KLANDESTIN••04

40 23 4
                                    

Happy Reading!!!

Selama di skors Claudia hanya menemani Bunga dirumah dan sesuai dengan jadwal mengantarkannya ke rumah sakit.

Empat hari yang menyenangkan tanpa suara bising manusia. Biasanya Claudia akan mengajak Bunga untuk berkeliling taman atau mampir ke kafe untuk memesan makanan berdua.

Seperti sekarang, Claudia dan Bunga tengah berada di Kafe Asoka. Ia memesan Chocolate hangat dengan cookies sedangkan Bunga memesan minuman Green Tea dan sandwich.

Setelah berbincang-bincang kecil, pesanan mereka telah tiba diantara oleh waitres "Selamat menikmati!" Waitres tersebut tersenyum dengan ramah dan dibalas senyuman ramah pula oleh Bunga.

"Bunda, suka ga kalau Clau aja ke sini?"

"Bunda selalu suka asal bersama Clau,"

"Kita harus sering-sering quality time, bunda."

Bunga tersenyum haru, ia senang memiliki putri seperti Claudia yang selalu menemaninya.

Bunga menyayangi putri tunggalnya itu. Bunga ingin selalu melihat putrinya tersenyum.

Bunga takut, hidupnya tidak akan lama lagi. Ia belum ingin meninggalkan putrinya seorang diri. Putrinya masih butuh sosok dirinya.

Claudia menyadari tatapan sang bunda, membuat dirinya menghentikan suapannya. Claudia tersenyum manis, "Clau sayang bunda"

"Bunda juga sayang sama Clau."

"Bunda harus sembuh!"

"Claudia harus bahagia!"

Mereka berdua sama-sama tersenyum menghadapi semesta dengan berbagai perkaranya.

Lihatlah dua insan ini, ibu dan anak yang tetap tersenyum kala dunia mereka hancur, kala perkara yang datang tak kunjung usai.

Ibu dan anak yang saling menyayangi dan saling menguatkan. Tidak ada kisah yang paling indah kecuali hubungan ibu dan anak ini. Tolong bahagia lebih lama lagi.

-----KLANDESTIN-----

Di lain tempat dengan waktu yang berbeda terdapat pasangan suami istrinya yang saling berseteru.

"Kamu dari mana? Ini sudah malam! Jangan-jangan...," Dia Anita, seorang istri dari Gunawan menodong jawaban dengan pertanyaan bertubi-tubi dari sang suami yang baru saja tiba di rumah.

"Saya habis menangani pasien yang sedang operasi, Anita."

"Kamu selalu begitu, mas. Pembohong!" Gunawan mengernyitkan dahinya, darimana ia berbohong batinnya.

"Darimana dan kapan saya berbohong kepadamu, Anita."

"Selalu, kamu selalu berbohong."

Gunawan sudah lelah ingin mengistirahatkan tubuhnya tetapi malah ditodong dengan pertanyaan yang memojokkan dirinya.

"Apa yang kamu maksud?"

Anita membuka ponselnya menelusuri satu persatu yang ada. Ia menggulir chat yang tadi ia terima dari seseorang.

Di chat itu terpampang foto Gunawan yang merangkul perempuan lain bukan istrinya. "Jelaskan siapa yang ada difoto itu!"

Gunawan memijit dahinya lelah, kesalahpahaman apa ini dan darimana istrinya mendapatkan foto itu? "Darimana kamu mendapatkan itu? Apakah sudah pasti terpercaya?"

KLANDESTINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang