Bab 14

3.5K 208 0
                                    

Selamat Membaca...

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Sesampainya di mansion Fernandez..

Seperti biasa mereka akan disambut oleh para maid dan bodyguard. Mereka hanya jalan melewati dengan tampang datar mereka. Berbeda dengan para wanita, Bintang dan Galaksi.

Bintang duduk di salah satu sofa yang ada di ruang keluarga, diikuti oleh yang lain. Mereka terdiam dengan pikiran masing masing, hingga Bintang berkata,

"Bintang tau semua tentang penculikan dan kematian yang Bintang dan bunda Clara alami. Bintang tau kejadiannya dan tau siapa dalangnya. Maaf karna Bintang tidak menceritakan ini pada kalian." ujar Bintang dengan tatapan sendu dan mata yang menangis

Penyebab ia menangis, karna ingatan tentang kejadian penculikan itu. Semua terekam jelas di ingatannya.

Bagaimana Bintang bisa tau kronologi detail kejadian yang menimpa dirinya dan sang bunda.

Itu semua terjadi di mulai saat dia, pertama kali mendapatkan hukuman di kurung di ruang bawah tanah oleh ayahnya.

Di sana ia selalu memimpikan seorang wanita muda yang tengah terbaring bersama bayinya di ranjang pesakitan rumah sakit. Lalu tak lama datang beberapa orang membawa paksa wanita itu bersama sang bayi. Mereka di bawa kesebuah rumah kosong.

Saat di keluarkan dari dalam mobil bunda Clara sempat melawan, karna bunda Clara menguasai seni bela diri dan berhasil kabur. Tapi karna pendarahan yang di alami sang bunda pasca persalinan. Membuat kondisinya lemah dan dengan terpaksa dia menyembunyikan Bintang di antara tumpukan sampah. Berharap akan ada seseorang yang menemukan Bintang dan mau merawatnya.

Dan setelah itu bunda Clara melanjutkan larinya. Menjauh dari tempat ia menyembunyikan Bintang. Agar keberadaan Bintang tidak di ketemukan. Tapi naas, ternyata bunda dihadang oleh mereka dari depan. Saat berbalik, bundanya ditembaki oleh seorang wanita yang terlihat seumuran oleh sang bunda.

Entah perasaannya saja atau hanya kebetulan. Sebelum sang bunda menghembuskan nafas terakhirnya. Ia sempat menatap kearah Bintang seraya tersenyum dan berucap, "Bunda sayang adek, syukurlah adek selamat" lalu tubuhnya luruh kejalanan aspal.

Dan entah kenapa mereka seperti tidak menyadari pandangan sang bunda yang di tujukan padanya. Dan ucapan sang bunda.

Sejak saat itu. Setiap kali ia akan terkurung di ruang bawah tanah itu. Ia akan selalu memimpikan kejadian itu berulang ulang.

Awalnya ia tidak tau siapa wanita yang ditembaki itu. Hingga suatu ketika, ia tidak sengaja melihat wajah wanita itu yang terpajang di dinding ruang kerja sang ayah. Di sana ia melihat wanita itu duduk tersenyum dengan memegangi perut buncitnya. Di sampinnya ada sang ayah yang ikut tersenyum sambil membawa 2 orang balita laki laki pada pangkuannya. Lalu dikanan dan kiri mereka terdapat 2 orang anak laki laki.

Dengan keberanian, ia bertanya pada sang ayah. Siapakah wanita yang ada di gambar tersebut. Walaupun marah karna Bintang dengan lancang berani masuk keruang kerjanya, sang ayah tetap menjawab pertanyaan Bintang dengan bentakan.

"Dia istriku! Keluar kau dari ruanganku!" ucapnya sambil menarik Bintang keluar lalu mendorongnya

Bintang yang hanyut dalam pikirannya. Tidak peduli dengan perlakuan sang ayah. Bahkan dengan tatapan kosongnya, ia kembali kekamarnya sambil menangis dalam diam.

Saat sampai di kamar...

Tubuhnya meluruh kelantai.

"Bunda, apakah benar bunda orang tua kandung Bintang. Lalu ayah Damian dan abang abang. Bunda, sebenarnya apa arti dari mimpi itu. Apa yang coba bunda sampaikan melalui kejadian itu. Apa bunda ingin Bintang menyelidiki kecelakaan itu."

"Tolong datanglah di mimpi Bintang bunda. Dan katakan keinginan bunda." ucap Bintang, lalu merebahkan tubuhnya di kasur dan tertidur

Benar saja, di mimpi kali ini. Ia benar benar bertemu dengan sang bunda. Dengan wujud sang bunda yang putih bersih. Dengan setelan gaun putih dan berhiaskan mahkota bunga di kepalanya. Bundanya tersenyum mendekatinya. Lalu memeluk serta mengusap rambutnya.

Bintang yang di perlakukan seperti itu bingung. Antara senang dan sedih. Ia senang untuk pertama kalinya ada yang mau memeluknya seperti ini. Dan ia sedih mengingat dirinya dan sang bunda yang sudah beda alam.

Bunda melepaskan pelukan mereka dan menangkup wajah Bintang. Seraya meghapus jejak air mata yang mengalir di wajah Bintang.

"Anak bunda sangat tampan. Terima kasih sudah mau berjuang hingga sejauh ini. Tapi tolong bertahan sedikit lagi ya. Kebahagian menanti setelah ini. Dan bunda harap adek mau menerima kebahagian tersebut."

"Jika adek sudah benar benar lelah dan memilih menyerah. Bunda akan menjemput adek. Dan kita akan selalu bersama. Jadi bertahanlah sedikit lagi ya."

"Bunda yakin kok. Adek kuat, adek hebat. Pasti adek bisa memecahkan masalah ini. Bunda mohon ya. Bunda akan selalu memantau adek dari sini. Kalo adek rindu bunda, lihatlah bintang yang paling terang di langit."

"Karna setelah ini. Jika kita bertemu kembali, maka adek akan tinggal dengan bunda di sini selamanya."

"Baik bunda. Adek akan coba bertahan sedikit lagi. Tapi jika saat itu adek memilih menyerah. Tolong jemput adek ya."

"Iya anak gantengnya bunda."

Dan setelah itu, Bintang terbangun dari mimpinya.

Dari situlah dia bertekad untuk menuntaskan masalah dan mengungkapkan siapa dalang di balik kematian serta penculikan yang terjadi pada dirinya dan sang bunda. Dan akhirnya membuahkan hasil. Tinggal menunggu waktu dan rencana yang pas untuk mengungkapkan. Tapi sayang, dia harus keracunan saat itu.

Mendengarkan cerita Bintang barusan, berhasil membuat mereka shock.

"Apalagi yang kami gak tau dek." batin keluarga Fernandez

"Tunggu dulu. Menurut cerita adek tadi. Berarti adek tau dong selama ini. Kalo-

"Kalo apa."

"Jangan di potong dulu Asa."

"Habis bang Adit ngomongnya lama, pake di gantung lagi. Di kata jemuran apa."

Mereka yang mendengar perbacotan dua orang itu pun menatap datar mereka dan merasa jengah. Dengan sigap, Aland membungkam mulut abangnya. Begitu pun Elvis yang membungkam mulut Angkasa.

"Jadi selama ini adek udah tau, kalo adek anak kandung Damian dan bungsu Fernandez?" tanya papa Bagas

Di jawab anggukan oleh Bintang, lalu selanjutnya gelengan.

"Coba jelaskan dan tatap mata daddy." ucap daddy Aron menggendong sang putra kegendongan koalanya

"Adek tau kalo adek anak ayah Damian, tapi adek tidak yakin. Terus adek juga gak tau wajah keluarga Fernandez. Karna adek selalu berdiam diri di kamar. Karna adek takut ayah Damian dan abang abang akan marah melihat adek menyapa kalian."

"Lagi pula adek takut kalian juga akan menyakiti adek." ucap Bintang lirih






Di revisi...




N.P.

MooN

Jumat, 1 Maret 2024

Ternyata aku anak kandung [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang