15. Masa Kecil

59 6 0
                                    

____

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


____

Masa kecil adalah masa pertama kita mempelajari sebuah sesuatu. Karena itu, pasti ketika kita masih kecil, kita belajar dari sikap satu sama lain. Dan tidak menutup kemungkinan, sikap itu masih terbawa sampai saat ini. Sahabat masa kecil adalah sahabat yang paling tahu kita saat kita melakukan hal terbodoh di masa kecil. Contohnya saat kita mengompol di kelas atau menangis sampai keluar ingus dari hidung.

Teman masa kecil adalah teman terbaik yang tidak akan dilupakan sampai kapanpun. Saat kita masih kecil kita sangat terbuka kepada siapapun. Teman masa kecil memberi kita keberanian untuk menemukan siapa kita sebenarnya. Berhubungan kembali dengan teman masa kecil seperti menemukan harta karun yang hilang. Sebagai teman masa kecil, jalan kita mungkin berubah seiring berjalannya hidup, tetapi ikatan di antara kita akan tetap selamanya.

“Ara?” gumam laki laki berslayer PMR sembari membaringkan gadis berwajah pucat setelah mengingat siapa gadis di hadapannya. Ia mengedipkan matanya berkali kali masih tidak menyangka sosok yang selalu ia cari sekarang berada di hadapannya dalam kondisi tidak baik baik saja.

Laki laki tersebut langsung melepaskan topi dan sepatu Lara, lalu kemudian mengambil air bening untuk dapat mencegah akan terjadinya dehidrasi, air bening dapat mengembalikan cairan yang hilang sekaligus menetralisir peningkatan suhu tubuh. Dan saat demam membantu proses pemulihan. Selain itu, minum air putih hangat saat demam dapat membuat tubuh terasa lebih nyaman.

“Ara?” panggil laki laki tersebut, membuat Lara yang sedang memejamkan matanya mengerjakan matanya menatap seseorang di hadapannya.

“Diminum dulu,” ucap Laki laki berlesung pipi menyerahkan gelas berisikan air bening.

Lara langsung meminumnya dengan hati hati. Lara benci sekali dalam kondisi lemah seperti ini. Setelah tersadar mengenai pikirannya ia pun menggelengkan kepalanya sangat pelan mengusir pikiran dan sebuah bayangan halusinasi yang sudah jarang muncul tiba-tiba muncul kembali ke dalam pikirannya.

“Sekarang lo istirahat, lain kali jangan bergadang kantung mata lo nunjukin lo sering bergadang dan jangan terlalu stres.” jelas laki laki tersebut dengan tegas.

Lara yang mendengar penjelasan tersebut pun menatap manik mata yang memancarkan sebuah kekhawatiran, mungkin. “Terima kasih.” balas Lara memutuskan kontak matanya.

“Sama sama, sekarang lo istirahat.” Laki laki tersebut langsung berlalu pergi dari uks putri yang memang ada beberapa siswi yang sedang sakit dan ada juga petugas PMR laki laki maupun perempuan di sana.

Laki laki berlesung pipi tersebut menghentikan langkahnya di ambang pintu uks. Menolehkan kepalanya menatap gadis yang sedang memejamkan kedua matanya. “Kenapa lo bisa sampe seperti ini.” gumamnya sangat pelan.

***

Lara menatap sekeliling uks ramai dikarenakan banyak yang sakit dan para petugas yang sangat cekatan dalam menangani setiap murid yang sakit. Lara sedikit tidak enak saat seorang murid dari kelas 10 sedang berbaring di tandu sedangkan dirinya di ranjang. Lara menghembuskan napasnya kasar kemudian langsung turun dari ranjang, berjalan pelan keluar uks tidak lupa membawa topi dan mengenakan sepatutnya.

Bel jam pelajaran kedua sudah berbunyi sedari tadi. Jika dibilang sudah mendingan Lara akan menjawab iya. Lara tidak ingin merepotkan orang lain biar dirinya sendiri saja yang repot. Ketinggalan pelajaran itu akan membuat Lara keteteran nantinya. Ditambah dirinya tidak dekat dengan teman sekelasnya.

Lara menghentikan langkahnya di depan pintu kelas yang tertutup rapat. Satu pertanyaan muncul di benaknya 'Apakah sudah ada guru?' Lara menarik napasnya panjang, sebelum membuka pintu kelas secara perlahan. Dapat dilihat teman temannya yang menyoraki dirinya karena mengagetkan mereka.

“Asu! Gua kira guru!” teriak Azka melemparkan bolanya ke lantai saking terkejutnya.

“Lo! Kalau mau masuk sebut nama kek!” gerutu Fena menatap sinis ke arah Lara.

“Untung bukan guru.” gumam mereka, bersyukur berarti jam kosong.

Lara hanya tersenyum kecil sembari menutup kembali pintu tersebut. Kemudian berjalan pelan menuju tempat duduknya. Lara membuang napasnya kasar, ternyata kelasnya sekarang jam kosong. Pertanda kelasnya akan ramai seperti pasar, entah anak laki laki yang sedang bermain bola dan para perempuan yang sedang bergibah. Lara menelungkupkan kepala di antara kedua lipatan tangan saat kepala mulai pusing dan berisik.

Hari Senin ini, adalah hari dimana Lara ingin cepat cepat melewatinya. Kalara Andrina, gadis tersebut tidak menyangka banyak sekali kejutan di hari senin ini.

______

Salam hangat dari AN 🤎🥧

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Salam hangat dari AN 🤎🥧

BERISIK (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang