Selamat Membaca...
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Esok harinya...
Fernandez dan Thomson se keluarga pulang ke Indonesia. Mereka akan menempati mansion Fernandez yang ada di Indonesia. Biasanya jika pergi yang mengharuskan menggunakan pesawat, maka mereka akan memilih menggunakan pesawat pribadi. Tapi kali ini tidak, karna Bintang yang mengusulkan. Agar kedatangan mereka menjadi sorotan dan pertanda bagi pihak musuh, jika mereka kembali.
Karena ia tau, pasti kedatangan mereka akan menjadi sorotan wartawan. Oleh sebab itu, ia menggunakan outfit serba hitam. Ia menutupi kepalanya dengan penutup hoodienya dan menggunakan masker yang di turunkan hingga dagunya.
Bintang diapit oleh abang kutubnya. Daren dan Aland. Di depannya ada abangnya Angkasa dan Elvis. Dan di belakang ada abangnya Deran dan Adit. Terlihat seperti pangeran yang di lindungi oleh para ajudannya. Untuk Galaksi, ia bersama sang ayah di gendong.
Untuk opa dan kakek berada di barisan paling depan. Daddy dan papa di belakang opa dan kakek. Lalu mereka para anak. Di belakang mereka para wanita. Dan terakhir ada ayah Barack yang menggendong Gala beserta papi Sam. Untuk dokter Jingga, ia akan menyusul. Karna harus menyiapkan berkas kepindahan dan lepas tanggung jawabnya sebagai dosen.
Saat mereka sedang asik berjalan, dengan di dampingi para bodyguard. Kericuhan pun terjadi, padahal di sana lagi banyaknya wartawan. Karena,
.
.
.
.
.
.
.
Karna diantara beberapa bodyguard yang membawa mereka, ada mata mata sekaligus pembunuh bayaran. Dan yang pertama kali menyadarinya adalah Bintang. Ia pun memberi intruksi,
"Menunduk!" perintahnya
Mereka semua menunduk kecuali Bintang, Aland, Daren dan para bodyguard. Dan terlihat di sana, ada beberapa tangan yang sedang menodongkan senjata tajam berupa pisau. Pada beberapa anggota keluarga.
Di antaranya, pada samping Aland dan Daren. Di belakang ayah Barack. Di samping papi Sam. Di samping opa dan kakek.
"Kalian juga menunduk." perintah Bintang pada Aland dan Daren
Mereka berdua pun menurut.
Bukan tanpa alasan ia menyuruh keluarganya menunduk. Karna di beberapa titik, ia melihat penembak jarak jauh. Sudah menargetkan kepala dari beberapa keluarganya. Jika di total, mereka semua ada sekitar 10 orang. 7 bodyguard dan 3 penembak jauh.
Saat ini semua mengarah, pada Bintang. Bintang pun memulai dengan melemparkan dua belati ke arah 6 bodyguard dan terakhir menembak ketiga penembak tersebut. Ia menyisakan satu bodyguard, yang hanya ia buat terduduk di lantai dengan 1 kaki. Lalu ia mendekat dan membisikkan sesuatu di telinga bodyguard itu.
"Sampaikan pada tuanmu. Aku menunggu sambutannya yang lain. " bisik Bintang, dengan raut tenang tapi matanya seolah tersenyum, tepat di telinga si bodyguard
"Oh ya dan satu lagi, jika kau ingin mendapatkan penawar racun yang ada di tubuhmu. Maka kau tau harus menemui siapa bukan. Ku harap kau bisa memikirkan tawaranku ini. Jangan heran dari mana aku tau. Entah tuan kalian yang bodoh atau aku yang terlalu pintar. Dia berfikir bisa menyentuh keluargaku. Dalam mimpi!" ucap Bintang dengan berjongkok di hadapan bodyguard itu
KAMU SEDANG MEMBACA
Ternyata aku anak kandung [Terbit]
Teen Fiction: : : Gimana jadinya jika sedari kecil ia hidup dengan seorang nenek yang bukan nenek kandungnya. Neneknya itu menemukannya dekat tumpukan sampah. Saat ia berumur 5 tahun, neneknya meninggal dunia. Lalu dia diserahkan ke panti asuhan dan mendapatkan...