut, bagaimana Melvin bisa tau? Apakah dia peramal? Tentu tidak.

"Dari tadi lu cuma tiduran waktu pelajaran, lu juga pucet" jelas Melvin, sembari membukakan obat yang ia bawa tadi.

"Nih minum" ucapnya sembari menyodorkan obat yang ia bawa kepada Gerhana yang dengan segera di minum oleh Gerhana.

Melvin meletakkan secangkir teh hangat di meja Gerhana, Melvin mulai beranjak pergi karena ia di panggil walikelas, sebelum dirinya menuju ruang kelas.

"Diminum, lu boleh berjuang buat banggain bokap lu, tapi lu juga harus inget kesehatan lu"Melvin pergi dari kelas, meninggalkan Gerhana yang masih terduduk di kursinya.

Tak lama sosok Revan muncul, Revan tak sendiri, ia membawa adek laki lakinya yang kini satu level dengan Genala, namanya Ethan, memang tak mirip dengan Revan,bahkan sifat mereka, yang satu suka memancing emosi, yang satunya lagi emosian, perpaduan yang tidak pas.

"Yo Ger, dah minum obat lom, tadi gua mau anterin tapi disuruh Miss Devy ke kantor, jadi yang bawain Melvin pas di jalan"Revan menjelaskan.

"Uda, oh ya lu ke kantor disuruh ngapain?"tanya Gerhana sembari meminum secangkir teh yang Melvin bawa tadi.

"Ini anjir, adek gua bakal bet, masa dia nendang bola kena kaca mobil Miss Devy, mana gitu langsung pergi kaga minta maaf" Revan menatap Ethan sinis.

"Anjir, terus gimana?"
"Ga papa ko bang, cuma lecet nanti juga di ganti sama papa"Ethan menjawab.

Revan menoyor kepala Ethan " matalu gapapa, itu mobil seharga sama uang sekolah kita pas masuk bego"Ethan menatap sang Abang malas.

"Bang, gunanya uang dari perusahaan papa apa?" Ya sebenarnya keluarga Revan dan Ethan itu bisa di bilang keluarga yang sangat royal, mereka adalah anak dari pemilik perusahaan terbesar di kota mereka, jadi memang tak heran Ethan tidak panik sama sekali, karna mobil milik Miss Devy bisa di ganti dengan mudah oleh orang tua mereka.

"Iyasih, ga salah ya" ucap Revan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Serah lu berdua dah, cape gua ama lu berdua"Gerhana beranjak pergi, untuk mengembalikan cangkir teh yang Melvin bawa tadi.

"WOY GER, JAHAT AMAT NINGGALIN GUA"

Gerhana seakan menulikan pendengarannya, karena ia sedang malas mendengarkan suara Revan.

~

Setibanya diUKS ia melihat Genala, Adiknya itu berbaring di ranjang UKS, ia melihat lebab di bagian bibir Genala, melihat hal itu ia menghampiri Genala dengan panik.

"Genala! Kamu kenapa Gen? Genala!" Ucapnya sembari menggenggam erat tangan sang adik.

"Kak, tadi Genala dipukul sama anak kelas 11, katanya gegara Genala deketin Kak Jendra, katanya tadi sih itu pacar Kak Jendra"jelas teman Genala bernama Nasya, yang baru saja masuk membawa sebungkus roti untuk Genala.

"Hah?Genala deketin Jendra?"Gerhana Heran mendengar perkataan itu, yang ia tau adalah Jendra yang nekat mendekati Genala, bahkan Genala sempat mengatakan hal itu kepada Gerhana.

Apa Salahku Ayah?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang