KLANDESTIN••09

21 12 0
                                    

Happy Reading!!!

Pagi ini Claudia kembali bersekolah, sedangkan Bungaㅡbunda Claudia masih di rawat di rumah sakit karena kondisinya yang belum membaik.

Ya... sekarang ia berjalan melewati lorong sekolah dengan tatapan kosong. Dalam perjalanannya seseorang yang sepertinya adik kelas itu tidak sengaja menumpahkan kuah soto kepada Claudia.

"Sshhh" Claudia meringis merasakan panasnya kuah Soto yang membasahi seragamnya. Oh, tidak. Ini masih pagi dan mengapa kesialan menghampiri dirinya.

Siswi yang menumpahkan kuah Soto tersebut menunduk ketakutan, lagipula siapa yang berani kepada Claudia selain Katherine dan teman-temannya?

"M-maaf, kak." Cicit siswi itu. "Sialan!" Claudia mengumpat tepat di depan adik kelas itu.

"Kak, m-maaf," ujarnya lagi, demi apapun siswi itu sangat merada ketakutan dalam lubuk hatinya. "Bodoh, lain kali lihat pakai mata!" Sarkas Claudia yang cukup menyakiti hati.

Karena ucapannya itu membuat adik kelas yang menumpahkan kuah Soto itu menangis terisak ketakutan. "Alay!"

Lagi dan lagi Claudia mengeluarkan kata-kata kasar yang cukup menyakiti hati siapapun yang mendengarnya.

Lagipula siapa yang tidak kesal jika pagi-pagi sudah harus terkena kuah soto yang panas itu?

Tanpa menghiraukan apapun dan siapapun Claudia melanjutkan jalannya yang sempat terhenti karena tragedi kecil yang membuat suasana hatinya buruk.

Ia pergi ke kamar mandi untuk membersihkan seragamnya yang kotor juga mengganti seragamnya yang basah. Beruntung Claudia selalu membawa seragam cadangan untuk jaga-jaga.

"Sial! Gara-gara tuh anak aku harus telat. Bentar lagi pasti bel bunyi!"

Jam pelajaran akan di mulai sebentar lagi, diharapkan semua siswa dan siswi memasuki kelas masing-masing.

Jam pertama dimulai

Tepat sekali perkiraan Claudia, ia akan telat dan harus mendapat hukuman dari guru sialan yang selalu membuatnya menderita. Siapa lagi kalau bukan pak Yogi. Guru yang selalu menyudutkan Claudia apapun keadaannya.

Setelah membersihkan dan merapikan seragamnya Claudia segera memasuki kelas dengan berlari walau ia tahu pelajaran telah berlangsung lima menit yang lalu.

"Maaf pak, saya terlambat karena harus..." huft, ucapan Claudia terpotong. Sia-sia Claudia telah memberikan senyum hangat dan tutur kata yang bagus kepada pak Yogi.

"Saya tidak menerima alasan, Claudia!"

"Ada hal yang harus saya selesaikan, pak."

"Saya tidak berbohong!"

"Banyak alasan kamu, Claudia!"

"Dengarkan penjelasan saya dulu, pak"

"Cepat jelaskan alasanmu!"

"Saya harus merapikan seragam saya yang terkena kuah soto pak"

"Apakah kamu memiliki bukti, Claudia. Apakah kamu bisa menjamin bahwa kamu berkata jujur?"

Guru sialan! Sudah tua masih saja hidup, mana suka mempersulit hidup orang lain! Batin Claudia menggerutu.

Akhirnya, Claudia mengeluarkan seragam kotornya tadi yang terkena kuah soto sebagai bukti bahwa ucapan yang dikatakannya adalah benar.

"Duduk!' Titah guru tua itu. Sepanjang pelajaran bukan hanya Claudia saja yang diam-diam menggerutu, namun beberapa siswa maupun siswi lainnya juga ikut menggerutu hanya saja tak berani mengeraskan suaranya.

KLANDESTINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang