Bab 4

5.7K 327 3
                                    

Selamat Membaca..

.

.

"Nah, baby sudah selesai diobati. Sekarang waktunya baby makan dulu."

"Iya papi. Terima kasih sudah mau mengobati Bintang."

"Sama sama putra papi."

"Nah sekarang baby makan dulu ya. Biar oma suapi." ucap oma Regina, Regina ruvith Fernandez

Bintang ingin menolak. Tapi melihat tatapan sedih sang oma ia pun menurut saja.

Bintang makan dengan lahapnya. Seperti orang kelaparan.

Saat mangkuk buburnya habis. Bintang menatap mangkuk itu dengan lamat. Hingga suara sang mommy mengalihkannya.

"Selagi menunggu makanan yang lain siap. Baby makan buah dulu mau." ucap mommy Aurelia Gustav Fernandes

"Baby suka buah apa. Biar mommy kupaskan."

"Tidak tau mo-mmy. Bintang biasa tidak makan buah. Hanya makan nasi dan lauk saja." ucap jujur Bintang

Memang benar dia disekolahkan dan dibiayai. Tapi tanpa Damian tau, jika diam diam maid di sana jarang memberinya makanan sehat. Sering kali makanan enak tersebut mereka makan sendiri. Dan memberi Bintang makan, nasi dengan lauk seadanya. Karna memang Bintang makan sendiri bersama para maid di belakang. Karna si kembar yang tidak suka makan bersamanya.

Itulah alasan kenapa Bintang kekurangan gizi. Damian dan anak anaknya yang memang tidak perduli dengan keadaan Bintang. Tidak mengetahui jika Bintang diperlakukan tidak layak oleh para maid. Bahkan para maid tidak segan segan untuk memperlakukan Bintang seperti budak mereka. Dengan menyuruh Bintang melakukan pekerjaan mereka.

Mendengar ucapan Bintang membuat mereka terdiam. Bintang yang melihat raut wajah mereka yang sedih dan ada yang terlihat marah pun mencoba mengalihkan perhatian mereka.

Walaupun dia kekurangan gizi. Jangan lupakan darah Fernandez yang mengalir dalam tubuhnya, dan kecerdasan yang dia miliki. Dia dengan mudah mengamati dan menilai keadaan serta kepribadian seseorang.

"Bintang akan mencoba buah apapun yang mommy kasih." ucap Bintang dengan senyum tipisnya

"Memang keturunan Fernandez." batin pria dewasa dengan tersenyum

"Baiklah, mommy akan kupaskan masing masing buahnya. Nanti kalo ada yang bukan seleranya baby, kasih tau mommy ya."

"Iya mommy."

Bintang memakan semua buah yang diberikan oleh mommynya dan sepertinya dia menyukai semuanya.

"Dari jeruk, apel, anggur, pisang dan kiwi. Baby suka yang mana."

"Bintang suka semua mommy."

"Baiklah, nanti jika baby sudah sembuh. Mommy akan belikan babby buah yang lain selain ini. Biar baby bisa mencoba semuanya."

"Terima kasih mommy."

"Mama sedih deh. Adek dari tadi gak ajak ngobrol mama. Masa Cuma ngobrol sama mommy aja." ucap mama

"Ma-mafin Bintang ya ma."

Bintang tu anaknya, serius mulu bawaannya. Padahal mama cuma mau ngajak bercanda. Biar gak terlalu flat mukanya.

Tapi, ya gimana ya. Bintang kan punya banyak trauma. Jadi dia gak tau harus berekspresi seperti apa. Tidak ada yang pernah mengajarinya bagaimana caranya berekspresi.

Saat dia berekspresi seperti orang yang ketakukan. Itu respon alami tubuhnya sendiri. Tapi selebihnya dia hanya diam dengan wajah tenang tanpa ekspresi miliknya. Saat dia kesakitan karna dipukuli oleh keluarganya maupun orang lain, dia hanya diam dengan wajah tenangnya.

Ternyata aku anak kandung [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang