Bab 6

5.2K 285 0
                                    

Selamat Membaca..

.

.

Keesokan paginya..

04:00

Bintang terbangun lebih dulu karena,

"Gak usah sok deh, miskin aja belagu."

"Dasar aneh."

"Ngapain sih sekolah di sini."

"Heh, bersihin halaman sana."

"Kamu gak boleh makan."

"Tidur sana di gudang."

"Kamu apain anak saya."

"Berani banget lo nyakitin adek gue."

"Gak akan ada yang percaya sama lo."

"Lo tu cuma anak pungut, yang asal usulnya aja gak jelas."

"Gue mau lo mati!"

"Dasar anak gak tau diri."

Ctak Ctak ctak

"Ini hukuman kamu karna udah berani nyakitin anak saya."

Ctak Ctak ctak

"Saya sudah baik mau tanggung jawab sama kamu dan menampung kamu."

Ctak Ctak ctak

"Tapi ini balasan kamu dengan menyakiti anak saya."

"Diam di sini, kamu dilarang keluar selama 3 hari tanpa makan dan minum."

Dsb..

Terlihat kedua mata Bintang terbuka dengan nafas yang terengah engah. Ia melihat ke kanan dan kirinya, yang terlihat ada daddy dan mommy yang masih terlelap. Ia melihat langit langit kamar dengan tatapan kosongnya.

Hingga tiba tiba, "Adek mimpi buruk ya." bisik daddy tepat di telinga Bintang dengan suara serak khas bangun tidur

"Daddy-

"Adek kenapa nangis, ada yang sakit?"

Bukannya menjawab ucapan daddynya, Bintang malah menyentuh kedua pipinya yang basah.

Ternyata kebiasaan tidurku yang suka tiba tiba terbangun dan menangis, masih terjadi, pikirnya.

"Adek kenapa, mimpi? Mau cerita sama daddy."

"..."

Tanpa bertanya lagi, daddy Aron menggendong Bintang dengan hati hati. Takut membangunkan sang istri dan menyakiti tubuh sang anak.

Setelah Bintang berada dalam gendongan, daddy Aron membawa Bintang untuk membasuh wajah. Setelah selesai ia membawa sang anak menuju pintu balkon, tak lupa ia menyelimuti Bintang dengan selimut yang disediakan oleh rumah sakit. Takut sang anak kembali sakit karena terkena udara pagi yang sangat dingin.

Mereka berdua sama sama melihat ke arah luar dengan tenang. Belum ada tanda tanda dari mereka berdua yang ingin memulai pembicaraan.

"Daddy."

"Iya."

"Daddy."

"Iya, adek butuh sesuatu atau merasa sakit."

Dibalas gelengan oleh Bintang.

Daddy Aron hanya bisa kembali diam sambil menghela nafasnya. Ia merasa serba salah sekarang. Jika ia banyak bicara, takut anaknya tertekan dan tidak nyaman. Tapi jika ia tidak bertanya, ia tidak tau apa yang dirasakan anak bungsunya saat ini.

Ternyata aku anak kandung [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang