19. Perasaannya

70 12 0
                                    


"Bisa jadi beban berat yang kita pikul saat ini menjadi penyebab keselamatan kita. Berhentilah mengeluh dan teruslah bersyukur." ~Perasaan

" ~Perasaan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


_

__

Suasana malam hari ini begitu tenang sekali. Seorang gadis berkaos putih lusuh duduk di kursi meja belajar. Perasaannya hari ini memang berkecamuk mengenai kejutan hari ini. Lama kelamaan Lara jadi sadar mengenai keikhlasan dan rasa syukur. Mungkin memang Lara harus menjalani dan menerima kejutan hari ini. Gadis berambut panjang tersebut sangat bersemangat mengerjakan tugas di hadapannya. Bibirnya tertarik mengukir senyuman tipis. Jarang sekali seorang Lara tersenyum saat sedang belajar. Terkadang ia selalu berhenti di tengah jalan karena munculnya bayangan halusinasi yang tiba-tiba muncul.

Bayangan halusinasi? Iya, bayangan dimana Lara selalu merasakan cape dan lelah setiap harinya. Suara berisik yang selalu berputar di ingatannya dan rasa bersalah yang selalu menghantui Lara setiap harinya. Lara menarik napas panjangnya, tangan kanannya berhenti menulis. Lara menyenderkan punggungnya kepada kursi kayu. Kedua matanya terpejam untuk sesat sebelum ia teringat sesuatu yang membuat kedua matanya terbuka. Lara mengalihkan pandangannya ke arah jam dinding yang menunjukkan pukul tujuh malam. Lalu melirik kembali kepada tong sampah di dalam kosannya yang sudah menumpuk banyak.

Lara menarik napasnya pelan sebelum bangkit dari kursinya berjalan pelan ke arah tempat sampah tersebut lalu berjongkok memunguti sampah plastik. Setelah terkumpul, ia berjalan keluar kosan untuk membuang sampah.

TIN!

Suara klakson motor membuat Lara yang berniat masuk ke dalam kosan kembali membalikkan badannya. Terlihat seorang cowok berhoodie abu abu yang sedang melambaikan tangan ke arahnya. Dahi Lara mengerut, kedua matanya menyipit melihat objek tampak begitu familiar.

"Ara!" teriakan tersebut sangat persis dengan....Dave?

Ceroboh dan mudah lupa adalah sifat Lara dulu saat sebelum kejadian dua tahun lalu terjadi. Lara menggelengkan kepalanya pelan mengingat sifat cerobohnya mulai kembali. Ia lalu berjalan menuju Dave yang sudah berdiri di samping motornya.

"Belum siap siap?" tanya Dave saat melihat Lara hanya memakai kaos dan celana training.

"Engga papa, lo bisa pakai hoodie gua aja." Dave memotong ucapan Lara, sambil melepaskan hoodie abu abunya yang oversize. "Nih, pakai." Dave menyerahkan hoodie tersebut kepada Lara, dan hanya menyisakan kaos lengan pendek bewarna abu abu serasi dengan warna hoodie tersebut.

"Lo masa lupa Ra? Lo harus nemenin gua ke pasar malam, dan sekarang gua mau bawa lo ke pasar malam. Jadi, pakai dulu tuh hoodienya." jelas Dave terkekeh kecil melihat Lara yang mengangguk anggukan kepalanya mendengar penjelasan Dave.

"Aranya gua emang selalu lucu." Dave terkekeh gemas melihat Lara seperti tenggelam saat memakai hoodie oversize milik Dave. Tangan Dave sudah sangat gatal untuk mengacak gemas rambut panjang Lara.

BERISIK (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang