KLANDESTIN••12

21 12 0
                                    

Setelah perjalanan yang cukup panjang San dan Claudia telah sampai ditempat tujuan.

San dan Claudia turun dari mobil dengan San yang menggandeng tangan Claudia. "Hati-hati, disini gelap"

"Aku sudah tidak sabar" San menyunggingkan senyumnya ke atas mendengar ucapan Claudia.

Mereka berada di tempat yang sedikit jauh dari perumahan. Di bangunan tak berpenghuni yang tidak cukup besar dengan pencahayaan temaram.

"Dimana?" Tanya Claudia tidak sabar.

"Sedikit lagi"

"Di depan," lanjut lelaki yang bernama San.

Tampak sebuah pintu dihadapan mereka, San membukanya dan terlihat seseorang dengan tangan serta kaki diikat.

Pakaian orang itu terlihat lusuh, masih dengan kemeja yang ia gunakan untuk mengajar. Tahu siapa itu?

Ya, itu pak Yogi. Guru yang mengajar di sekolah Claudia. Mengapa dia berada di sini? Tentu karena kesalahannya.

Kalian masih ingat dengan kecelakaan yang dialami oleh Claudia dan Bunga? Itu karena ulah tua bangka satu ini.

San melihat Claudia yang berbeda dari biasanya. Malam ini, Claudia terlihat lebih cantik, dengan emosi yang meluap dalam dirinya.

"Be calm, Clau" peringat San. "Jangan biarkan dirimu terlalu terbawa suasana."

"Hum"

"Apakah tua bangka ini akan terus tetap terlelap dalam tidurnya?" Claudia menendang kaki pak Yogi yang masih memejamkan mata.

Claudia menundukkan dirinya kemudian berjongkok. "Bangun, sia*an!"

San memandangi Claudia yang penuh amarah tanpa berbuat apapun. San tahu bagaimana yang sedang dirasakan oleh Claudia.

Anak mana yang tega melihat ibunya dicelakai oleh seseorang. Tidak ada.

"Apa boleh aku menyiksanya, San?" Tanya Claudia dengan tatapan dingin. San mengangguk, "of course,"

"Tidak perlu bertanya kepadaku, perlakukan dia sesukamu karena aku membawanya untukku."

Mendapat persetujuan dari San, Claudia menampar pipi orang tua itu hingga sang empu meringis.

Perlahan-lahan pak Yogi membuka matanya dengan kepala yang terasa sakit. Berusaha beradaptasi dengan cahaya yang masuk ke matanya.

"K-kamu. Kenapa saya berada di sini?" Pak Yogi merasa panik melihat kaki dan tangannya yang diikat serta pakaiannya yang menjadi lusuh.

"Kamu siapa?" Pak Yogi melempar pertanyaan itu untuk seseorang di samping Claudia, tepatnya kepada San.

San menunjuk dirinya sendiri dengan jari telunjuk kemudian berkata, "Saya? Tidak perlu tahu siapa saya. Yang harus kau tahu kau harus membayar perbuatan yang telah kau lakukan, pak."

Pak Yogi menangkap sosok muridnya, Claudia yang juga berdiri tepat disamping seorang lelaki.

Ia menatap Claudia dengan panik dan merasa ketakutan. Lihatlah sekarang, bibirnya sedikit memucat dengan keringat dingin.

"C-claudia?" Ucapnya dengan penuh ketakutan. Badannya juga bergetardengan sendirinya melihat sesuatu ditangan Claudia.

Claudia mempertahankan mimik wajah dinginnya. "Iya, saya," Jawabnya dengan tenang bak air mengalir.

"Mengapa saya berada disini!" Bentak pak Yogi membuat amarah Claudia memuncak.

Tenang, Claudia harus tetap mempertahankan ketenangannya walau ingin sekali cepat-cepat menyiksa orang tua di depannya.

KLANDESTINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang