Bab 10

4.6K 231 4
                                    

Selamat Membaca...
.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Lanjut..

Dan benar saja. Setelah ucapan kedua anak tersebut. Datang beberapa pria membawakan kasur lipat untuk mereka. Mereka membagi diri mereka menjadi dua bagian. Di sisi kiri brangkar ada Angkasa dan Elvis. Lalu di sisi kanan ada adit dan aland. Para orang tua hanya bisa menggelengkan kepala mereka melihat tingkah anak dan cucu mereka.

Mereka ber empat mulai mengisi posisi tidur masing masing. Sebelum itu mereka menyempatkan diri untuk mencium wajah adik bungsu mereka, yaitu Bintang. Bintang awalnya sempat tersentak kaget. Tapi mendengar ucapan ke empat abangnya, membuat ia tidak merasa takut lagi.

"Jangan takut oke." ucap Adit

"Kami akan menemani adek." ucap aland

"Abang juga akan jaga adek di sini." ucap Elvis

"Adek cepet sembuh ya. Biar bisa main dan tidur sama bang Asa." ucap Asa

Ucapan mereka hanya dijawab dengan senyuman tipis di sertai anggukan oleh Bintang.

"Kami akan tidur di ruangan sebelah. Sam juga sudah menyiapkan dua ranjang berukuran besar untuk kami." ucap opa Rick mewakili oma, papa dan mama.

"Baiklah yah. Kalian istirahatlah."

"Hm. Jika terjadi sesuatu, segera bangunkan kami."

"Baik yah."

"Adek, opa istirahat dulu. Cepet sembuh ya jagoan." ucap opa mengusap rambut Bintang dan mengecup kening Bintang

"Iya opa."

"Oma juga ya sayang." oma juga melakukan hal yang sama, tapi bedanya di pipi

"Iya oma."

"Papa dan mama juga ya. Adek cepet sembuh ya. Papa sedih liat adek sakit."

"Iya papa. Adek akan sehat."

"Good boy." papa Bagas memberikan kecupan di pipi dan punggung tangan Bintang

"Cepet sembuh ya gantengnya mama. Mama istirahat dulu. Jangan terlalu banyak berfikir." ucap mama Octavia juga memberikan kecupan di pipi

"Iya mama. Selamat istirahat."

"Baiklah kami tinggal dulu."

"Iya ayah/opa"

"Nah sekarang ayo penjamkan mata dan tidur."

"Iya mom."

Bintang pun memejamkan kedua matanya dan tak lama ia tertidur. Mungkin efek usapan lembut dari daddy dan mommynya membuat Bintang nyaman. Lalu tertidur dengan pulasnya.

Mommy dan daddy yang melihat Bintang sudah tertidur pun tersenyum puas. Mereka juga ikut menyusul Bintang menuju mimpi. Tak lupa mereka memberikan sebuah kecupan pada Bintang. Dan ajaibnya, Bintang tidak merasa terkejut seperti sebelumnya. Dan malah terlihat tenang.

Mommy dan daddy yang melihat itu pun tidak bisa menahan senyumnya. Bahkan mereka tersenyum dengan lebarnya. Lalu memeluk tubuh Bintang di masing masing sisi .

Mereka semua yang tidur di ruangan Bintang tertidur dengan tenangnya. Hingga di dini hari, kejadian kemarin terulang kembali. Di mana Bintang mimpi buruk dan meracau dalam tidurnya. Kali ini bukan hanya daddy dan mommy saja yang terbangun, melainkan para abang juga.

Para abang mendekati ranjang sang adik. Dapat mereka lihat bagaimana Bintang yang terlihat gelisah dengan meracaukan kalimat kalimat yang membuat mereka marah dan sedih. Mereka juga bisa melihat baju sang adik yang basah oleh keringat.

Dan mereka melihat sang daddy menggumamkan kalimat penenang pada adik mereka. Dan sang mommy yang mengambilkan baju baru milik sang adik. Mereka pun membantu orang tua mereka. Ada yang mencoba menenangkan sang adik melalui usapan lembut dan ada juga yang membantu sang mommy mengganti pakaian sang adik.

Setelah selesai memakaikan pakaian baru pada Bintang dan mendengar nafas teratur milik Bintang. Para abang pun kembali tertidur atas paksaan dari kedua orang tua mereka. Dan setelah melihat semua anaknya kembali tertidur. Mommy beserta daddy pun ikut kembali tidur di samping si bungsu.

>>>>

Tak terasa seminggu telah berlalu. Kondisi tubuh Bintang sudah menunjukkan keadaan yang kembali sehat. Dan sudah di perbolehkan untuk pulang. Lagi pula papi Samuel akan ikut tinggal di mansion besar Fernandez mulai sekarang. Itu keinginan mereka. Selain bisa merawat Bintang, papi Samuel juga tidak ingin di jauhkan dari anaknya itu.

Jadi hari ini, telah di putuskan jika Bintang akan pulang bersama dengan keluarganya. Bahkan mereka semua sengaja melewatkan kelas dan pekerjaan mereka. Hanya demi bisa menjemput dan membawa Bintang pulang ke mansion.

Selama perjalanan menuju mansion. Bintang hanya diam, menatap keluar jendela melihat bangunan bangunan yang mereka lewati. Saat ini ia semobil dengan mommy dan daddynya.

Dua hari setelah kejadian demam tersebut. Bintang sudah melakukan konsultasi dengan psikolog. Mengenai penyakit mentalnya. Awalnya ia merasa jika keluarganya menganggapnya gila dengan mendatangkan psikolog.

Tapi pikirannya di bantah oleh psikolog dan keluarganya. Keluarganya mengatakan jika mereka hanya ingin membuang ketakutannya dan mengobati traumanya. Psikolognya juga mengatakan hal yang sama. Ia hanya ingin menghilangkan ketakutan dalam diri Bintang.

Dan dari psikolognya jugalah. Ia memahami kesalahan dirinya dalam berfikir. Yang selalu membenarkan perlakuan buruk seseorang padanya. Psikolognya juga mengajarkan bagaimana caranya berekspresi. Tapi untuk hal ini, sangat sulit di ubah dari kepribadian Bintang saat ini.

Jadi psikolognya memberikan pengertian pada keluarganya untuk bersabar oleh sikap dan tingkah laku Bintang, yang masih minim ekspresi itu. Dokter juga menjelaskan, akan sulit untuk mengubah kepribadian yang sudah lama tertanam dalam otak Bintang. Dan tubuhnya juga sudah terbiasa menangkap sinyal dari otaknya itu.

Jadi keluarga Fernandez hanya bisa menghela nafas dan mencoba untuk sabar. Dan informasi tersebut membuat mereka semakin ingin menghancurkan mereka semua yang pernah menyakiti Bintang.







Di revisi...



N.P

MooN

Kamis, 29 Februari 2024

Ternyata aku anak kandung [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang