Bab 15

4.1K 223 7
                                    

Selamat Membaca...

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Apa maksudnya ini?" tanya ayah Barack

"Perkenalkan, ini Bintang. Putra bungsu Clara yang asli. Iyalah bungsu yang selama ini kami cari."

"Apa maksud mu Ar. Bukankah anak Clara ada di mansion Damian, dan seorang anak perempuan."

"Itu tidak benar Bar. Aku, ayah dan bang Bagas sudah melakukan tes DNA pada Bintang. Dan hasilnya 99.9% terbukti jika Bintang keturunan asli Fernandez. Jika kau tak percaya, tanyakan saja pada Sam. Dia selaku dokter yang merawat Bintang dan menjalankan proses DNA tersebut." ujar daddy Aron

"Iya benar. Ad- Bintang putra bungsu dari Damian dan Clara. Apakah kau tidak melihat kemiripan dari wajah Bintang dan adikmu. Lihat wajahnya baik baik." ucap papi Samuel

Setelah mendengarkan ucapan dari papi Samuel. Ayah Barack menatap dengan intens wajah Bintang.

Entah karna tidak fokus atau karna terlalu merindukan sang adik. Ayah Barack melihat wajah Bintang yang datar, seolah berubah menjadi wajah sang adik yang suka sekali tersenyum padanya.

Ayah Barack pun mendekati Bintang. Hingga jarak mereka hanya tinggal satu langkah lagi. Saat ayah Barack ingin menangkup wajah Bintang. Seperti yang sudah sudah. Bintang reflek menepis tangan ayah Barack seraya memejamkan kedua matanya.

Keluarga Fernandez memaklumi, tapi tidak dengan ayah Barack dan kedua anaknya yang terkejut.

Daddy Aron memberikan tanda dari tatapan matanya dan seolah mengerti, ayah Barack mengangguk.

"Hei nak, tadi siapa namamu, Bintang kan. Kenalkan saya Barack Thomson, saya abang kembar tidak identik bundamu Clara Evania Thomson. Bisakah kau memanggilku ayah nak. Dan bisakah ayah memeluk dan menggendongmu." ucap ayah Barack sambil merentangkan kedua tangannya pada Bintang

Dengan takut takut, Bintang melihat kearah ayah Barack. Awalnya pada kedua tangan ayah Barack, lalu pada wajahnya. Setelah menatap senyum dan mata ayah barack dengan lamat. Lalu ia melihat wajah sang daddy.

Daddy Aron tersenyum, sambil menganggukkan kepala. Guna meyakinkan Bintang.

Bintang dengan ragu dan ketakutan mengulurkan tangannya pada ayah Barack. Ayah Barack menggenggam uluran tangan itu dengan lembut.

"Tidak apa apa, oke. Lihat, tidak sakitkan." ucap ayah Barack meyakinkan sebelum akhirnya ia mengangkat ketiak Bintang dan menggendong Bintang ala koala

"Ayah." panggil Gala

"Gala suka, tidak sama abang bintang?"

"Suka ayah." jawab Gala dengan anggukan riangnya

Ayah Barack mengambil Gala dari abangnya, dengan satu tangan. Dan tangan yang lain masih menggendong Bintang. Ia mengajak kedua bungsu itu duduk disofa. Kedua bungsu itu hanya diam dan duduk di pangkuan ayah Barack.

"Jadi ayah, bang Bintang juga abangnya galakan?"

"Iya, abang Bintang. Anaknya mendiang bunda Clara. Jadi abang Bintang sepupunya Gala."

"Yeayyy. Akhirnya Gala punya abang kayak abang Bintang yang imut dan ganteng. Gak kayak abang Daren sama abang Deran. Udahlah jelek, jarang senyum. Gak ada imut imutnya."

Ternyata aku anak kandung [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang