10. Mata yang indah

69 13 1
                                    

HELLOO AKHIRNYA GA TAU KENAPAA MULAI SEMANGAT NIIHH, Jangan lupa buat vote dan komenn, follow juga yaa terimakasih

[[ Apa Salahku Ayah? ]]

Bu Vera masuk seperti biasa, mengabsen seluruh anak kelas di bantu dengan sekretaris kelas, lantas berdiri di tengah kelas setelah sejenak mengangkat panggilan dari kepala sekolah.

"Baik semuanya sehat?" Sapaan biasa, seluruhnya kompak mengangguk, Bu Vera tersenyum, lantas membuka pintu kelas, seorang gadis dengan pita putih masuk ke dalam kelas, seragam yang rapi, kulitnya bersih, senyuman manisnya ia pamerkan.

Seluruh Adam di kelas menatap gadis itu kagum, bahkan Dewa juga, padahal awalnya ia berjanji akan menjaga mata untuk pujaaan hatinya.

"Baik semuanya, kita kedatangan teman baru dari bandung, perkenalkan dirimu, Raya" Bu Vera mempersilahkan Raya untuk memperkenalkan dirinya kepada seluruh murid dikelas, di balas anggukan dari Raya, Gadis itu menghadap teman temannya, lalu tersenyum ceria.

"Baik, Halo semua kenalin aku Rayana Nadiera Kalila, Biasa di panggil Raya, aku pindahan dari bandung, aku pindah kesini karena proyek ayahku, semoga kita bisa berteman baik semua " Di akhir Senyuman yang memperlihatkan gigi kelincinya, seluruh kelas bertepuk tangan,terutama para adam, mereka paling semangat bertepuk tangan.

"Bagus Raya, semuanya berteman yang baik ya! kalau ada yang saling merundung, uang kas akan di naikkan, setuju?"

"TIDAKK" Seisi kelas menjawabnya dengan kompak, terlebih lagi bendahara kelas, Zalea, Ia saja menagih kas 2 ribu perlu membawa tongkat milik kakeknya untuk mengusir hewan yang mengganggu kebun kakeknya, Jika tidak dengan cara kasar, mungkin bisa nunggak 4 bulan.

Bu Vera tertawa mendengar seluruh siswa kompak menolak persetujuannya," Makannya kalau ga mau harus tetap tentram ya, awas aja" Bu Vera beralih kepada Raya, kemudian melirik ke arah kursi kosong di samping Arsa, "Baik Raya, kamu duduk dekat Arsa ya, itu cowok rambut coklat terang di pojok sana" Sontak seisi kelas menoleh ke arah Arsa yang tersenyum lebar dan dengan terburu buru membersihkan kursi yang tadi ia gunakan untuk meletakkan kakinya.

"Cih, langsung sok baik gitu" Sindir Revan, Arsa mendengarnya lalu menoleh, menatap Revan malas, ia tau Revan iri dengannya.

Raya mengangguk, ia berjalan menuju meja yang di perintahkan Bu Vera, tak lupa mengucapkan terimakasih kepada Bu Vera.

🎗️

Kini kelas 12 seluruhnya tengah menunggu guru selesai rapat, Mereka cukup bosan, tapi juga bersyukur karena pelajaran pertama sudah di sambut oleh Fisika.

"Huh kebelet kencing" Ucap Arsa bersandar pada meja milik melvin, kakinya berada di pangkuan Melvin.

"HIII, Jijik bat lo, kebelet kencing laporan dulu "Revan memukul paha Arsa, Melvin hanya pasrah, kedua temannya ini memang suka ribut.

"Mel, katanya lo mau latihan basket tar sore?" Tanya Dewa yang sibuk bermain ponselnya, tentu ia mengirim pesan pada Mazaya, kekasihnya.

"Alay banget lo make stiker begitu" Ledek Revan yang tak sengaja melihat layar ponsel Dewa, Dewa segera menutupi layar ponselnya, memukul cukup keras lengan Revan.

"Nakal, ngintip ngintip"Lalu mematikan ponselnya.

Gerhana dan Melvin hanya tertawa melihat perilaku temannya ini, " Eh sa, duduk di samping anak baru gimana?" Tanya Dewa, Arsa melirik ke arah dewa, lalu terdiam sejenak.

Apa Salahku Ayah?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang